SEBUAH PERINGATAN UNTUK PARA PERENCANA

Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung,” sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Yakobus 4:13-14

 

Pada dasarnya, tidak ada yang salah dengan perencanaan. John Wesley, seorang penginjil besar, bahkan biasa merencanakan harinya per dua puluh menit, memastikan bahwa sepertiga jam tidak akan berlalu tanpa dia membahas masalah-masalah kerajaan Allah. Namun dalam ayat-ayat ini, Yakobus menyampaikan sebuah peringatan kepada pria dan wanita di setiap generasi yang kecanduan kalender mereka, yang memegang erat-erat ponsel mereka, dan yang hidup dengan kesan jauh di lubuk hati bahwa dunia akan berhenti berputar jika mereka keluar jalur.

 

Inti masalahnya adalah fakta yang sangat kuat ini: bagi kita, masa depan tidak diketahui. Apakah cuaca akan cerah besok? Apakah penerbangan Anda akan tepat waktu? Apakah lalu lintas akan lebih padat dari biasanya dan mengganggu jadwal Anda? Kita dapat merencanakan sebaik mungkin, tetapi pada akhirnya semua rencana terbaik kita mungkin akan berantakan. Memang, hal itu terjadi secara rutin. Mengandalkan masa depan adalah hal yang bodoh ketika ketidaktahuan kita tentang masa depan itu merupakan fakta yang tidak terbantahkan.

 

Menghadapi fakta ini seharusnya memiliki dua efek. Pertama, hal itu seharusnya merendahkan hati kita. Yakobus telah mengingatkan para pembacanya bahwa “Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati” (Yakobus 4:6), dan mengeluarkan seruan yang menantang: “Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu” (ayat 10). Sekarang dia mengingatkan kita bahwa kita seharusnya tidak mengambil untuk diri kita sendiri tempat Allah, kita tidak memegang kendali. Respons kita terhadap gangguan dan kekecewaanlah yang mengungkapkan apakah kita benar-benar telah memahami hal ini. 

 

Kedua, hari esok yang tidak kita ketahui seharusnya membantu kita, karena masa depan disembunyikan dari kita demi kebaikan kita dan demi kemuliaan Allah. Jika kita tahu ada keberhasilan yang menanti kita, kita mungkin akan tidak bisa menahan diri, menyombongkan diri, merasa diri penting. Dengan cara yang sama, kita harus bersyukur bahwa kita tidak hidup dalam kesadaran terus-menerus akan kegagalan dan perjuangan kita di masa depan, ketakutan dan kegagalan, kesedihan dan sakit hati karena keuntungan apa yang akan kita dapatkan? Cuma Allah yang tahu semuanya. Itu sudah cukup.

 

Jadi ingatlah ini: Allah Sang Pencipta telah menetapkan Anda, menciptakan Anda, dan memberi Anda semua kemampuan, penampilan, dan kesempatan. Dia telah mengatur hidup Anda hingga hari ini, dan akan terus melakukannya hingga Dia menyambut Anda pulang. Karena itu, Anda benar-benar dapat bersukacita atas apa yang tidak Anda ketahui. Ada keindahan dalam misteri itu. Ada keajaiban besar dalam mengetahui bahwa Allah mengatur semua hal dan akan mencapai tujuan-Nya di dalam dan untuk Anda, apa pun yang terjadi di hari esok. Perspektif inilah yang akan memampukan Anda untuk melihat rencana Anda untuk hari ini, esok, dan seterusnya, dan berkata dengan rendah hati “Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu” (Yakobus 4:15).

 

Refleksi

Bacalah Ayub 39 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

 

  1. Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  2. Bagaimana saya bisa lebih mengasihi Allah?
  3. Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Yeremia 9–11Matius 22: 1 - 22