Ayat Bacaan: Mazmur 22:2-12, 30-32 

Mazmur 22:2-12

2 Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku. 

3 Allahku, aku berseru-seru pada waktu siang, tetapi Engkau tidak menjawab, dan pada waktu malam, tetapi tidak juga aku tenang. 

4 Padahal Engkaulah Yang Kudus yang bersemayam di atas puji-pujian orang Israel. 

5 Kepada-Mu nenek moyang kami percaya; mereka percaya, dan Engkau meluputkan mereka. 

6 Kepada-Mu mereka berseru-seru, dan mereka terluput; kepada-Mu mereka percaya, dan mereka tidak mendapat malu. 

7 Tetapi aku ini ulat dan bukan orang, cela bagi manusia, dihina oleh orang banyak. 

8 Semua yang melihat aku mengolok-olok aku, mereka mencibirkan bibirnya, menggelengkan kepalanya: 

9 "Ia menyerah kepada TUHAN; biarlah Dia yang meluputkannya, biarlah Dia yang melepaskannya! Bukankah Dia berkenan kepadanya?" 

10 Ya, Engkau yang mengeluarkan aku dari kandungan; Engkau yang membuat aku aman pada dada ibuku. 

11 Kepada-Mu aku diserahkan sejak aku lahir, sejak dalam kandungan ibuku Engkaulah Allahku. 

12 Janganlah jauh dari padaku, sebab kesusahan telah dekat, dan tidak ada yang menolong.

 

Mazmur 22:30-32

30 Ya, kepada-Nya akan sujud menyembah semua orang sombong di bumi, di hadapan-Nya akan berlutut semua orang yang turun ke dalam debu, dan orang yang tidak dapat menyambung hidup. 

31 Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang. 

32 Mereka akan memberitakan keadilan-Nya kepada bangsa yang akan lahir nanti, sebab Ia telah melakukannya.

 

Perenungan:

Mazmur 22 adalah yang pertama dalam rangkaian mazmur yang menggambarkan penderitaan seseorang, yang menggemakan catatan kitab Yesaya tentang hamba Tuhan yang menderita. Ayat pertama dari mazmur ini mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita karena Yesus meneriakkan kata-kata yang persis sama ketika Ia disalibkan. Namun, mazmur ini ditulis oleh Daud yang hidup beberapa generasi sebelumnya. Apapun penderitaan yang dialami oleh Daud, ia sesungguhnya menubuatkan penderitaan penebusan Kristus di kayu salib ribuan tahun kemudian. 

 

Yesus mungkin telah membaca mazmur ini berkali-kali dalam hidupnya selama beribadah di bait Allah. Dia pasti sudah mengingatnya, sehingga kata-kata itu muncul ketika Ia berada di kayu salib. 

 

Mengetahui apa yang akan dihadapi, Yesus bisa saja menghabiskan hidup-Nya dalam ketakutan. Tetapi sebaliknya, seperti Daud yang berpegang teguh pada kebenaran yang diketahuinya, bahwa Allah itu kudus dan dapat diandalkan, Yesus pun meyakini kebenaran ini. Sekalipun Ia harus mengalami keterpisahan dengan Bapa-Nya melalui penderitaan di atas kayu salib. 

 

Mazmur ini ditutup dengan pujian dan catatan kemenangan: “Sebab Ia telah melakukannya.” Yesus tetap setia sampai akhir, menanggung dosa kita, dan mendamaikan kita dengan Allah. Sifat mesianik dari mazmur ini terlihat jelas ketika Daud menyatakan bahwa generasi sebelumnya yang telah mati dan generasi yang akan datang, mereka semua akan tahu bahwa Allah adalah Allah yang menyelamatkan umat-Nya dari penderitaan. Karena Yesus benar-benar ditinggalkan oleh Allah (bagi kita), kita dapat yakin bahwa kita tidak akan pernah ditinggalkan-Nya, sekalipun ketika kita berada di dalam penderitaan.

 

Pertanyaan Reflektif: 

  • Bagaimana saya dapat menerapkan sikap percaya dan memiliki pengharapan kepada Allah bahwa saya tidak akan pernah ditinggalkan sekalipun harus menghadapi kesulitan hidup? 
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya melalui perenungan hari ini? 

 

Doa:

Allah yang Maha Pemurah, dimuliakanlah Engkau karena Yesus memahami dengan seutuhnya arti terpisah dari Engkau, sehingga kami tidak akan pernah mengalami keterpisahan dengan Engkau. Kuatkanlah iman kami untuk memercayai kebenaran ini terutama ketika kami merasa mempunyai alasan untuk meragukannya. Dalam nama Kristus, Amin.