Pembacaan :  Markus 9:30-37

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yohanes 13 - 16

 

Di bumi ini, terjadi peperangan rohani hebat antara dua kerajaan. Dosa menyebabkan kita semua mengangkat diri menjadi raja dan menjadikan hidup kita sebagai tujuan kerajaan kita. Kita semua menempatkan diri kita sebagai penguasa atas kerajaan kita. Kita semua ingin agar keinginan kita terlaksana. Kita semua tahu apa yang kita inginkan, kapan kita menginginkannya, bagaimana kita menginginkannya, di mana kita menginginkannya, dan kepada siapa kita ingin menyampaikannya. Jadi Allah memberi kita kasih karunia-Nya. Apakah anugerah-Nya diberikan untuk memberi Anda apa yang Anda butuhkan untuk menjadi raja bagi diri sendiri? Apakah kasih karunia-Nya diberikan kepada Anda sehingga tujuan kerajaan Anda akan tercapai? Tidak, kasih karunia Allah menurunkan Anda dari kerajaan kecil Anda dan membawa Anda ke kerajaan yang jauh lebih baik daripada yang Anda inginkan untuk diri sendiri. Namun, di kerajaan ini, Anda tidak akan pernah menjadi pusat, ini tidak akan pernah tentang Anda, dan Anda tidak akan pernah memerintah, karena di kerajaan ini, segala sesuatu hanya untuk Allah dan Allah saja.

Dinamika kerajaan-kerajaan yang berkonflik ini ditunjukkan dalam satu momen mengharukan dalam interaksi Yesus dengan murid-murid-Nya:

   

Yesus dan murid-murid-Nya berangkat dari situ dan melewati Galilea, dan Yesus tidak mau hal itu diketahui orang; sebab Ia sedang mengajar murid-murid-Nya. Ia berkata kepada mereka: “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia, dan mereka akan membunuh Dia, dan tiga hari sesudah Ia dibunuh Ia akan bangkit.” Mereka tidak mengerti perkataan itu, namun segan menanyakannya kepada-Nya. Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Kapernaum. Ketika Yesus sudah di rumah, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Apa yang kamu perbincangkan tadi di tengah jalan?” Tetapi mereka diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka. Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” Maka Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka, kemudian Ia memeluk anak itu dan berkata kepada mereka: “Barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku. Dan barangsiapa menyambut Aku, bukan Aku yang disambutnya, tetapi Dia yang mengutus Aku.” (Markus 9:30-37) 

 

Perikop singkat ini menggambarkan konflik antar dua kerajaan yang saya sebutkan di atas. Dengan cara yang paling tajam dan pedih, Yesus berbicara kepada para murid tentang kematian-Nya yang akan datang. Jelas para murid tidak sepenuhnya memahami apa yang Dia katakan, tetapi mereka tidak mengajukan pertanyaan. Tidak ada ekspresi kesedihan atau bahkan kekhawatiran dalam diri mereka. Tidak, mereka dengan cepat beralih ke topik yang benar-benar penting bagi mereka, yang adalah keinginan hati mereka yang sebenarnya. Setelah pengumuman Kristus tentang kematian mengerikan yang akan terjadi kepada-Nya, mereka berdebat tentang siapa yang terbesar. Pada saat itu, kerajaan kecil mereka berkonflik dengan kerajaan kemuliaan dan anugerah Allah. Kedua kerajaan ini juga berkonflik hari ini. Hanya kasih karunia yang dapat membuat kita mengasihi kerajaan Allah lebih dari kerajaan kita sendiri.

 

Tuhan terlalu mengasihi sehingga Dia rela meninggalkan kerajaan kasih karunia-Nya yang mulia demi kerajaan kecil Anda yang mementingkan diri sendiri.