Ayat Bacaan: 2 Samuel 7:1-5, 11-17

1 Ketika raja telah menetap di rumahnya dan Tuhan telah mengaruniakan keamanan kepadanya terhadap semua musuhnya di sekeliling,

2 berkatalah raja kepada nabi Natan: “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut Allah diam di bawah tenda.”

3 Lalu berkatalah Natan kepada raja: “Baik, lakukanlah segala sesuatu yang dikandung hatimu, sebab Tuhan menyertai engkau.”

4 Tetapi pada malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Natan, demikian:

5 “Pergilah, katakanlah kepada hamba-Ku Daud: Beginilah firman Tuhan: Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami?

11 sejak Aku mengangkat hakim-hakim atas umat-Ku Israel. Aku mengaruniakan keamanan kepadamu dari pada semua musuhmu. Juga diberitahukan Tuhan kepadamu: Tuhan akan memberikan keturunan kepadamu.

12 Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya.

13 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.

14 Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Apabila ia melakukan kesalahan, maka Aku akan menghukum dia dengan rotan yang dipakai orang dan dengan pukulan yang diberikan anak-anak manusia.

15 Tetapi kasih setia-Ku tidak akan hilang dari padanya, seperti yang Kuhilangkan dari pada Saul, yang telah Kujauhkan dari hadapanmu.

16 Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.”

17 Tepat seperti perkataan ini dan tepat seperti penglihatan ini Natan berbicara kepada Daud.

 

Perenungan:

Raja Daud, yang akhirnya menetap di rumah yang terbuat dari kayu aras, ia merindukan adanya sebuah rumah untuk menyimpan tabut Allah. Namun, pesan Tuhan yang disampaikan melalui nabi Natan, memberi tahu Daud bahwa bukan Daud yang akan membangun bait Allah, tetapi Tuhan sendiri yang akan menetapkan suatu keturunan dari keluarga Daud, yang akan mencapai puncaknya pada pribadi yang “akan memerintah di atas takhta selamanya.”

 

Jelas bahwa Tuhan tidak hanya memberikan janji untuk menjamin kelangsungan keturunan Daud sebagai peringatan saja. Namun, Tuhan menjanjikan kelahiran Putra-Nya yang akan datang dari keturunan Daud, yang akan memikul dosa dan kesalahan kita.

 

Sungguh ajaib Tuhan kita! Sekalipun, kita mengupayakan yang terbaik untuk menghormati-Nya, tetapi Tuhan justru memiliki rencana yang jauh lebih baik daripada apa yang kita pikirkan, di mana Dia dimuliakan dengan menjadi Raja sekaligus Penebus kita.

 

Puji Tuhan! Tuhan mengenal hati kita. Dia membuat rencana dan doa kita jauh melampaui apa yang kita pikirkan dan bayangkan. Teruslah berdoa dan tetaplah berharap bahwa Tuhan dapat melakukan segala sesuatu yang jauh lebih besar daripada apa yang kita bayangkan.

 

Pertanyaan reflektif:

  • Bagaimana supaya saya dapat senantiasa berjalan dalam rencana dan kehendak Allah pada hidup saya?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya melalui perenungan hari ini?

 

Doa:

Ya Tuhan, Engkau perkasa dan setia. Biarlah kebenaran dan keadilan-Mu, kasih dan setia-Mu beserta saya. Mampukan saya untuk berjalan dalam terang kebenaran-Mu setiap hari. Ingatkanlah saya akan kesetiaan-Mu, yang telah dinyatakan melalui karya salib-Mu. Dalam Nama Kristus, Amin.