Ayat Bacaan: Mazmur 110:1-7

1 Mazmur Daud. 

Demikianlah firman Tuhan kepada tuanku: 

    “Duduklah di sebelah kanan-Ku, 

sampai Kubuat musuh-musuhmu 

    menjadi tumpuan kakimu.” 

2 Tongkat kekuatanmu akan diulurkan Tuhan dari Sion:

    memerintahlah di antara musuhmu! 

3 Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri untuk maju 

    dengan berhiaskan kekudusan; 

dari kandungan fajar 

    tampil bagimu keremajaanmu seperti embun. 

4 Tuhan telah bersumpah, 

    dan Ia tidak akan menyesal: 

“Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, 

    menurut Melkisedek.” 

5 Tuhan ada di sebelah kananmu; 

    Ia meremukkan raja-raja pada hari murka-Nya, 

6 Ia menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; 

    Ia meremukkan orang-orang yang menjadi kepala di negeri luas. 

7 Dari sungai di tepi jalan ia minum, 

    oleh sebab itu ia mengangkat kepala.

 

Perenungan:

Banyak pandangan yang bermunculan tentang siapa Yesus itu. Ada yang menganggap-Nya sebagai guru bijak, dan juga sebagai teladan yang baik. Namun, bagian ini, yang juga sering dikutip dalam Perjanjian Baru, menggambarkan dua dari peran Yesus, yaitu sebagai imam dan raja.

 

Sang Raja yang digambarkan di dalam Mazmur 110 adalah Raja yang tidak tertandingi. Dia duduk di sebelah kanan Allah dan memiliki otoritas tertinggi. Kemenangan atas musuh-musuh-Nya telah dijamin bagi-Nya, dan Dia memerintah umat-Nya sehingga mereka dapat dengan bebas mengikuti-Nya. Ia menaklukkan dan mengadili raja-raja, bangsa-bangsa yang menentang-Nya. Dia dimuliakan dan pasti menang atas setiap musuh-musuh-Nya. 

 

Ketika Yesus bangkit dari kematian dan naik ke surga, Dia kembali duduk di sebelah kanan Bapa-Nya. Kebangkitan-Nya menunjukkan status-Nya sebagai Anak Allah dan menyatakan diri-Nya sebagai Raja yang berdaulat atas seluruh ciptaan. Dia mengalahkan dosa dan kematian, dan sekarang memerintah sebagai Raja. Artinya, Yesus memiliki kekuasaan dan otoritas untuk menjaga kita dari segala yang jahat, dan Dia layak menerima pengabdian kita sepenuhnya.

 

Mazmur ini juga mengungkapkan bahwa Yesus adalah Imam Besar. Para imam biasanya mempersembahkan kurban dan berdoa bagi umat. Tetapi Yesus, sebagai imam menurut peraturan Melkisedek, Ia lebih besar dari semua imam lainnya, telah mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagai kurban yang sempurna bagi dosa kita. Dia terus menjadi perantara bagi kita, mengenakan kita dengan jubah kekudusan sehingga kita dapat datang mendekat kepada Allah melalui-Nya.

 

Pertanyaan Reflektif

  • Bagaimana saya memandang Yesus saat ini? Apakah saya memandang Dia hanya sebagai teladan moral? Ataukah saya sudah menyadari bahwa Yesus bukan saja teladan tetapi Dia Pribadi yang telah menyelamatkan serta mendampingi saya setiap saat?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya melalui perenungan hari ini?

 

Doa:

Bapa, terima kasih karena Engkau telah membangkitkan Yesus dari kematian dan mendudukkan-Nya di sebelah kanan-Mu, jauh melampaui segala pemerintahan dan kekuasaan di atas segala nama yang ada, bukan hanya pada zaman ini, melainkan juga pada zaman yang akan datang. Mampukanlah saya untuk percaya kepada-Nya setiap hari sebagai Imam Besar dan Raja saya. Dalam nama Kristus, Amin.