Ayat bacaan: Yesaya 55:1-7 (TB)

1. Ayo, hai semua orang yang haus,   marilah dan minumlah air,   dan hai orang yang tidak mempunyai uang, marilah! Terimalah gandum tanpa uang pembeli   dan makanlah, juga anggur dan susu   tanpa bayaran! 

 2. Mengapakah kamu belanjakan uang untuk sesuatu yang bukan roti, dan upah jerih payahmu untuk sesuatu yang tidak mengenyangkan?   Dengarkanlah Aku maka kamu akan memakan yang baik   dan kamu akan menikmati sajian yang paling lezat.   

3. Sendengkanlah telingamu dan datanglah kepada-Ku; dengarkanlah,  maka kamu akan hidup!   Aku hendak mengikat perjanjian   abadi dengan kamu, menurut kasih setia   yang teguh yang Kujanjikan kepada Daud.  

4. Sesungguhnya, Aku telah menetapkan dia menjadi saksi   bagi bangsa-bangsa, menjadi seorang raja dan pemerintah   bagi suku-suku bangsa; 

5. sesungguhnya, engkau akan memanggil bangsa   yang tidak kaukenal, dan bangsa yang tidak mengenal engkau akan berlari kepadamu,   oleh karena TUHAN, Allahmu, dan karena Yang Mahakudus,   Allah Israel, yang mengagungkan   engkau. 

6. Carilah   TUHAN   selama Ia berkenan ditemui;   berserulah   kepada-Nya selama Ia dekat! 

7. Baiklah orang fasik meninggalkan   jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya;   baiklah ia kembali   kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya,   dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan   dengan limpahnya.

 

Perenungan:

Pada bagian ini, Yang Kudus dari Israel berfirman melalui Yesaya, yang berseru kepada umat-Nya agar kembali kepada sumber kehidupan yang sejati. Inilah panggilan yang tegas untuk datang kepada sumber air kehidupan yang abadi. Ayat 2 dan 3 memperjelas bahwa air ini adalah firman Tuhan. Undangan-Nya adalah untuk meminum air itu, yaitu untuk menerima Firman, bersukacita di dalamnya, dan mendengarkannya. Frasa “Dengarkanlah dengan  kesungguhan” (ayat 2) adalah sebuah seruan untuk memberi perhatian secara penuh, yang tidak terbagi dan berkelanjutan. Pada akhirnya, kalimat itu dimaksudkan untuk menyelamatkan mereka (ayat 3), mengubah mereka (ayat 7), dan menjadikan mereka berkat bagi seluruh bangsa (ayat 5). Mereka dipanggil ke dalam anugerah kesatuan dengan Allah mereka yang penuh belas kasihan (ayat 7). Namun mereka tidak mau mendengarkan-Nya (6:9).

Masa Prapaskah adalah saat bagi kita untuk mengakui kecenderungan yang sama yang ditunjukkan oleh umat pada waktu itu. Karena secara sadar atau tidak sadar, kita cenderung mengabaikan firman Tuhan, dan pada akhirnya kita mengabaikan pribadi Tuhan sendiri. Jika kita cukup lama menjauh dari firman Tuhan, maka timbullah semacam amnesia rohani, di mana kita melupakan rasa yang lebih manis dari madu tetesan dari sarang lebah (Mazmur 19:10). Masa Prapaskah adalah sebuah undangan untuk melihat Kristus sebagaimana perempuan samaria di sumur datang menemui-Nya — sebagai kepuasan yang murni dan tak terbatas bagi jiwa yang haus. Ini adalah undangan bagi kita untuk kembali ke sumur itu dan minum. Barangsiapa meminum air yang Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus lagi. Air yang Kuberikan kepadanya akan menjadi sumber air yang memancar sampai kepada hidup yang kekal (Yohanes 4:14).

Pertanyaan Reflektif:

  • Hal apa di dalam hidup ini yang terkadang membuat saya lupa akan firman-Nya dan juga lupa kepada pribadi-Nya? 
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya melalui perenungan hari ini?

 

Doa:

Ya Tuhan yang Maha Pemurah, dengan kasih dan anugerah Engkau memanggil saya. Tolonglah saya untuk mendengar suara-Mu, untuk kembali kepada-Mu. Singkapkan mata hati saya melalui kebenaran firman-Mu.  Biarlah Engkau saja yang menjadi sumber kepuasan dalam hidup saya. Bangkitkan dalam diri saya harapan baru, karena setiap orang yang menaruh kepercayaan kepada-Mu tidak akan pernah mendapat malu. Dalam nama Kristus, Amin.