SUMMARY 3 NOVEMBER 2024
VOLUME 1 UNIT 2 SESI 2
JUDUL : Abraham & Ishak – Kejadian 22
PEMBICARA : KAK MARIA & KAK PETRA
Minggu ini, anak-anak belajar bahwa Allah menggenapi janji-Nya untuk memberikan Abraham dan Sara seorang anak dan mereka menamainya Ishak. Ishak adalah anak yang dipilih oleh Allah untuk meneruskan garis keluarga – untuk mengikuti Allah, memimpin keluarga, dan mengajar generasi berikutnya untuk mengikuti Allah juga. Ketika Abraham sudah berumur 100 tahun lebih, Allah menguji Abraham. Allah menyuruhnya mengorbankan Ishak di sebuah gunung. Bagaimana bisa? Abraham menunggu anak ini lama sekali!
Namun, Abraham taat. Dia bangun pagi-pagi sekali keesokan harinya dan berangkat. Dia tidak menunggu kalau-kalau Allah akan mengubah pikiran-Nya, dia memasang pelana keledainya, mengambil kayu, mengajak dua hamba dan anaknya dan pergi ke tempat yang Allah perintahkan.
Saat Ishak berjalan dengan ayahnya, dia memperhatikan ada sesuatu yang kurang.
Mereka punya kayu dan api, tetapi “Di mana anak dombanya?” Tanya Ishak. Abraham menjawab Allah sendiri yang akan menyediakan. Abraham punya iman yang luar biasa bahwa Allah mampu melakukan apa saja. Sebelum naik ke gunung, Abraham berkata kepada hamba-hambanya, “Tinggallah kamu di sini... kami akan kembali kepadamu” (Kej. 22:5). Ibrani 11:19 juga memberitahu kita apa yang ada dalam pikiran Abraham: “Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati.” Allah memang menyediakan. Dia menyediakan domba jantan sebagai ganti Ishak. Setelah apa yang bisa kita sebut sebagai penyembahan, Abraham dan Ishak pulang.
Dalam Perjanjian Baru, lewat Yohanes Pembaptis, Allah memberikan jawaban final bagi pertanyaan Ishak, “Di manakah anak dombanya?” “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (Yohanes 1:29).
Abraham menunjukkan kasihnya kepada Allah dengan rela mengorbankan anaknya Ishak. Inilah cara Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita: Dia mengutus Anak-Nya, Yesus, untuk mati di kayu salib sehingga kita bisa punya hidup kekal lewat Dia. Dia yang adalah korban yang menggantikan kita sehingga kita bisa hidup.
POIN AWAL BAGI KELUARGA
○ Mengapa kita bisa percaya Allah? Kita bisa percaya Allah karena Dia setia dan melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan-Nya dan kebaikan kita. Abraham percaya Allah bahkan ketika dia tidak mengerti rencana Allah.
AYAT KUNCI UNIT
Galatia 3:29
Jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah..