PEMBACAAN : Wahyu 2:8-11, 3:1-3, 3:14-19
Kalau dunia saat ini sedang mengalami masa-masa yang sulit maka kita tidak perlu heran sebab itu sudah dinubuatkan 2000 tahun yang lalu serta Para Rasul juga sudah menuliskannya (2 Timotius 3:1). Yang perlu kita heran adalah kalau dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa dan mengalami kehancuran serta menuju kebinasaan namun kita masih mengalami pemeliharaan dan anugerah Tuhan. Jadi penderitaan, kesukaran dan penderitaan di dalam dunia yang sudah jatuh dalam kutuk dosa adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Kita sudah belajar pada beberapa minggu yang lalu bagaimana penderitaan, kesukaran dan penganiayaan membawa kita pada self righteousness yang mendorong kita pada legalisme atau antinomianisme. Penderitaan, kesukaran dan penganiayaan juga membawa kita pada ketakutan yang mendorong kita kearah menarik diri (isolasi) atau serupa dengan dunia (kompromi). Dan penderitaan, kesukaran dan penganiayaan juga dapat membawa kita pada keletihan, keputusasaan dan kekecewaan yang dapat mematahkan semangat kita, sebab kita mungkin melihat bagaimana orang-orang yang menentang Allah kelihatannya hidupnya semakin naik, makmur dan dalam posisi yang menekan. Dan kalau kita melihat kenyataan tersebut dan lupa akan esensi Injil maka itu dapat membuat kita mengalami keletihan, keputusasaan dan kekecewaan. Namun melalui pembahasan kita tentang Jemaat di Smirna, Sardis dan Laodikia maka kita akan belajar tentang bagaimana Injil itu berbalik bahkan berlawanan dengan nilai-nilai dunia ini serta bagaimana Injil itu memperbaharui hidup kita.
1. JEMAAT DI SMIRNA
Wahyu 2:8-11
8 “Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Smirna:
Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir, yang telah mati dan hidup kembali: 9Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. 10Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
11 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua.”
Yesus tidak memiliki kritik terhadap gereja di Smirna bahkan berempati kepada mereka dan menyemangati jemaat di Smirna atas kesusahan dan kemiskinan dimana mereka juga difitnah, dipenjara bahkan ada sampai ada yang mengalami kematian. Apa yang kita bisa pelajari dari semua ini? Surat ini yaitu kitab Wahyu dan seluruh keberadaan Alkitab serta Injil Yesus Kristus melalui FirmanNya yang kekal itu cukup dan mampu memberi kita apapun yang kita butuhkan untuk menghadapi segala macam penderitaan. Kalau kita belajar sejarah para martir maka mereka selalu mengutip kata-kata Yesus atau perkataan Para Rasul dan salah satunya adalah seorang yang bernama Polikarpus yaitu seorang Bishop atau Uskup di Smirna.
Dikisahkan pada waktu itu karena orang-orang Kristen menolak menyembah kaisar dan dewa-dewa Romawi, tetapi memuja Kristus secara sembunyi-sembunyi di rumah mereka masing-masing, mereka dianggap orang kafir. Orang-orang Smyrna memburu orang-orang Kristen
Waktu pasukan datang dengan senjata lengkap untuk menangkap uskup itu. Meskipun ada kesempatan lari, Polikarpus memilih tinggal di tempat, dengan tekad, "Kehendak Allah pasti terjadi." Di luar dugaan, ia menerima mereka seperti tamu, memberi mereka makan dan meminta izin selama satu jam untuk berdoa. Ia berdoa dua jam lamanya. Beberapa penangkap merasa sedih menangkap orang tua yang hegitu baik. Dalam perjalanannya kembali ke Smyrna, kepala prajurit yang memimpin pasukan itu berkata, "Apa salahnya menyebut Tuhan Kaisar dan mempersembahkan bakaran kemenyan?" Dengan tenang Polikarpus mengatakan bahwa ia tidak akan melakukannya. Gubernur Romawi yang mengadilinya berusaha mencarikan jalan keluar untuk membebaskan uskup tua itu. "Hormatilah usiamu, Pak Tua," seru gubernur Romawi itu. "Bersumpahlah demi berkat Kaisar. Gubernur Romawi itu berusaha lagi: "Angkatlah sumpah dan saya akan membebaskanmu. Hujatlah Kristus!" Polikarpus pun berdiri dengan tegar. Ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, "Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Kristus selalu setia. Bagaimana mungkin aku dapat menghujat Raja ku dan [Kristusku] yang telah menyelamatkanku?" Ketika ia diancam akan dibakar, Polikarpus menjawab, "Apimu akan membakar hanya satu jam lamanya, kemudian akan padam, namun api penghakiman neraka yang akan datang adalah abadi.” Akhirnya dia diikat dan dibakar namun tubuhnya tidak terbakar dan kemudian Polikarpus menjadi martir di tikam oleh pedang dari seorang Algojo. Ini sudah terbukti dari sejarah Gereja yang mengalami tekanan, penganiayaan, kesukaran dan penderitaan maka mereka selalu dikuatkan oleh Kuasa Roh Kudus dan melalui Kuasa Injil Kristus. Roh Kudus selalu berbicara melalui Firman Tuhan yang mengingatkan kita akan karya penebusan Kristus yang jauh lebih Indah dan memberikan pengharapan dari semua kesukaran dan penderitaan yang dialami oleh bapa-bapa gereja dan para rasul.
2. JEMAAT DI SARDIS
Wahyu 3:1-3
1“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis:
Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! 2Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-Ku. 3 Karena itu ingatlah, bagaimana engkau telah menerima dan mendengarnya; turutilah itu dan bertobatlah! Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu pada waktu manakah Aku tiba-tiba datang kepadamu.
Di sini Yesus menegur Jemaat di Sardis dengan keras dimana mereka terlihat hidup dengan banyak pelayanan dan aktifitas namun sebenarnya kosong dan mati. John Stott dalam bukunya “ What Christ Thinks of The Church “ mengatakan “ untuk jemaat Di Sardis yang mereka butuhkan adalah Bobot Rohani (Realita Spiritualitas) di balik semua program dan kesibukan Gerejanya. Mereka sangat aktif tetapi apa yang mereka kerjakan Mati dan apa yang dilakukan hanya untuk menyenangkan manusia!!” Dari sini maka kita dapat simpulkan bahwa “ Jangan salah artikan karisma, talenta, karunia Rohani, kepemimpinan, pertumbuhan gereja dan pelayanan yang efektif dengan buah roh dan keserupaan dengan Kristus (Matius 7:22-23)
Dr Tim Keller pernah menceritakan tentang seorang temannya yang juga adalah Hamba Tuhan yang memiliki pelayanan yang luar biasa dan memiliki talenta yang sangat luar biasa di dalam berkotbah tetapi hidupnya banyak melakukan perselingkuhan dan immoral secara sexual dan dalam konselingnya dengan Dr Keller orang ini menceritakan bahwa dia merasa sangat bersalah dan merasa sangat tertuduh serta minta ampun dan berjanji dalam doanya bahwa setelah berkotbah hari minggu dia akan memutuskan semua hubungannya dengan wanita-wanita itu. Karena doanya semacam itu maka ada dia membuka sedikit ruang untuk menghilangkan rasa bersalahnya dan mulai menyiapkan kotbahnya dengan baik. Karena dia adalah orang yang pintar, bertalenta dan berkarisma maka setelah berkotbah banyak orang yang tersentuh hatinya dan bertobat. Dan setelah selesai berkotbah hamba Tuhan ini berpikir bahwa ternyata hidupnya tidak terlalu buruk dari yang dia pikirkan sebelumnya sehingga besoknya dia tidak jadi memutuskan hubungannya dengan wanita-wanita itu. Dan itu berlangsung selama bertahun-tahun sampai akhirnya pelayanannya benar-benar hancur lebur. Orang semacam ini adalah seperti orang Yahudi yang disampaikan Yesus dalam Matius 7: 22 – 23 ;
Matius 7:22-23
22Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga? 23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Kita bisa melakukan banyak pelayanan tetapi itu semua akan percuma kalau kebenaran Injil itu akhirnya tidak mengubah dan menjamah kita secara pribadi. Kita yakin bahwa Hamba Tuhan itu tidak pernah merasakan kasih Tuhan. Dia tidak peduli terhadap kekudusan Tuhan bahkan tidak memiliki hubungan pribadi dengan Yesus Kristus. Itulah sebabnya Yesus berseru kepada Jemaat di Sardis supaya bangun dan bertobat sebab sekalipun mereka kelihatannya hidup namun sebenarnya mati.
3. JEMAAT DI LAODIKIAN
Wahyu 3:14-19
14“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Laodikia:
Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar, permulaan dari ciptaan Allah: 15Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! 16Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. 17Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang, 18maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat. 19 Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
Yesus juga menegur keras Jemaat di Laodikia dimana mereka adalah jemaat yang suam-suam kuku dan berpikir bahwa mereka kaya tetapi sebenarnya mereka malang, miskin, buta dan telanjang. Kalau orang itu suam-suam kuku maka dia belum benar-benar mengenal Yesus. Sebab kalau kita benar-benar tahu siapakah Yesus itu dan mendengar semua yang dikatakanNya maka kita akan berada dalam tiga katagori berikut yaitu: Pertama, kita akan menolak dan membenci Dia, kita pikir dia penghujat dan akan membunuh Dia. Kedua., kita berpikir bahwa dia orang gila, pembohong besar dan kita meninggalkan Dia. Ketiga, kita merasakan kasihnya anugerahnya dan kita akan tunduk, memberikan diri dan menyembah Dia. Jadi kalau kita ini biasa-biasa maka jangan-jangan kita belum mengenal Yesus secara sungguh-sungguh. Orang yang suam-suam kuku adalah orang yang hanya menjadikan Yesus sebagai alat dan sarana yang memperlakukan Tuhan seperti jongos pribadinya dan yang tidak sadar akan kebesaran Tuhan dan tidak sadar betapa kecilnya dia.
Mungkin ada yang berpikir kalau begitu kita harus menjadi orang yang fanatik yang identik dengan kejam dan kasar. Sebenarnya kalau seperti itu bukanlah fanatik yang sesungguhnya karena mungkin mereka fanatik terhadap kebenaran tetapi tidak fanatik terhadap kasih Kristus dimana Kristus itu adalah penuh kasih karunia dan kebenaran. Mereka juga sebenarnya memiliki versi Yesus yang salah karena Yesus yang sejati juga meskipun penuh dengan kebenaran tetapi lembut, pengasih dan penuh dengan kasih karunia.
Kalau kita perhatikan secara keseluruhan dari ketiga surat ini maka ketiga surat kepada jemaat ini penuh dengan prinsip keterbalikan (Gospel Reversal) yaitu :
Prinsip keterbalikan (Gospel Reversal) adalah tema Alkitab dan prinsip Injil dimana kita bisa melihat di mana-mana .
1 Kor 1: 27-29
27Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 28dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, 29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.
Dalam prinsip keterbalikan (Gospel Reversal) maka yang tinggi akan direndahkan dan yang rendah akan ditinggikan. Dan kalau kita perhatikan kotbah-kotbah Yesus maka semua seperti itu, sebagai contoh kotbah Yesus di bukit:
Lukas 6: 20- 26
20Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang MISKIN, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 21Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini LAPAR, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini MENANGIS, karena kamu akan tertawa. 22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang MEMBENCI KAMU, dan jika mereka MENGUCILKAN KAMU, dan MENCELA KAMU serta MENOLAK NAMAMU sebagai sesuatu yang jahat. 23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;
Kalau kita perhatikan kata miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak maka bukankah ini justru yang kita hindari tetapi oleh Yesus dikatakan berbahagialah, bersukacitalah dan bergembiralah.
24Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu (POWER – KEKUASAAN) kamu telah memperoleh penghiburanmu. 25Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang (COMFORT – KENYAMANAN), karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa (SUCCESS –KESUKSESAN), karena kamu akan berdukacita dan menangis. 26Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu (RECOGNITION – POPULARITAS); karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Sebaliknya di ayat ini dikatakan yang kaya, yang kenyang, yang tertawa dan yang semua orang memuji kita dimana sebenarnya inilah yang kita cari, tetapi Yesus mengatakan celakalah mereka itu. Bukan berarti Tuhan tidak senang dengan semua itu, tetapi maksudnya kalau hidup kita dilandaskan pada semua itu maka kita akan celaka. Dari sini maka dapat kita simpulkan bahwa : “ Hal yang dunia pikir adalah berkat namun jika diterima tanpa Tuhan justru menjadi kutukan. Dan hal yang dunia pikir adalah kutukan tetapi jika diterima di dalam Tuhan justru menjadi berkat.”
Sebagai contoh : orang yang sangat bermegah akan kecantikan, ketampanan atau fisiknya maka dia akan sangat hancur saat dia mulai menjadi tua dan tubuhnya menjadi lemah dan sakit. Kalau kekayaan dan uang yang dikejar serta itu menjadi identitasnya maka dia akan selalu kuatirr dan dia akan selalu mencari keuntungan terus sehingga akhirnya menjadi workaholic bahkan rela kehilangan hubungannya, persahabatannya dan keluarganya demi kekayaan.
Tuhan Yesus pernah menceritakan kisah tentang Lazarus dan orang kaya. Ada artikel yang mengatakan kalau kita membangun hidup kita atas kekayaan seperti orang kaya dalam cerita itu dan itu menjadi identitas dan kebanggaan kita, maka hanya itu yang kita punya serta kita akan hidup dalam berbagai duka dan jerat kesusahan untuk mempertahankan kekayaan kita atau memperolehnya lebih lagi. Dan di penghujung hidup kita maka kita akan sadar bahwa semuanya itu sia-sia. Dan itulah disebut neraka yaitu membangun sesuatu atau membangun hidup tanpa Tuhan. Itulah hal yang dunia pikir adalah berkat namun jika diterima tanpa Tuhan justru menjadi kutukan.
Sebaliknya yang miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak justru itu yang dikatakan berbahagia. Inilah hal yang dunia pikir adalah kutukan tetapi jika diterima di dalam Tuhan justru menjadi berkat. Namun itu bukan berarti kita harus mencari penderitaan supaya dapat berkat, tetapi ketika kita memiliki berkat dan hal-hal yang baik serta kita sadar bahwa hidup kita milik Tuhan maka kita bisa mensyukuri hal-hal baik itu karena kita sadar bahwa hal-hal baik itu adalah anugerah Tuhan dan bukan milik kita. Hidup kita tidak dilandaskan atas hal-hal yang baik itu serta identitas kita tidak dilandaskan atas hal-hal yang fana tersebut dan kita bisa hidup bahagia dan sukacita tanpa hal-hal tersebut. Itulah yang disebut dengan kemerdekaan yang sejati.
CS Lewis berkata “ Kita adalah makhluk plin plan, bermain-main dengan kebambukan dan, seks, dan ambisi ketika Sukacita Kekal yang sebenarnya ditawarkan kepada kita, seperti anak bodoh yang ingin main terus di kubangan lumpur di perkampungan kumuh karena dia tidak dapat membayangkan apa yang dimaksud dengan sebuah tawaran liburan di laut yang indah. Kita terlalu mudah puas. ”
Ketika kita hanya memiliki hal-hal yang baik saja tanpa Tuhan maka kita akan merasa puas dengan kefanaan itu dan itu akan menjadi satu-satunya tempat kita berlindung dan beristirahat serta berharap maka itu hanya kesia-siaan. Tetapi saat ada hal-hal yang buruk yang terjadi namun kita melandaskan hidup kita pada Tuhan maka kita bisa tetap berbahagia. Bukan berarti karena kita suka penderitaan atau Tuhan suka kita menderita. Tuhan tidak mau sebenarnya kita menderita buktinya Dia akan memulihkan segala-galanya nanti di langit baru dan bumi baru bahkan di kitab Wahyu dikatakan bahwa Dia akan menghapus semua air mata kita. Tetapi karena kita masih hidup di dalam dunia yang masih dalam keadaan jatuh karena dosa maka Tuhan ingin supaya kita tidak bermegah dan berharap pada hal-hal yang menuju pada kebinasaan tetapi hanya berharap kepada Tuhan. Mengapa kita masih mampu bahagia yaitu bukan karena penderitaannya tetapi karena kita memiliki hal yang terbaik dan terindah yaitu kasihNya, kemuliaanNya dan keindahanNya serta tidak sekalipun Dia akan meninggalkan kita. Kita memiliki kasih karunia Tuhan, belas kasihan Tuhan dan kasih Tuhan yang menebus kita dan menyelamatkan kita.
Keterbalikan Injil yaitu yang tinggi akan direndahkan dan yang rendah akan ditinggikan adalah benar-benar menjadi tema Alkitab. Kita dapat melihat banyak contoh dalam Alkitab dari kitab Kejadian sampai Wahyu misalnya:
- Tuhan berkenan kepada Habel dan bukan kepada Kain
- Tuhan memilih Yakub bukan Esau
- Tuhan memakai Yusuf dan bukan saudara-saudaranya
- Tuhan memilih Yehuda yang paling brengsek dan bukan Yusuf untuk mendapat hak kesulungan
- Tuhan Memilih Daud dan bukan kakak-kakaknya yang perkasa dan jago perang
Yang terdahulu akan menjadi yang terkemudian dan yang mau menjadi yang terbesar biarlah dia melayani. Inilah sistem Injil yaitu sistem kerajaan Sorga itu terbalik dengan sistem dunia!
Contoh lainnya bagaimana Tuhan memperlakukan wanita di Alkitab dimana kalau dunia mengagungkan wanita yang cantik dan subur tetapi Tuhan memilih Sara yang tua bukan Hagar yang muda. Tuhan memilih Lea yang matanya juling dan bukan Rahel yang parasnya cantik. Tuhan memilih Hana yang mandul untuk menadi ibu Samuel. Tuhan memilih Elizabeth yang susah punya anak untuk menjadi ibu Yohanes pembaptis.
Lihatlah silsilah Yesus dimana silsilah di jaman itu adalah suatu kebanggaan sehingga kalau ada hal yang memalukan dan tidak terlalu pantas untuk dipamerkan maka biasanya dihapus. Tetapi ketika kita melihat silsilah Yesus maka ada banyak hal yang janggal yaitu ada 4 nama wanita dimana jaman itu wanita tidak pernah dimasukkan di dalam silsilah. Selain itu wanita-wanita ini adalah wanita yang memiliki reputasi yang kurang baik, yang tidak diinginkan dan diusir secara sosial yaitu Tamar (diperkosa), Rahab (pelacur), Ruth (bukan orang yahudi), Bethseeba (perselingkuhan) dan Maria (belum nikah udah hamil duluan). Tuhan dengan sengaja memilih dan mengangkat orang yang ditolak, disingkirkan dan tidak diinginkan serta orang bodoh menurut dunia untuk mempermalukan dunia!
BAGAIMANA KITA MENGALAMI GOSPEL RENEWAL?
Lukas 6: 20- 23
20Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang MISKIN, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 21Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini LAPAR, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini MENANGIS, karena kamu akan tertawa. 22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang MEMBENCI KAMU, dan jika mereka MENGUCILKAN KAMU, dan MENCELA KAMU serta MENOLAK NAMAMU sebagai sesuatu yang jahat. 23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga;
Kalau kita perhatikan kata miskin, lapar, menangis, dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak maka itulah yang Yesus alami dan yang Dia lakukan untuk kita.
2 Korintus 8:9
9Kamu sudah mengenal anugerah Tuhan kita Yesus Kristus. Kamu tahu bahwa Kristus sangat kaya, tetapi karena kamu Ia telah menjadi miskin. Kristus telah melakukan hal itu sehingga kamu dapat menjadi kaya karena kemiskinan-Nya.
Ayat ini banyak disalah artikan dengan theologi kemakmuran padahal sesungguhnya sedang berbicara tentang karya penebusan Kristus. Dia yang kaya menjadi miskin supaya kita yang miskin menjadi kaya. Dia yang kuat menjadi lemah supaya kita yang lemah menjadi kuat. Dia yang tidak mengenal dosa menjadi dosa supaya kita yang berdosa menjadi kebenaran Allah di dalam Kristus. Kita ini tidak berharga tetapi Tuhan yang sangat berharga rela membayar harga supaya kita yang tidak berharga menjadi sangat berharga.
Kita akan mengalami Gospel Renewal yaitu saat kita memandang Kristus oleh kuasa Roh Kudus, bukan lagi sebagai contoh tetapi sebagai korban pengganti dimana Dia menggantikan apa yang seharusnya kita alami.
Meskipun kita ditolak maka kita tetap baik-baik saja sebab Yesus sudah menggantikan penolakan Allah yang tertinggi terhadap orang berdosa. Yesus ditolak supaya kita diterima. Meskipun kita menderita namun kita tidak mengeluh karena Allah Bapa menimpakan penderitaan yang tersadis kepada Allah anak untuk menggantikan kita supaya kita diselamatkan. Yesus yang menjadi terdakwa supaya kita menjadi orang bebas. Dan Yesus yang menjadi sangat miskin supaya kita menjadi ahli waris kerajaan sorga. Charles Spurgeon berkata “ Kita berdiri di hadapan Allah seolah-olah kita adalah Kristus karena Kristus telah berdiri di hadapan Allah seolah-olah Dia adalah kita.”
Amin, SoliDeoGloria.