Looking Back & Going Forward

EXODUS  2  WEEK 1 “ LOOKING BACK AND GOING FORWARD “ 

Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

 

Pembacaan : Keluaran 3:14-15; 19:4-6
 

Kitab Keluaran adalah kitab tentang kisah Tuhan. Kitab Keluaran akan membantu kita mengubah cara pandang kita untuk menggunakan lensa Alkitabiah yaitu cara pandang Tuhan terhadap hidup kita dan bukan dengan cara pandang kita sendiri. Pemahaman yang benar  tentang siapa Tuhan itu akan membentuk dan mempengaruhi setiap aspek kehidupan kita, cara kita berpikir, mengambil keputusan, bersikap, menangani stres, menangani kecemasan dan cara menangani pergumulan kita.

Mengapa kita tidak membahas mengenai iman, pergumulan atau cara memiliki hidup sukses. Melalui Kitab Keluaran akan membantu kita memahami semua itu dan memberi kita pandangan tentang Allah yang lebih besar dari pada  sekedar cara-cara dan langkah-langkah. Pandangan yang benar terhadap Tuhan dapat melampaui semua masalah kita dan memberi kita kepercayaan yang benar kepada Allah yang Alkitabiah.

Melalui  tema “ Looking Back and Going Forward ini “ kita akan melihat apa yang sudah Tuhan lakukan dan menatap ke depan dengan suatu pengharapan sehingga kita tidak terhilang dalam segala masalah yang ada di dunia yang penuh kegelapan ini. Ada dua hal yang selalu diulang dalam pembahasan Kitab keluaran ini yaitu pertama, Tuhan sedang mengerjakan rencana yang indah. Dan yang kedua adalah bahwa rencana Allah yang dibangun atas janji-janjinya sering kali tidak terjadi seperti yang kita bayangkan.  Dan kita juga akan memahani bahwa keadaan baik bukan berarti adanya kehadiran  dan penyertaan Tuhan demikian juga keadaan buruk bukan berarti tidak adanya kehadiran dan penyertaan Tuhan. 

Namun yang menyedihkan saat ini adalah dimana teologi kemakmuran atau teologi mujizat sedang menyesatkan banyak gereja. Kalau kita berpikir bahwa keadaan yang enak artinya Tuhan menyertai kita atau keadaan yang buruk maka Tuhan tidak lagi menyertai kita maka cara pandang yang seperti ini akan membuat kita bingung karena logika itu bukan cara pandang yang alkitabiah. Cara pandang kita yang sesuai dunia ini perlu dirubah sesuai dengan cara pandang Alkitab sebab kalau tidak maka kita bisa kecewa. Dan kita juga harus menyadari bahwa di dalam masa yang penuh kegelapan Tuhan tetap bekerja di belakang layar dan penyertaanNya sempurna atas umatNya. Demikian juga kita jangan kaget kalau dunia itu penuh dengan penderitaan sebab dunia sudah jatuh dalam dosa. Seharusnya kita kaget kalau di tengah-tengah dunia yang gelap ini kita masih bisa menikmati kebaikan dan anugerah Tuhan. 

Sebab itu kalau sekarang kita sedang mengalami penderitaan maka janganlah takut sebab di dalam masa yang penuh kegelapan maka Tuhan tetap bekerja di belakang layar dan penyertaanNya sempurna atas umatNya. Seperti yang dialami oleh bangsa Israel dimana sekalipun mereka mengalami masa kegelapan bahkan pemimpin yang dipilih Tuhan yaitu Musa mau dibunuh bersama semua bayi laki-laki yang di tenggelamkan di Sungai Nil. Tetapi Tuhan memakai sungai yang digunakan Firaun untuk membunuh maka justru dipakai Tuhan untuk menyelamatkan Musa yang hanyut ke tempat di mana Putri Firaun mandi dan mengangkat bayi itu  serta dinamai Musa. Dan pola atau cerita ini diulang-ulang bahkan sampai rencana penebusan Tuhan di dalam Yesus Kristus dimana membuktikan bahwa Tuhan tetap bekerja dan penyertaanNya sempurna.

AKU ADALAH AKU

Yang berikutnya maka Tuhan juga menyatakan namaNya  di Keluaran 3.

Keluaran 3:14-15
14 Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.”
15Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: Tuhan, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.

Keberadaan kita itu tidak dapat mendefinisikan diri kita sendiri. Sebagai contoh kita bisa berkata bahwa kita adalah seorang ayah maka kita harus punya anak, kalau kita suami maka harus ada isteri atau kita seorang gembala  maka harus ada jemaat. Tetapi beda dengan Tuhan yaitu ketika Tuhan menyatan Aku adalah Aku maka Ia sedang menyatakan Allah yang mendefinisikan dan Allah Tritunggal yang eksistensial dari diriNya sendiri. Artinya Tuhan tidak menjadi Tuhan karena melakukan sesuatu atau Tuhan tidak menjadi baik karena Dia memenuhi kriteria kebaikan atau melakukan apa yang menjadi kriteria kebaikan itu sehinga Dia menjadi baik, tetapi Tuhan adalah sang kebaikan itu. 

Berbeda dengan manusia yaitu manusia untuk perlu baik maka perlu sebuah standard (tolok ukur) kebaikan dan kalau kita memenuhi standard tersebut maka kita baru bisa disebut baik.

Tetapi bukan begitu dengan Tuhan. Tuhan baik bukan karena Dia menyertai, bukan karena Dia mengampuni atau bukan karena Dia melakukan hal-hal itu semua, tetapi Tuhan baik karena Tuhan adalah kebaikan itu sendiri dan kebaikan Tuhan tidak ditentukan oleh suatu definisi atau standard tetapi Tuhanlah definisi, standard dan tolak ukur kebaikan itu. Selain itu Allah itu adalah Allah yang transeden yaitu Allah yang berdaulat dan berkuasa jauh melampaui ruang, waktu dan sejarah. Tetapi Allah bukan hanya Allah yang transenden yang menciptakan segala sesuatu lalu meninggalkan ciptaanNya begitu saja. Tetapi Allah kita juga Allah yang imanen yaitu Allah adalah pribadi yang peduli , yang begitu dekat dengan kita, mengasihi kita dan dapat dipercaya. 

Tuhan bukan hanya punya kebaikan atau mencari kebaikan atau melakukan kebaikan tetapi Tuhan adalah definisi dan eksistensi kebaikan itu sendiri. Tuhan bukan hanya punya kasih atau mencari kasih atau melakukan kasih tetapi Tuhan adalah definisi dan eksistensi kasih itu sendiri. Tuhan bukan hanya punya kesetiaan atau berlaku setia atau mengusahakan kesetiaan tetapi definisi dan eksistensi setia itulah Tuhan.  Jadi kebaikan Tuhan itu tidak tergantung dari standard apapun karena definisi kebaikan dan eksistensi kebaikan adalah Tuhan sendiri. Jadi Tuhan tetap baik sehingga apapun yang terjadi atas hidup kita maka Tuhan tetap baik karena Dia adalah kebaikan yang kekal dan Tuhan adalah Tuhan.

Jadi ketika Musa disuruh menghadap ke Firaun dan berkata “ Tuhan adalah Tuhan “ maka itu sedang menunjukkan bahwa sekalipun Firaun berkuasa dan kuasanya kelihatan hebat dibanding penguasa-penguasa yang lain tetapi kalau bertemu dengan “Aku adalah Aku “ maka Dialah definisi kuasa itu yaitu Tuhan berkuasa bukan karena Dia mengalahkan apapun tetapi Dialah menciptakan ciptaan dengan kuasaNya.

          1. Tuhan Mengingatkan Umatnya  Atas Pembebasannya Yang Dahsyat Dari Belenggu Perbudakan Mesir.

Keluaran 19:4-6
4Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. 5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. 6Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”

Pada minggu pertama ini kita akan memulai dengan Keluaran 19 karena para Ahli Alkitab membagi kitab Keluaran menjadi dua yaitu Keluaran 1-19 (Pembebasan Bangsa Israel dari Mesir sampai ke gunung Sinai) dan Keluaran 19-40 ( Pemberian Hukum Allah kepada Israel yang berkemah di Gunung Sinai). Dan ayat 4-6 adalah ayat Pivot yaitu seperti memasuki babak baru. Dan poin penting dalam cerita ini adalah di mana Musa memimpin Israel tiba di Gunung di Sinai dan baru saja mengalami pertolongan Tuhan di Laut Merah serta mereka dalam proses akan menerima Sepuluh Perintah.

Keluaran 19:4
4Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku.

Sebelum Tuhan menunjukkan karakternya yang kudus kepada bangsa Israel  maka Tuhan mengingatkan kepada bangsa Israel tentang bagaimana Tuhan menyertai dan membebaskan umatNya secara dahsyat dari belenggu perbudakan di Mesir. Setiap kali bangsa Israel berbicara tentang sayap rajawali maka itu berbicara tentang penyertaan Tuhan yang sempurna dan memberikan keselamatan kepada umat yang semestinya mengalami kebinasaan. Mengapa demikian? Sebab bangsa Israel adalah bangsa yang mudah lupa karena baru saja mendapatkan pertolongan Tuhan namun dengan mudah bersungut-sungut sehingga perlu terus untuk diingatkan. Kalau kita perhatikan maka kualifikasi apa yang membuat bangsa Israel layak mendapatkan pertolongan yaitu tidak ada, semua itu hanya semata-mata karena kasih karunia Tuhan yang berdaulat. Sebenarnya bangsa Israel tidak layak untuk mendapatkannya. Tidak ada satupun dari diri Israel yang bisa memikat Tuhan untuk memilih mereka. Pilihan Tuhan atas mereka  adalah pemberian yang tidak bersyarat dan murni anugerah Tuhan. 

          2. Ketaatan Adalah Respon Dari Anugerah Keselamatan Yang Dberikan Tuhan Kepada Umatnya.

Keluaran 19:5
5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi.

Pola Allah mulai dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru itu tidak berubah yaitu Tuhan selalu menyelamatkan umatNya terlebih dahulu. Dan baru setelah itu kalau ada perkataan “ ketaatan” maka itu adalah respon dari keselamatan yang sudah kita terima lebih dahulu. Jadi itu selaras dengan Injil yaitu kita sudah diselamatkan dan diterima oleh Tuhan maka kita taat dengan sukacita. Kita dibenarkan dikuduskan diselamatkan karena kasih karunia oleh iman dan bukan karena perbuatan kita, kebaikan kita tetapi hanya karena kasih karunia.  Tetapi anugerah dan iman yang menyelamatkan itu akan selalu membawa kita kepada pertobatan dan mengubah hidup kita dan memimpin hidup kita menghasilkan buah ketaatan, kekudusan dan perbuatan baik. Ketika Tuhan memberikan hukum Taurat bukan sebelum bangsa Israel dibebaskan dari Mesir tetapi setelah mengeluarkannya. Tuhan juga tidak memberikan hukum Taurat sebelum bangsa Israel menyeberangi Laut Merah. Atau Tuhan tidak mengancam bangsa Israel untuk taat lebih dahulu pada Hukum Taurat maka baru Laut Merah terbelah tetapi Tuhan sudah melepaskan dulu, membebaskan dulu, ,memberikan kebebasan dan dasarnya adalah anugerah baru setelah itu Tuhan memberikan Hukum Taurat.

GOSPEL CONNECTION

Keluaran 19:5-6
5 Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. 6Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel.”

1 Petrus 2:9
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Kalau di Perjanjian Lama maka semuanya masih  “akan” , tetapi di Perjanjian Baru ketika Petrus berbicara tentang karya Kristus maka dia tidak berbicara “akan”tetapi “ kamulah” yang artinya sudah atau telah.  Kalau kita kembali pada narasi Alkitab maka di Kitab Keluaran kita melihat bagaimana bangsa Israel dibelenggu oleh Mesir dan Tuhan mengirimkan seorang yang dipilih dan dianugerahi Tuhan yaitu Musa seorang yang tidak sempurna tetapi dipakai Tuhan untuk membebaskan bangsa Israel.

Bukankah ini adalah cerita kita dimana karena Adam maka kita adalah orang yang jatuh dalam dosa dan diperbudak dosa. Mesir adalah lambang dosa dan kita umat pilihan Allah diperbudak oleh dosa dan upah dosa adalah maut. Tetapi Tuhan tidak mengirim hanya utusanNya tetapi mengirimkan diriNya sendiri yaitu Yesus harus menanggung maut supaya kita tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. 

Tapi banyak dari kita tidak sadar kita sedang diperbudak oleh dosa maka itulah sebabnya 3500 tahun yang lalu Allah memberikan Hukum Taurat  untuk menunjukkan karakter Allah serta supaya kita sadar bahwa kita orang berdosa dan tidak akan mampu memenuhi hukum Taurat sebab itu Allah mengirim Yesus untuk menggenapi hukum Taurat. Hukum Taurat itu tidak bisa mengubah kita tetapi hanya menunjukkan penyakit kita yaitu dosa. Dan  hanya Injil yang dapat mengobati dosa kita dan anugerah Tuhan yang mengubah natur kita. 

Jadi untuk membebaskan Israel  dari Mesir maka Allah mengirim hambaNya Musa  untuk membebaskan kita dari dosa maka Allah mengirimkan Yesus.

2 Korintus 5:19
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka.

Bagaimana pelanggaran itu tidak diperhitungkan yaitu karena itu semua ditimpakan kepada Kristus. Keselamatan yang kita terima itu tidak cuma-cuma tetapi ada yang membayarNya. Itulah sebabnya di taman Getsemani Yesus berdoa “ biarlah cawan ini berlalu” karena Yesus mengerti betapa mengerikannya cawan murka Allah atas dosa yang harus Dia tanggung dan

betapa beratnya beban yang harus ditanggung Yesus. Dan Kristus saat Dia minum cawan itu maka Dia tidak minum separuh-seperuh tetapi Dia menyerahkan diriNya dan meminum cawan itu sampai habis.

Titus 2:13c-14
Juruselamat kita Yesus Kristus, 14 yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri

Melalui karya Kristus semua yang “akan” menjadi “sudah”. 

Kekristenan bukan berarti harus melakukan begini dan begitu supaya menerima. Tetapi karena Yesus lebih dahulu melakukan maka kita mampu dan sudah menerima. Semua yang “akan” menjadi “sudah”.

1 Petrus 2:9
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

Kalau di Perjanjian Lama maka kita “ akan “ menjadi Imamat Rajani, tetapi dalam Perjanjian Baru maka kita sudah menjadi Imamat Rajani dan umat pilihan Allah. Dan sebagai umat pilihanNya maka di dalam dunia yang penuh dengan kegelapan maka Tuhan ingin kita membawa terang Kristus. Di dalam dunia yang penuh dengan keputus asaan maka Tuhan mengirim kita untuk membawa pengharapan Kristus kepada dunia. Di dalam dunia yang penuh dengan kebencian dan kemarahan maka Tuhan mengirim kita untuk membawa kasih Kristus. Di dalam dunia yang penuh pengkhianatan dan dendam maka Tuhan mengirim kita untuk menunjukkan kesetiaan dan pengampunan Kristus. Dan dalam dunia yang penuh dengan eksploitasi dan transaksi maka Tuhan mengirim kita untuk menjadi penyalur anugerah dan kasih yang tak bersyarat.