Grumbling Or Gratitude

EXODUS BAGIAN 2 - WEEK 2 “ GRUMBLING OR GRATITUDE“ Rev. Michael Chrisdion, MBA

 

 

Pembacaan : Keluaran 16: 1 – 20; 17: 1 - 3

Ini adalah kali  ketiga bangsa Israel bersungut-sungut dan mengeluh kepada Musa. Yang pertama kali mereka bersungut-sungut ketika keluar dari Mesir dan dikejar oleh tentara Mesir. Mereka menuduh Tuhan kalau mengeluarkan mereka dari Mesir adalah tujuannya untuk supaya mereka mati di padang gurun (Kel. 14: 11). Lalu ketika mereka sampai di Mara dan mendapati mata air disana rasanya pahit maka mereka bersungut-sungut lagi. Sampai akhirnya Tuhan membawa mereka ke Elim dimana di tempat itu ada dua belas mata air dan tujuh puluh korma (Pasal 15). Tetapi setelah mereka mengalami kebaikan Tuhan maka ternyata mereka bersungut-sungut lagi (Pasal 16).

Ilustrasi Oriental Pearl Tower Gedung nomor 5 tertinggi di dunia

Ada sebuah gedung tinggi yang memiliki fitur lantai kaca yang  menggantung dan orang bisa berjalan di atasnya dan melihat langsung ke bawah. Lalu ada dua orang yang berjalan di lantai kaca tersebut.  Orang pertama berjalan dengan sangat hati-hati dan berjingkat-jingkat khawatir bila kaca tersebut pecah karena tidak kuat menahan bebannya, sementara orang yang kedua berjalan dengan bebas, dan memiliki keyakinan yang besar kepada kekuatan lantai kaca tersebut. Tetapi sebetulnya apa yang membuat mereka berdua sama-sama selamat dan aman di atas kaca tersebut? Bukan besarnya iman yang dimiiki dari masing-masing orang itu, tetapi ketebalan dan kekokohan dari objek lantai kaca tersebut yang menahan kedua orang tersebut sehingga tetap selamat dari bencana apapun. 

Demikian juga kita sering sekali lupa akan kekokohan dan ketebalan kesetiaan Tuhan yang tidak bisa mengingkari diriNya sendiri dan karakterNya sendiri.  Kita begitu takut dan kuatir  karena lupa dan kurang sadar betapa kokohnya dan tebalnya dan kuatnya kuasa Tuhan kita pencipta langit dan bumi yang sudah menyelamatkan kita. Seperti bangsa Israel maka kita juga sering bersungut-sungut akibat keadaan yang menghimpit kita serta kita lupa akan kebaikan, kebesaran dan kekokohan Tuhan. 

Keluaran 16:1-3
1Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir. 2Di padang gurun itu bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; 3dan berkata kepada mereka: “Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan.

 

Ini adalah pengulangan yang terus menerus dari bangsa Israel dimana mereka terus berjalan dengan hati yang bersungut-sungut dan ketidaktaatan kepada Tuhan. Mereka begitu cepatnya  melupakan kebaikan Tuhan dalam hidup mereka padahal baru saja menikmati Elim dengan 12 mata air dan 70 pohon korma namun mereka lupa. 

Seperti yang sudah kita pelajari bahwa Firaun itu merepresentasikan Iblis sedang Mesir adalah lambang dari perbudakan dosa dan maut. Mereka lupa bahwa Mesir itu lambang perbudakan dan semua makanan yang disediakan oleh Firaun itu bukan untuk kesejahteraan mereka tetapi itu untuk memperbudak mereka supaya terus menjadi budak Firaun namun justru itu yang selalu mereka ingat. Demikian juga kita sering lupa bahwa semua kenikmatan dunia yang ditawarkan iblis bukan untuk keselamatan kita tetapi untuk memperbudak kita menuju maut.

Seperti bangsa Israel  yang lebih suka kembali ke kehidupan perbudakan daripada tetap percaya kepada Tuhan di dalam menghadapi pencobaan padang gurun di depan mereka, demikian juga kita selalu tergoda oleh kehidupan perbudakan yang lama. Bangsa Israel saat berbicara tentang masa lalu di Mesir maka mereka lupa bahwa mereka itu diperbudak. Demikian juga waktu kita tergoda akan masa lalu kita itu maka kita lupa bahwa kita sedang diperbudak dosa yang akan membawa kita pada maut. Semestinya bangsa Israel itu layak untuk dimusnahkan Tuhan tetapi yang dilakukan Tuhan malah sebaliknya yaitu memberikan anugerah dan pertolonganNya. 

MANNA, APA ITU?

Keluaran 16:4-6
4  Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. 5Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari.”6Sesudah itu berkatalah Musa dan Harun kepada seluruh orang Israel: “Petang ini kamu akan mengetahui bahwa TUHANlah yang telah membawa kamu keluar dari tanah Mesir.

Pada waktu bangsa Israel merasa lapar maka Tuhan menurunkan roti dari langit yang dinamai “manna”  yang artinya “apa itu”  karena mereka benar-benar tidak tahu harus menyebutnya apa. Dan ada yang menarik yaitu dalam ayat-ayat berikutnya dimana Tuhan memberikan umat-Nya instruksi spesifik tentang bagaimana mereka harus mengumpulkan roti ini. Kalau kita selidiki apa kata para ahli Alkitab Perjanjian Lama maka ada dua ahli Alkitab Perjanjian Lama yang memiliki pandangan yang sama mengenai apa sebabnya Tuhan begitu spesifik dalam memberikan instruksi waktu bangsa Israel mengumpulkan manna setiap hari. Dan intinya adalah sebagai berikut “ “ will you trust me when my way is different than yours? “ apakah kita mau percaya kepada Tuhan waktu cara Tuhan berbeda dengan cara kita?  Kisah ini adalah suatu point penting dalam kehidupan iman kita kepada Tuhan. Ini akan direferensikan berulang-ulang sepanjang Perjanjian Lama dan Baru dimana Manna akan menjadi simbol penting bagi penyediaan Allah bagi umat-Nya serta dimana Manna itu menggambarkan dua hal yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan menyucikan hati.

             1. MANNA MEMENUHI KEBUTUHAN KITA

Keluaran 16:15b-20
Musa berkata kepada mereka: “Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu. 16Beginilah perintah Tuhan: Pungutlah itu, tiap-tiap orang menurut keperluannya; masing-masing kamu boleh mengambil untuk seisi kemahnya, segomer seorang, menurut jumlah jiwa.”17Demikianlah diperbuat orang Israel; mereka mengumpulkan, ada yang banyak, ada yang sedikit. 18 Ketika mereka menakarnya dengan gomer, maka orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya. 19Musa berkata kepada mereka: “Seorang pun tidak boleh meninggalkan dari padanya sampai pagi.” 20Tetapi ada yang tidak mendengarkan Musa dan meninggalkan dari padanya sampai pagi, lalu berulat dan berbau busuk. Maka Musa menjadi marah kepada mereka.

Tuhan memerintahkan mereka untuk mengumpulkan roti hanya untuk hari itu karena roti apa pun yang tersisa pada akhir hari akan membusuk sebelum hari berikutnya. Mengapa yaitu karena Tuhan ingin mereka pergi keesokan harinya dan percaya bahwa Manna akan ada di sana menunggu mereka dan bahwa Tuhan akan selalu setia  menyediakan apa yang mereka butuhkan. Dan pada hari yang baru mereka akan bangun dan mengumpulkan lagi apa yang mereka butuhkan untuk hari itu. Tuhan pada saat itu sedang mencoba untuk mengajar umat-Nya cara baru untuk memahami penyediaan Allah, bahwa mereka harus percaya bahwa Tuhan yang setia itu akan memenuhi kebutuhan mereka setiap hari.

 

           2. MANNA MENYUCIKAN HATI KITA

Dari sudut pandang kita tampaknya ini cukup mudah tetapi kita perlu memahami  bahwa mereka adalah masyarakat agraris yang bercocok tanam. carapenyediaan tuhan sangat bertentangan dengan pemahaman mereka dan gaya hidup mereka. Mengapa? Karena dalam masyarakat agraris mereka harus mempersiapkan tanah dan bercocok tanam untuk mendapatkan panen. Lalu hasil panen itu dikumpulkan dan disimpan untuk mereka dapat bertahan hidup dalam musim dingin atau kekeringan dan untuk memenuhi sisa musim ketika tanaman tidak akan tumbuh. Tetapi Tuhan memerintahkan mereka untuk pergi ke padang gurun dimana tanahnya tidak akan bisa menghasilkan sehingga mereka harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Di sini Tuhan sedang mengajari umatNya untuk mempercayai kasih karunia Allah yang berdaulat karena mereka sedang bergumul untuk tidak takut dan kuatir dan Tuhan mengajari mereka supaya tidak takut serta mulai hidup oleh iman.

Hari-hari ini banyak orang berkata bahwa mereka percaya Tuhan, namun setelah keluar dari gereja maka mereka hidup seakan-akan Tuhan tidak ada. Mereka meng-aminkan setiap kotbah yang didengar tetapi setelah keluar dari mereka  seakan-akan hidup dalam dikotomi yaitu seakan-akan antara spiritual dan sekular tidak berkaitan. Dalam pola Alkitab maka Tuhan menyelamatkan kita bukan hanya sekedar supaya masuk surge namun juga untuk menyelamatkan kita dari dosa kita yang selalu mengandalkan kekuatan sendiri. Tuhan juga ingin menyelamatkan kita dari cara-cara hidup kita yang lama. Dan bagi bangsa Israel maka Tuhan ingin mengeluarkan Mesir dari hati mereka. Begitu juga kita yaitu sekalipun kita sudah diselamatkan dari maut dan dosa tetapi seringkali dosa itu masih ada dan kita masih menyukai dosa. Dan cara untuk keluar dari kesukaan akan dosa itu maka kita harus menyukai hal lain yang lebih indah dari dosa dan dari cara hidup kita yang lama sebab Tuhan sudah menebus kita dari cara hidup kita yang sia-sia. Maukah kita percaya kepada Tuhan saat cara Tuhan berbeda dengan cara kita?

Charles Spurgeon berkata “ Tuhan terlalu baik untuk menjadi jahat dan Dia terlalu bijaksana untuk menjadi  salah atau keliru. Ketika kita tidak bisa melihat tangan Tuhan maka kita perlu belajar untuk percaya akan hati Tuhan.”

Ulangan 8:3
Jadi Ia (TUHAN) merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Kadang-kadang Tuhan ijinkan kita melewati masa padang gurun supaya kita sadar bahwa hidup kita bukan diciptakan untuk dunia dimana yang seringkali kita bingungkan adalah hal-hal yang duniawi padahal itu fana serta Tuhan tidak ingin kita hidup disana. Tuhan pada saat itu sedang mencoba untuk mengajar umat-Nya cara baru untuk memahami penyediaan Allah, bahwa mereka harus percaya bahwa Tuhan berdaulat dan memenuhi kebutuhan mereka setiap hari. Disinilah Injil palsu dan pesan-pesan motivasi dan moral di dalam gereja gagal paham dimana kita disuruh melakukan ini dan itu untuk keluar dari masalah. Bahkan waktu membaca kisah Israel maka mereka berusaha menemukan rahasia dan kunci untuk menerima mujizat, hidup sukses, hidup diberkati padahal melalui ayat ini sudah jelas apa maksud Tuhan itu. Tuhan bukan hanya memenuhi kebutuhan mereka tetapi menyelamatkan mereka dari hati yang terpaut kepada Mesir. Demikian juga Tuhan bukan hanya memberi solusi atas masalah kita tetapi Tuhan menyelamatkan kita dari hati yang terpaut kepada dosa

Tuhan ingin mengajar bangsa Israel untuk percaya kepadaNya/ Dan selama 40 tahun maka setiap pagi ada jumlah yang cukup untuk setiap orang dan sesuai dengan kebutuhannya untuk hari itu serta tidak ada yang lebih dan tidak pernah ada yang kurang. Begitu hati-hati Tuhan mengawasi setiap orang dan betapa spesifik cintanya Tuhan atas setiap umat tetapi juga begitu luas untuk suatu bangsa. Begitulah Tuhan kita, bahkan rambut kita terhitung dan nama kita tertulis di telapak tanganNya. 

Keluaran 17:1-7
1 Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah Tuhan, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. 2Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: “Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum.” Tetapi Musa berkata kepada mereka: “Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai Tuhan?” 3Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: “Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?”

4Lalu berseru-serulah Musa kepada Tuhan, katanya: “Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!” 5Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. 6Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.” Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. 7Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai Tuhan dengan mengatakan: “Adakah Tuhan di tengah-tengah kita atau tidak?”

Disini kita lihat bahwa mereka bukan menunggu dan percaya pada kesetiaan Tuhan tetapi menuntut Tuhan untuk memberikan mereka minum. Mereka menuduh Musa dan mempertanyakan hadirat Tuhan. Namun sekali lagi kita melihat bahwa Tuhan tidak meresponi mereka dengan murka tetapi dengan belaskasihan. Lalu Tuhan memerintahkan Musa untuk memukul gunung batu dengan tongkat sehingga keluarlah air untuk diminum oleh bangsa itu.

GOSPEL CONNECTION

Perjanjian Lama adalah Perjanjian baru yang belum terungkap dan Perjanjian Baru adalah Perjanjian Lama yang disingkapkan. Seluruh kisah ini sebenarnya adalah simbol bahwa Allah menyediakan keselamatan bagi anak-anakNya, secara penuh, koomplit dan sempurna di dalam Kristus. Bagi mereka yang percaya kepada Kristus maka kasih karunia-Nya baru  bagi kita setiap pagi. Di cerita ini kita melihat lagi Israel menghadapi interaksi yang sama, ujian yang sama, ketika mereka sampai ke tempat di mana mereka kehabisan air. 

Sekali lagi mereka mulai bersungut-sungut lagi ketika mereka berada di tempat di mana mereka tidak memiliki air.  Dan Tuhan merespon dengan meminta Musa untuk memukul gunung batu supaya dari batu karang itu keluarlah air. Ini melambangkan dimana bangsa Israel berdosa, meragukan Tuhan, mempertanyakan Tuhan dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Mestinya bangsa Israel layak di hukum dan layak dipukul dengan tongkat Musa, sebab setiap kali tongkat Musa itu dipukulkan ke tanah Mesir maka disitu ada tulah-tulah. Tetapi Tuhan memilih untuk memukul batu karang (the rock) dan bukan bangsa Israel yang memberikan bayangan bahwa pada hari ketika Dia akan mengutus Anak itu untuk sekali dan untuk selamanya dipukul demi keselamatan kita. 

1 Korintus 10 menggambarkannya seperti ini:

1 Kor 10:1-4 8:3
1  Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut. 2Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut. 3 Mereka semua makan makanan rohani yang sama 4 dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Dan itu juga sudah dinubuatkan dalam Yesaya 53:5 -6

Yesaya 53:5

Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, supaya oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.

Tuhan bukan hanya memberi solusi atas masalah kita tetapi Tuhan menyelamatkan kita dari hati yang terpaut kepada dosa. Tuhan ingin supaya kita tidak lagi hidup dalam dosa. Tuhan ingin kita percaya sehingga kita tidak terus menoleh ke Mesir yaitu hidup kita yang lama.

Berbicara tentang roti “ manna’ maka Yesus juga mengatakannya dalam Yoh. 6:32-35;

Yohanes 6:32-35
32Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.” 34Maka kata mereka kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” 35Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi

 

Allah Bapalah yang memberikan Allah Anak yaitu Yesus “ Manna “ yang sejati. Kalau bangsa Israel harus mengumpulkan itu setiap hari tetapi Tuhanlah yang turun ke dunia untuk mencari kita, sekali untuk selama-lamanya. Sehingga dari hidup kita maka kita tidak lapar lagi karena sang Roti Hidup  itu tinggal dalam hidup kita. Kalau bangsa Israel mengalami penyucian hati (Sanctification) tetapi kita tidak hanya disucikan tetapi juga dibenarkan melalui karya Kristus. Sebab itu biarlah kita senantiasa bersyukur karena kita telah dilepaskan dari belenggu dosa.

Musa menubuatkan melalui kitab Keluaran tentang Yesus yaitu Sang Air Hidup.

Yohanes 4:13-14
13Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”

Di Perjanjian Lama Tuhan memberikan roti (manna) dan air (dari batu) tetapi di Perjanjian Baru Tuhan mengirim Kristus Sang Roti hidup, Sang Air hidup dan Batu Karang sejati untuk menyelamatkan kita dari maut dan dosa. Sekarang kita adalah orang yang bebas dan melalui kebebasan itu biarlah kita bisa hidup untuk kemuliaan Tuhan.