Dari Pahit Menjadi Manis

Exodus Week 15 " Dilepaskan Dari Kegelapan " Rev. Michael Chrisdion, MBA

Pembacaan : Keluaran  15

Keluaran 15
1  Pada waktu itu Musa bersama-sama dengan orang Israel menyanyikan nyanyian ini bagi Tuhan yang berbunyi:“Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur,
(“I will sing to the Lord, for he has triumphed gloriously”) kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut.

Keluaran 15 adalah tulisan Alkitab pertama kali tentang puji-pujian dan ini adalah lagu Yahudi pertama yang dicatat dalam Alkitab. Jadi saat bangsa Israel sudah keluar dari perbudakan Mesir dan baru saja diselamatkan dari serangan tentara Mesir maka yang pertama dilakukan oleh bangsa Israel adalah menyanyi dan menyembah Tuhan. Namun ketika kita datang beribadah maka kita sering berpikir bahwa pujian dan penyembahan hanyalah preview atau extra untuk pemberitaan Firman Tuhan. Kalau kita perhatikan dalam Alkitab maka yang menarik adalah ada lebih dari 400 ayat Alkitab secara spesifik tentang bernyanyi, memuji dan menyembah Tuhan. Ada 50 perintah eksplisit di dalam Alkitab mengenai bernyanyi, memuji dan menyembah Tuhan. Artinya ini bukan hanya selingan atau sambilan atau hanya intro sebelum Firman, tetapi pujian dan penyembahan ada signifikansinya. Apa signifikansi Injilnya terutama bagi kita di dalam masa yang penuh pergumulan ini?

     1. TUHAN MENGUNDANG UMAT-NYA UNTUK MEMULIAKAN DIA DENGAN NYANYIAN PUJIAN & PENYEMBAHAN 

Keluaran 7
16Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.

Inilah tujuan mengapa bangsa Israel dibawa keluar dari Mesir yaitu supaya dapat  memuji, menyembah dan memuliakan Tuhan. Mungkin kita pernah melihat ada sekumpulan pengikut setia suatu tim sepakbola (Misal : Persebaya) yang sedang melihat tim kebanggaannya itu bertanding maka mereka dengan berpakaian seragam bersorak-sorak, berloncat-loncat sambil menyanyikan lagu-lagu dan yel-yel mereka untuk mendukung tim mereka. Mereka berhenti dari pekerjaan mereka, tidak ada yang pegang HP dan mungkin mereka lupa akan cicilan mereka dan seakan-akan lupa dengan masalah mereka karena fokus untuk mendukung tim kesayangan mereka itu. Disini menunjukkan bahwa ada fenomena dimana manusia sebenarnya adalah mahkluk yang sangat menikmati untuk bernyanyi. Sebab itu kita sangat suka sekali menghadiri konser-konser musik untuk supaya kita bisa bernyanyi bersama-sama. 

Menurut Buku Psikologi Musik 2005 mengatakan bahwa” Menyanyi bersama menghasilkan sensasi Terapi yang memberikan kepuasan atau kelegaan bahkan meskipun suara dari yang dihasilkan oleh instrument vokal yang biasa-biasa saja. Bernyanyi bersama memperkuat sistem kekebalan tubuh. Bernyanyi bersama adalah antidepresan alami. Bernyanyi melepaskan endorfin dan oksitosin ke dalam sistem, yang menurunkan tingkat stres, mengurangi kortisol. Ini meningkatkan kejernihan mental dan mengurangi perasaan depresi dan kecemasan. Itulah yang dihasilkan saat kita menyanyi kalau mereka bersama-sama.  Inilah kebenaran umum dimana ada sesuatu yang terjadi ketika kita bernyanyi.

Tetapi sayangnya banyak orang Kristen yang hidup dalam dikotomi dimana kalau mereka sedang menonton pertandingan atau konser maka mereka bisa nyanyi tetapi ketika mereka datang beribadah di gereja untuk memuji Tuhan maka mereka malu untuk bernyanyi dan merasa itu bukan karunianya. Sebab itu kita perlu merubah cara pandang kita dimana pujian dan penyembahan itu diinginkan Tuhan supaya kita dapat menikmati Dia dan masuk dalam dimensi dimana kita tidak lagi hidup berdasarkan realita dunia yang seringkali membuat kita cemas dan kuatir tetapi kita hidup berdasarkan cara pandang Tuhan.  Sebab itu Mazmur 100: 1-2 mengatakan : 1 Bersorak-soraklah bagi Tuhan, hai seluruh bumi! 2Beribadahlah kepada Tuhan dengan sukacita, datanglah kehadapan-Nya dengan sorak- sorai!  Jadi yang menjadi fokus disini bukanlah enaknya suara kita tetapi Tuhan yang kita sembah. 

CS Lewis membahas ini di bukunya “Reflections on Psalms” yaitu banyak orang yang salah kaprah dan berpikir bahwa Tuhan itu sepertinya gila hormat dimana kita disuruh menyembah Dia. Tuhan itu sepertinya sangat narsis  sehingga butuh penyembahan kita. Tetapi sebenarnya justru kebalikannya dimana Tuhan menyuruh kita memuji Dia bukan karena Tuhan butuh kita tetapi karena kitalah yang  butuh Tuhan. Tuhan menyuruh kita memuji dan menyembah Tuhan karena itu  adalah kebutuhan dasar manusia. 

Dalam WS Cathechism di katakan “ Apakah ujung akhir dari Tujuan Hidup Manusia? Tujuan akhir dari hidup manusia yaitu mengapa manusia itu diciptakan adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan selama-lamanya. Untuk menjelaskan hal ini maka CS Lewis mengatakan “ Tuhan mengundang kita untuk menikmati Dia.  Pujian dan menikmati sesuatu itu tidak dapat dipisahkan sebab saat kita menikmati sesuatu maka kita pasti akan memuji hal itu. Contohnya kita menemukan  restoran yang enak maka kita tidak akan berhenti untuk membicarakan enaknya restoran itu atau kalau kita sedang menikmati sesuatu yang indah maka kita pasti akan ingin merayakan hal itu dengan orang lain. Waktu kita Tim kesayangan kita menang maka kita akan merayakannya bersama-sama dengan orang lain.

Demikian juga Firman Tuhan menyatakan kepada kita bahwa yang menang dalam pertandingan kekekalan bukan lagi tim kesayangan kita tetapi raja segala raja, Tuhan pencipta langit dan bumi sudah menang atas maut, rencana penebusanNya sudah digenapi dan Yesus sudah menang atas dosa dan maut. Dan di tengah-tengah kita yang sedang mengalami dampak dari wabah covid 19 ini maka kita diundang Tuhan untuk memuji dan menyembah Dia dimana melalui ini maka kita diberi pandangan yang baru dan diingatkan akan kemenangan Kristus yang sudah menyelamatkan dan menopang kita. 

 

 

     2. FOKUS DARI PUJIAN MEREKA ADALAH TUHAN, KUASA DAN KEDAULATAN-NYA (AYAT 4 – 13)

 

Tuhan itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku.
Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. 3 Tuhan itu pahlawan perang; Tuhan, itulah nama-Nya

Kalau kita perhatikan dari kedua ayat ini maka yang menjadi obyek dan fokus dari lagunya adalah Tuhan. Dan kalaupun ada kekuatan atau keselamatan maka yang menjadi sumbernya adalah Tuhan. Kadang kita sedih mendengar lagu-lagu rohani modern yang sangat berpusat kepada berkat Tuhan daripada Tuhannya dan yang sering berpusat kepada pergumulan hidup pengarangnya daripada  kemenangan Kristus, karya Kristus dan inisiatif Tuhan yang sudah digenapi dalam Kristus. Waktu kita menyanyikan lagu yang berpusat pada Tuhan maka itu akan mengingatkan identitas kita yang sebenarnya. 

4Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau. 5Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu. 6Tangan kanan-Mu, Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, Tuhan, menghancurkan musuh. 7Dengan keluhuran-Mu yang besar Engkau meruntuhkan siapa yang bangkit menentang Engkau;Engkau melepaskan api murka-Mu, yang memakan mereka sebagai tunggul gandum. 8Karena nafas hidung-Mu segala air naik bertimbun-timbun; segala aliran berdiri tegak seperti bendungan; air bah membeku di tengah-tengah laut. 9Kata musuh: Aku akan mengejar, akan mencapai mereka akan membagi-bagi jarahan; nafsuku akan kulampiaskan kepada mereka, akan kuhunus pedangku; tanganku akan melenyapkan mereka! 10Engkau meniup dengan taufan-Mu, laut pun menutupi mereka; sebagai timah mereka tenggelam dalam air yang hebat.11Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya Tuhan;siapakah seperti Engkau, mulia karena kekudusan-Mu,menakutkan karena perbuatan-Mu yang masyhur, Engkau pembuat keajaiban? 12Engkau mengulurkan tangan kanan-Mu; bumi pun menelan mereka.13Dengan kasih setia-Mu Engkau menuntun umat yang telah Kautebus; dengan kekuatan-Mu Engkau membimbingnya ke tempat kediaman-Mu yang kudus.

Fokus dari lagu mereka bukan hanya Tuhan atau perbuatan Tuhan yang menyelamatkan namun juga pada kedaulatan Tuhan yang jauh lebih besar dari allah manapun. Mereka telah menyaksikan bagaimana dewa-dewa Mesir tidak dapat menolong orang Mesir dan bagaimana Mesir itu akhirnya hancur dan dibinasakan tetapi Tuhan mereka adalah Tuhan yang berdaulat atas alam, berdaulat atas musuh dan berdaulat atas nasib mereka. Jadi Penyembahan kita, kotbah dan cara pandang kita  harus berpusat pada Tuhan dan bukan pada manusia. Mengapa ini penting yaitu supaya ini dapat mengkalibrasi hati kita. Seringkali hati kita ini orientasinya sudah kacau sehingga waktu kita menyembah Tuhan dan merenungkan FirmanNya maka masalah kita itu menjadi kecil. Saat kita menghadapi penderitaan, pergumulan, masalah dan mengalami dampak dari wabah covid 19 ini dan waktu kita memuji menyembah Tuhan dan mendengar kotbah yang berpusat pada Tuhan dan bukan pada pergumulan tetapi pada Tuhan yang menyelamatkan  dan menebus kita, maka tiba-tiba masalah kita menjadi kecil dan insignifikan karena yang signifikan adalah apa yang Tuhan sudah selesaikan buat kita. 

 

     3. NYANYIAN MEREKA MELIHAT KE BELAKANG DENGAN MENATAP KE DEPAN (BACKWARDS FORWARDS SONG)

Kalau kita perhatikan maka dalam Keluaran. 15:1-13 lagu-lagu mereka berorientasi pada apa yang telah Tuhan lakukan yaitu Tuhan telah melepaskan mereka dari Firaun dan Mesir (Melihat Ke belakang). Namun dalam Keluaran 15:14-15  maka lagu mereka berorientasi ke depan (Melihat Ke Depan)

14Bangsa-bangsa mendengarnya, mereka pun menggigil; kegentaran menghinggapi penduduk tanah Filistin. 15Pada waktu itu gemparlah para kepala kaum di Edom,
kedahsyatan menghinggapi orang-orang berkuasa di Moab; semua penduduk tanah Kanaan gemetar.

Pola lagu mereka yaitu melihat bagaimana Tuhan itu setia atas janji-janjiNya dan melihat ke depan bahwa meskipun jani Tuhan belum secara sempurna digenapi tetapi mereka percaya bahwa kesetiaan Tuhan tidak akan berubah. Biarlah dalam situasi yang sedang kita hadapi saat ini kita memiliki  backward dan forward mentality. Kita menatap ke depan dengan penuh pengharapan dengan suatu kepastian bahwa Tuhan telah melakukan yang terbaik untuk kita. 

Filipi 1:6
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.

Kalau Tuhan sudah memulai pekerjaan yang baik, maka Tuhan yang telah memilih kita dan memberikan kita anugerahNya maka anugerahNya itu juga yang akan menopang kita dan memastikan untuk semua itu dapat terselesaikan sehingga semua rencana Tuhan atas hidup kita itu tidak akan pernah gagal. Kalau kita harus mengalami semua itu maka ada yang baik yang ingin Tuhan tunjukkan kepada kita. Dan kalau kita sedang mengalami penderitaan maka berbahagialah dan anggaplah itu sebagai berkat karena anugerahNya itu akan semakin bersinar dalam hidup kita. 

22Musa menyuruh orang Israel berangkat dari Laut Teberau, lalu mereka pergi ke padang gurun Syur; tiga hari lamanya mereka berjalan di padang gurun itu dengan tidak mendapat air. 23Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara. 24Lalu bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa, kata mereka: “Apakah yang akan kami minum?” 25Musa berseru-seru kepada Tuhan, dan Tuhan menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis.

Baru saja mereka bernyanyi dan menyembah Tuhan serta dalam perjalanan di padang gurun selama tiga hari dan merasa kehausan, sekalipun mereka menemukan mata air namun airnya rasanya pahit sehingga mereka yang tadinya memuji dan menyembah Tuhan berubah menjadi bersungut-sungut. Seperti itu juga yang kita alami dimana di suatu saat kita memuji Tuhan namun ketika ada masalah datang maka kita berubah bersungut-sungut kepada Tuhan. Sebab itu setiap hari kita  perlu mendengar Injil dan menyanyikan lagu pujian yang berpusat pada Tuhan supaya cara pandang kita berubah. 

Ketika bangsa Israel bersungut-sungut maka apakah Tuhan membalas setimpal dengan perbuatan mereka. Ketika Musa berseru maka Tuhan menunjukkan pertolonganNya. Sepotong kayu dilemparkannya kedalam air itu lalu air yang pahit itu berubah menjadi manis. 

 

 

GOSPEL CONNECTION

Kayu apakah yang membuat hidup kita dari pahitnya kutuk dosa untuk kita bisa merasakan manisnya anugerah kasih karunia Tuhan yang menyelamatkan. Oleh karena anugerahNya maka Dia rela turun ke dunia dan mati di atas kayu salib. Dan kayu yang sama yang gambaran dari kutuk yang Dia tanggung yang semestinya kita yang harus menanggung hukuman Tuhan tetapi melalui Kristus maka Dia yang menanggungNya. Melalui kayu salib maka pahitnya dosa ditanggungnya sehingga melalui kayu salib itu kita bisa menerima manisnya anugerah Tuhan. Ini yang akan mengkalibrasi hati kita dimana kita bisa memahami bahwa Tuhan yang menyelesaikan segala-segalanya tidak akan pernah meninggalkan kita. Itu sebabnya kita disebut lebih dari pemenang. 

Air apakah yang bisa memuaskan engkau sehingga engkau tidak haus lagi? Bangsa Israel adalah gambaran dari kita yang selalu haus dan mencari kepuasan tetapi karena kutuk dosa maka orientasi dari pencarian akan kepuasan atau kebahagiaan kita menjadi salah arah. 

Yohanes 4
11Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? 12Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?” 13Jawab Yesus kepadanya: “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, 14tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.”

Yesuslah air hidup itu. Kepuasan atau kekomplitan hidup kita hanya dapat kita temukan dalam Kristus. Kalau kita minum air dalam dunia ini maka kita akan selalu haus. Dunia ini menawarkan jabatan, kekayaan. dll yang menjanjikan kebahagiaan dan kepuasaan tetapi justru semua itu membuat kita akan semakin haus. Tetapi Tuhan memberikan kepuasan melalui air hidup itu yaitu Yesus Kristus. Kalau kita melihat diri kita dan keadaan kita maka kita akan terintimidasi, takut dan merasa tidak mampu. Sebab itu kita perlu memandang Yesus serta memuji dan menyembahNya. Pujikan lagu-lagu yang mengingatkan bahwa Tuhan sudah setia di masa lalu yang sudah  menyelamatkan dan memberikan hidup yang kekal sehingga hati kita akan dikalibrasi. 

Martin Luther berkata “ waktu akau melihat diriku sendiri maka aku tidak bisa melihat bagaimana aku bisa diselamatkan, namun waktu aku melihat pada Kristus aku tidak melihat bagaimana aku bisa terhilang, karena yang menemukan bukanlah kita yang mencari Tuhan tetapi Tuhan yang mencari kita. “

Waktu kita melihat Kristus yang pernah mengalami apa yang kita alami, tetapi bukan hanya itu dia menang dan Dia mengalahkan maut serta Tuhan setia terhadap janjiNya. Saat kita memandang Kristus maka kita menemukan pengharapan yang  baru, kita menemukan kekuatan yang baru dan kita melihat keindahan Anugerah Kristus.