Pembacaan : Keluaran 13 DAN 14
Tuhan membawa kita keluar dari kegelapan :
1. UNTUK MENJADI UMAT YANG DIKHUSUSKAN BAGINYA DAN MENGINGAT KEBAIKANNYA (Keluaran 13: 3-10)
Keluaran 13: 1 - 2
1Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: 2 “KUDUSKANLAH BAGI-KU semua anak sulung, semua yang lahir terdahulu dari kandungan pada orang Israel, baik pada manusia maupun pada hewan; Akulah yang empunya mereka.”
Kata “ Kuduskanlah bagiKu “ dalam ayat ini dalam bahasa aslinya juga memiliki arti “Consecrate For Me” yaitu “ Khususkanlah bagiKu “. Di Keluaran 4: 22 dikatakan bahwa bangsa Israel juga disebut sebagai “ Anak Sulung “ yang artinya umat yang dikhususkan bagi Tuhan dan yang dipilih pertama kali sebagai lambang Israel yang baru yaitu gerejaNya. Jadi waktu Israel berada dalam perbudakan Mesir dan oleh anugerahNya maka Israel keluar dari Mesir maka tujuannya adalah untuk menjadi umat yang dikhususkan bagi Allah. Demikian juga ketika kita dilepaskan dari perbudakan dosa maka sekarang hidup kita bukanlah untuk diri kita sendiri tetapi hidup kita dikhususkan bagi Allah. Hidup kita sekarang bukan milik kita lagi tetapi menjadi milik Tuhan karena harganya sudah lunas dibayar oleh Tuhan sehingga harus kita pakai untuk memuliakan Tuhan (1 Korintus 6: 20). Bangsa Israel bukan lagi bagian dari Mesir, mereka memiliki status baru yaitu tidak lagi budak namun diangkat derajatnya. Demikian juga kita sekarang bukan lagi dari dunia dan tidak lagi hidup dengan cara dunia tetapi status kita adalah ciptaan yang baru dan bukan lagi budak dosa (Yoh 17:15-17).
Seringkali kita berpikir bahwa Tuhan itu nomer satu dan selanjutnya keluarga, pelayanan, pekerjaan dll. Ini adalah cara berpikir yang salah sebab itu artinya kita menempatkan Tuhan hanya sebagai salah satu padahal yang benar adalah Tuhan adalah satu-satunya sehingga kita bisa memandang segala sesuatu dari lensanya Tuhan. Ada juga yang berpikir bahwa Tuhan adalah salah satu dari banyak kotak dan Tuhan adalah kotak yang paling besar. Semestinya yang benar Tuhan adalah kotaknya dan dalam kotak itu ada keluarga kita, pelayanan, pekerjaan dan semua hal yang kita miliki. Jadi lensa dalam kita memandang waktu kita memandang perkawinan kita, keluarga kita, pekerjaan kita, sumberdaya, kesempatan, waktu kita dll maka kita melihat ada Tuhan di sana dan segala sesuatu yang ada pada kita itu semuanya milik Tuhan.
3Lalu berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Peringatilah Hari Ini, Sebab Pada Hari Ini Kamu Keluar Dari Mesir, Dari Rumah Perbudakan; Karena Dengan Kekuatan Tangan-Nya Tuhan Telah Membawa Kamu Keluar Dari Sana. Sebab itu tidak boleh dimakan sesuatu pun yang beragi. 4Hari ini kamu keluar, dalam bulan Abib. 5Apabila Tuhan telah membawa engkau ke negeri orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Hewi dan orang Yebus, negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, maka engkau harus melakukan ibadah ini dalam bulan ini juga. 6makanlah Roti Yang Tidak Beragi Tujuh Hari Lamanya Dan Pada Hari Yang Ketujuh Akan Diadakan Hari Raya Bagi Tuhan. 7Roti yang tidak beragi haruslah dimakan selama tujuh hari itu; sesuatu pun yang beragi tidak boleh dilihat padamu, bahkan ragi tidak boleh dilihat padamu di seluruh daerahmu.8Pada hari itu harus kauberitahukan kepada anakmu laki-laki: Ibadah ini adalah karena mengingat apa yang dibuat Tuhan kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir. 9Hal itu bagimu harus menjadi tanda pada tanganmu dan menjadi peringatan di dahimu, supaya hukum Tuhan ada di bibirmu; sebab dengan tangan yang kuat Tuhan telah membawa engkau keluar dari Mesir. 10haruslah Kaupegang Ketetapan Ini Pada Waktunya Yang Sudah Ditentukan, Dari Tahun Ke Tahun.
Tuhan memberikan banyak instruksi untuk melakukan perayaan-perayaan dengan tujuan supaya bangsa Israel mengingat apa yang Tuhan sudah lakukan dalam kehidupan mereka dimana mereka sudah diperbudak selama 430 tahun namun dalam waktu sekejap maka mereka dibebaskan dari perbudakan oleh kekuatan tangan Tuhan saja. Demikian juga ketika mereka diperintahkan untuk makan roti yang tidak beragi maka untuk mengingatkan mereka bahwa pada malam itu Tuhan membebaskan mereka dalam waktu sekejap. Dan roti tidak beragi itu juga berbicara tentang kemurnian yaitu hidup yang tidak sama lagi dengan budaya dan gaya hidup Mesir. Itulah sebabnya setiap minggu kita perlu diingatkan terus tentang karya penebusan Kristus melalui berita Injil yang selalu kita dengar dimana dahulu hidup kita diperbudak oleh dosa namun oleh anugerahNya maka sekarang kita sudah dibebaskan. Martin Luther berkata bahwa “ kita tidak bisa memberikan apa-apa sebab semua yang kita miliki itu dari Dia dan semua itu milik Dia, sehingga yang kita bisa lakukan adalah menyatakan pujian, ucapan syukur dan menghormati Tuhan.” Waktu kita memberi atau melayani Tuhan maka sebenarnya Tuhan tidak membutuhkan kita atau harta kita tetapi kita perlu diingatkan bahwa kita ini adalah milik Tuhan, kita membutuhkan Tuhan dan hidup kita bergantung pada Tuhan. Demikian juga sarana-saran rohani yang kita lakukan (berdoa, membaca Firman dsb) maka itu bukanlah tolok ukur dari kerohanian agar kita diberkati namun sebagai sarana untuk mengenal Tuhan sehingga kita mengerti bahwa hidup kita adalah milik Tuhan dan Tuhan yang memegang masa depan kita.
2. UNTUK MENJADI UMAT YANG PERCAYA KEPADA TUNTUNAN DAN KESETIAANNYA (KEL. 13: 17 – 22)
17Setelah Firaun membiarkan bangsa itu pergi, Allah tidak menuntun mereka melalui jalan ke negeri orang Filistin, walaupun jalan ini yang paling dekat; sebab firman Allah: “Jangan-jangan bangsa itu menyesal, apabila mereka menghadapi peperangan, sehingga mereka kembali ke Mesir.” 18Tetapi Allah Menuntun Bangsa Itu Berputar Melalui Jalan Di Padang Gurun Menuju Ke Laut Teberau. Dengan siap sedia berperang berjalanlah orang Israel dari tanah Mesir
Seringkali kita kurang percaya kepada Tuhan sehingga ketika kita mengalami pergumulan dan tantangan dalam hidup ini maka kita selalu bertanya “ mengapa Tuhan ijinkan itu terjadi pada kita” padahal kebanyakan masalah itu terjadi akibat dari kesalahan kita sendiri. Seringkali kita merasa lebih berhikmat daripada Tuhan.
Kalau kita perhatikan di ayat 17-18 bahwa Tuhan tidak menuntun Israel melalui jalan ke negeri Filistin walaupun jalan itu paling dekat itu karena Tuhan tahu yang terbaik bagi Israel dan juga Israel sangat mempercayai tuntunan Tuhan itu (Yes.55:8). Demikian juga kehidupan kita sekarang bahwa Tuhan ingin kita mempercayai tuntunan Tuhan atas hidup kita dimana Tuhan tidak pernah meninggalkan kita dan setia pada semua janjiNya.
19 Musa membawa tulang-tulang Yusuf, sebab tadinya Yusuf telah menyuruh anak-anak Israel bersumpah dengan sungguh-sungguh: “Allah tentu akan mengindahkan kamu, maka kamu harus membawa tulang-tulangku dari sini.”
Mengapa Musa membawa tulang-tulang Yusuf yaitu karena itu adalah pesan yang disampaikan oleh Yusuf kepada anak cucunya. Disini Yusuf yang oleh anugerah Tuhan menunjukkan bahwa janji Tuhan itu sempurna. Yusuf percaya bahwa Tuhan itu adalah Tuhan yang setia sekalipun janji Tuhan itu tergenapi setelah tubuhnya menjadi tulang belulang namun Yusuf tahu bahwa Tuhan tidak pernah mengingkari janjiNya. Kita bisa melihat itu dari kalimat Yusuf, walaupun akhirnya janji Tuhan itu baru tergenapi setelah tubuhnya tinggal tulang-belulang saja, dia tahu Tuhan tidak pernah mengingkari janjiNya. Maka sebelum mati, Yusuf meminta anak cucunya untuk berjanji bahwa ini adalah kuburan di Mesir dan bukan tanah perjanjian, kalau nanti anak cucu mereka keluar dari Mesir bawalah tulang-tulangku beserta engkau (Keluaran 13:19). Kejadian 50:24-26 mencatat hal itu, dimana setelah Yusuf meninggal, mayatnya dibalsem atau dimumifikasi. Sebagai pejabat negara, walaupun dia bukan orang Mesir asli, hal itu bisa dilakukan terhadap Yusuf. Maka di antara 600.000 pria dan sekitar 2 juta orang wanita, anak-anak dan orang dari bangsa lain, hanya satu yang ikut keluar walaupun dia sudah lama mati, yaitu Yusuf. Maka penulis Ibrani mengatakan, “Karena iman maka Yusuf menjelang matinya memberitakan tentang keluarnya orang-orang Israel dan memberi pesan tentang tulang-belulangnya” (Ibrani 11:22). Walaupun sudah menjadi tulang-belulang Yusuf dengan iman tahu bahwa janji Allah itu hidup dan kekal selama-lamanya. Artinya sampai usia kita lanjut, sampai rambut kita putih seluruhnya, sampai perjalanan kita selesai di dalam dunia ini, janji Tuhan tetap setia dan anugerahNya selalu terjadi bagi kita. Walaupun kita tidak melihatnya sekarang, walaupun kita belum mengalaminya, kita percaya anugerah, janji dan penyertaanNya selalu memimpin kita selama-lamanya.
20Demikianlah mereka berangkat dari Sukot dan berkemah di Etam, di tepi padang gurun. 21Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. 22dengan Tidak Beralih Tiang Awan Itu Tetap Ada Pada Siang Hari Dan Tiang Api Pada Waktu Malam Di Depan Bangsa Itu.
Begitu bangsa Israel keluar dari perbudakan maka Tuhan memastikan dengan menunjukkan penyertaanNya melalui tiang awan dan tiang api. Seperti bangsa Israel maka kita dipanggil untuk menjadi umat yang percaya kepada tuntunan dan kesetiaan Tuhan. Demikian juga ditengah-tengah pandemik yang kita hadapi saat ini maka Tuhan ada bersama kita, Dia tidak pernah meninggalkan kita serta tanganNya selalu menopang kita.
3. UNTUK MENJADI UMAT YANG BERGANTUNG KEPADA PERLINDUNGAN DAN KEDAULATANNYA (KEL. 14: 9-14,26 –31)
9Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. 10Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada Tuhan, 11dan mereka berkata kepada Musa: “Apakah karena tidak ada kuburan di Mesir, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Apakah yang kauperbuat ini terhadap kami dengan membawa kami keluar dari Mesir?12Bukankah ini telah kami katakan kepadamu di Mesir: Janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami untuk bekerja pada orang Mesir dari pada mati di padang gurun ini.”
Saat bangsa Israel bersukacita dalam perjalanan mereka keluar dari Mesir karena sudah bebas dari perbudakan Mesir dan dengan segala harta benda yang mereka dapat dari orang Mesir maka tiba-tiba mereka melihat ada asap dibelakang mereka yaitu pasukan tentara Mesir sedang mengejar mereka. Dan apa yang terjadi adalah bangsa Israel yang tadinya bersorak sorai dan bersyukur atas kebebasan mereka maka dalam waktu yang singkat mereka berbalik menghujat Musa dan lupa akan apa yang sudah Tuhan lakukan bagi mereka.
13Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: “Janganlah Takut, Berdirilah Tetap Dan Lihatlah Keselamatan Dari Tuhan, Yang Akan Diberikan-Nya Hari Ini Kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya. 14Tuhan akan berperang untuk kamu, dan kamu akan diam saja.”
Namun disini kita melihat bagaimana Tuhan tidak menghukum orang Israel namun Musa mengatakan kepada mereka supaya jangan takut. Inilah hati seorang gembala seperti yang dilakukan Tuhan Yesus terhadap murid-muridNya ketika sedang kehilangan harapan maka Yesus mendatangi mereka dan berkata “ Jangan takut.”
Matt Chandler berkata “ Orang Kristen yaitu orang yang sudah lahir baru maka dia tidak akan berjalan dalam kesombongan atau berjalan dalam keminderan tetapi akan menjadi orang yang sadar bahwa hidupnya itu semata-mata karena anugerah Tuhan.” Melalui wabah yang kita alami ini mengingatkan bahwa betapa rentannya hidup kita sehingga kita semua tidak bisa sombong
26Berfirmanlah Tuhan kepada Musa: “Ulurkanlah tanganmu ke atas laut, supaya air berbalik meliputi orang Mesir, meliputi kereta mereka dan orang mereka yang berkuda.” 27Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, maka menjelang pagi berbaliklah air laut ke tempatnya, sedang orang Mesir lari menuju air itu; demikianlah Tuhan mencampakkan orang Mesir ke tengah-tengah laut. 28Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka. 29Tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut, sedang di kiri dan di kanan mereka air itu sebagai tembok bagi mereka. 30Demikianlah pada hari itu Tuhan menyelamatkan orang Israel dari tangan orang Mesir. Dan orang Israel melihat orang Mesir mati terhantar di pantai laut. 31Ketika dilihat oleh orang Israel, betapa besarnya perbuatan yang dilakukan Tuhan terhadap orang Mesir, maka takutlah bangsa itu kepada Tuhan dan mereka percaya kepada Tuhan dan kepada Musa, hamba-Nya itu.
Kita dipanggil untuk bergantung penuh pada perlindungan dan kedaulatan Tuhan. Apakah Tuhan tidak tahu tentang bangsa Israel yang harus menghadapi ketakutan terhadap Mesir, atau harus melewati laut Merah. Tuhan tahu semua itu sebab Dia adalah Alfa dan Omega yang tahu cerita hidup manusia dari awal sampai akhir karena Tuhan yang sudah rancangkan semua itu. Itulah sebabnya kita perlu bergantung sepenuhnya kepada kedaulatan Tuhan karena Dia tahu yang terbaik untuk orang-orang yang sudah dipilih, diselamatkan dan ditebusNya. Charles Spurgeon berkata “ waktu kita menghadapi pergumulan dan tantangan hidup maka kedaulatan Tuhan itu justru seperti bantal dimana kita dapat menaruh kepala kita untuk beristirahat.”
Kalau saat ini kita diijinkan Tuhan untuk mengalami pergumulan atau tekanan yang membuat kita putus asa dan kehilangan pengharapan maka semua itu ada tujuan yang baik yang ingin Tuhan kerjakan dalam hidup kita. Tuhan tahu bahwa kita harus melewati itu semua, tetapi anugerahNya, kasih dan tuntunanNya tidak pernah meninggalkan kita. Sebab itu kekristenan itu bukanlah pelarian tetapi pendampingan yaitu Kristus bersama kita.
2 Tim 2:13 (BIMK)
Kalau kita tidak setia, Ia tetap setia, sebab tak dapat Ia bertentangan dengan diri-Nya sendiri."
Kalau Tuhan membebaskan Israel dan memberikan status yang baru dimana waktu Israel hampir gagal maka Tuhan datang menolong dan memastikan Israel tidak akan gagal. Demikian juga dalam hidup kita maka Tuhan juga memberikan kita status yang baru dan ketika kita hampir tidak kuat dan hampir kehilangan pengharapan maka disitulah Tuhan memampukan kita dengan anugerah dan kekuatan yang baru.
Ketika bangsa Israel dipimpin Tuhan dengan tiang awan dan tiang api serta harus melewati Laut Merah sampai ke seberang maka itu adalah symbol yang akhirnya digenapi di Perjanjian Baru.
1 Kor 10:1-2
1 Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.2 Untuk menjadi pengikut Musa mereka semua telah dibaptis dalam awan dan dalam laut.
Kristus adalah gambaran Musa yang sempurna. Dia merupakan puncak dari kegenapan janji penebusan Allah atas umatNya. Kalau bangsa Israel dilepaskan dari belenggu Mesir untuk keluar dan masuk tanah Perjanjian maka Israel yang baru yaitu gerejaNya dilepaskan dari belenggu dosa untuk dibawa pada tanah perjanjian yaitu hidup yang baru dalam Kristus.
Tuntunan Tuhan kepada bangsa Israel berupa tiang awan dan tiang api maka tuntunan Tuhan saat ini kepada orang percaya adalah melalui kuasa dari Roh Kudus yang tinggal di dalam hidup kita.
Waktu bangsa Israel melewati laut merah dimana mereka ada di bawah air dan keluar dari air maka waktu seorang menjadi pengikut Kristus maka dia mengambil langkah iman pertama untuk di baptis yaitu waktu masuk ke air maka dia bersekutu dengan kematian Yesus Kristus dan waktu dia keluar dari air maka dia bersekutu dengan kuasa kebangkitan Yesus Kristus.
1 Petrus 1:18-19
18Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, 19melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat.
Mungkin kita sudah sering mendengar pemberitaan tentang Injil namun pesan itu sudah tidak lagi memiliki efek pada diri kita. Kita tahu bahwa Tuhan sudah menebus kita dan mati di kayu salib dan bangkit namun kita bergumula dengan apa yang harus kita lakukan untuk keluar dari masalah kita. Kalau kita berdoa seperti ini atau hati kita bergejolak seperti ini maka sebenarnya kita sedang tidak fokus pada apa yang Tuhan sudah lakukan tetapi fokus pada apa yang harus kita lakukan untuk keluar dari masalah kita. Kita harus berhenti melakukan ini sebab Tuhan adalah Tuhan yang berdaulat dan Tuhan tahu bahwa kita harus melalui ini semua. Daripada kita terus mengeluh kepada Tuhan maka lebih baik kita berserah kepada Tuhan. Mungkin cara hidup kita yang sia-sia itu tidak kita sadari pada waktu kita sibuk namun ketika semua harus berhenti maka kita bisa bertanya “ apa yang ingin Tuhan sampaikan kepada kita”, apakah ada dosa yang Tuhan ingin ekspose di dalam hidup kita yang membuat kita hidup dalam kesia-siaan dan menghalangi kita untuk hidup memuliakan Tuhan. Itu sebabnya pertanyaan dari Katekismus Westminster yaitu “Apakah ujung akhir dari Tujuan Hidup Manusia? Tujuan akhir dari hidup manusia dan mengapa manusia itu diciptakan adalah untuk memuliakan Tuhan dan menikmati Tuhan selama-lamanya”. John Piper berkata “Tuhan paling dimuliakan di dalam kita saat kita puas hanya di dalam Dia.” Bukan puas di dalam pekerjaan kita, keluarga kita atau dalam prestasi kita. Ditengah-tengah segala tekanan dan kebosanan kita hari-hari ini maka Tuhan ingin menunjukkan sesuatu yaitu bahwa Dia itu setia, Dia ingin menyelamatkan kita dari hal-hal yang lebih buruk.