Penyangkalan Diri

Following Jesus Week 1 " Penyangkalan Diri " Rev. Michael Chrisdion, MBA

Pembacaan : Markus 8: 27 – 37

Markus 8:27-29

27Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?” 28 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” 29Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!”

Markus 8:31
Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.

Peristiwa ini terjadi pada saat Yesus dan murid-muridNya berada di Kaisarea, Filipi yaitu ditempat dimana ada banyak penyembahan pada dewa-dewa. Dan ditengah-tengah tempat itu Yesus bertanya kepada murid-muridNya mengenai siapakah Dia menurut mereka dan Petrus menjawab bahwa Dia adalah Mesias. Namun selanjutnya Yesus mulai mengajar tentang Anak Manusia yang harus menderita, ditolak dan dibunuh. Ini adalah pemberitaan yang kurang menyenangkan bagi mereka sebab manusia memiliki kecenderungan untuk hidup nyaman dan diterima bukan menderita atau ditolak bahkan dibunuh.  

 

Markus  8:32-33

Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. 33Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

 

Mendengar pemberitaan seperti itu maka tiba-tiba Petrus menginterupsi dan menegor Yesus mengapa Dia memberitakan tentang penderitaan, ditolak dan dibunuh sebab itu bukan pemberitaan yang tepat untuk menyatakan bahwa Dia adalah Mesias yang seharusnya memberitakan tentang kenyamanan, kemewahan, diterima, dikasihi, dipulihkan, mujizat, berkat, terobosan, dll dimana orang akan lebih tertarik untuk mengikut Dia. Tetapi kemudian Yesus memarahi dan menghardik Petrus padahal sebelumnya dia dipuji Yesus setelah mengatakan bahwa Dia adalah Mesias (Matius 16:16-17). Ternyata Petrus sedang ada penyimpangan dalam pikirannya dimana dia tidak memikirkan apa yang dipikirkan Allah tetapi apa yang dipikirkan manusia. Konsep mengikut Kristus versi Petrus dan orang-orang di sana tidak sama dengan rencana penebusan Tuhan. Petrus berpikir bahwa Kristus akan mendirikan kerajaan melalui politik, militer dan kuasa mujizat yang hebat yang akan menundukkan Kekaisaran Romawi. Dan mungkin bahkan Petrus begitu yakin bahwa dia nanti akan menjadi pejabat di kerajaan yang akan Yesus bangun. Petrus belum tahu bahwa Yesus akan mendirikan kerajaan dengan mati di salib. Itulah sebabnya Yesus mau meluruskan pandangan ini serta mau mengkalibrasi paradigma dan pandangan mereka

 

 

ADA SEBUAH UNDANGAN

 

Markus 8:34

34  Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku…

Ada undangan yang disampaikan oleh Yesus dimana undangan ini begitu berbeda  dengan undangan dari berbagai KKR yang disampaikan oleh banyak hamba Tuhan yang menyampaikan bahwa kalau kita  percaya dan mengikut Yesus maka masalah kita  beres, ada terobosan, hidup kita akan sukses dan diberkati.  

 

1. UNDANGAN MENYANGKAL DIRI

Markus 8:34

34  Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Ini adalah perkataan yang sangat tidak populer dimana Yesus mengundang kita untuk menyangkal diri. Kata menyangkal diri Bahasa aslinya adalah “Aparnéomai”  yang artinya :

- to disown; to refuse to be associated with (Tidak mau diasosiasikan - menolak untuk dikaitkan dengan)

- suggests “strongly reject” (especially the source) (“menolak dengan kuat” (terutama sumbernya)

- utterly refusing to recognize the orginal source involved. (sama sekali menolak untuk mengenali sumber asli yang terlibat.)

Ada seorang Theolog bernama Charles E.B. Carnfield berkata “ penyangkalan diri yang sesungguhnya adalah berpaling dari berhala hati yang berpusat pada diri sendiri “.  Ini sangat bertolak belakang dengan dunia dan zaman modern ini di mana semua orang sangat menekankan self esteem, self fulfillment, selfworth, self actualization dan berbagai penekanan yang mengutamakan diri sendiri.  Yang menyedihkan bahwa filosofi dunia ini juga merebak di pengajaran-pengajaran Kristen yang menaruh diri sendiri atau manusia dalam poros pengajaran tersebut sehingga apapun yang kita lakukan maka tujuannya adalah untuk memperkaya diri, membuat diri berbahagia, mengalami mujizat namun ujungnya bukan Tuhan tetapi diri sendiri. Itu sebabnya Yesus mengatakan supaya kita menyangkal diri sebab sumber  masalah yang terjadi di dunia ini adalah manusia atau diri kita sendiri. Banyak masalah yang terjadi karena seseorang terobsesi dengan diri sendiri dan mementingkan diri. Yeremia 17:9 berkata tentang hati manusia : “ Betapa liciknya hati, lebih licik dari pada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?  Roma 3:10-12 "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak

Beberapa waktu yang lalu majalah Time menuliskan dalam covernya sebuah judul “ The Me Me Me Generation “ dikatakan bahwa Millenials adalah generasi yang malas tetapi generasi yang narsis sangat terobsesi dengan sosial media namun tetap tinggal dengan orangtua mereka. Seperti inilah sebenarnya kecenderungan hati kita yaitu self centeredness. Dan self centeredness di ekspresikan melalui dua acara yaitu :  

1). Hedonisme

2 Timotius 3:1-4

1Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. 2Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, 3tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, 4suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah (LOVERS OF PLEASURE RATHER THAN LOVERS OF GOD).

Hedonisme artinya pengejaran kesenangan, pengejaran kenikmatan dan barang-barang materialistik sebagai tujuan utama atau menjadi yang terpenting dari kehidupan manusia.  Sebab itu waktu Yesus memberikan undangan untuk menyangkal diri maka itu sangat bertolak belakang dengan kecenderungan manusia yaitu menyukai kenikmatan dunia. Ini adalah pengejaran kepuasan yang salah arah dimana kita berusaha menemukan kebahagiaan dalam kenikmatan dunia.  

2). Legalisme

2 Timotius 3:5

5Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya.

Bentuk yang lain dari ekspresi self centeredness selain hedonism adalah legalisme. Legalisme adalah keterikatan perilaku, disiplin, dan praktik dengan keyakinan untuk mencapai keselamatan dan kedudukan yang benar di hadapan Tuhan. Banyak orang yang rajin beribadah namun ibadahnya sifatnya self centeredness dimana orientasinya bukanlah Tuhan tetapi diri sendiri. Mereka berpikir kalau mereka beribadah, berpuasa, memberi dan melayani maka orientasinya bukan karena mengasihi Tuhan atau untuk memuliakan Tuhan tetapi karena ingin mendapat sesuatu dari Tuhan untuk diri sendiri.  

Inilah yang disampaikan oleh Rasul Paulus dimana ini sangat menyimpang dan dia meyadari bahwa dirinya pun pernah melakukannya sebelum bertemu dengan Kristus yaitu sebelum dia lahir baru di dalam Kristus maka dia bukan jatuh ke dalam hedonisme tetapi lebih ke arah legalisme.  

Filipi 3:4-7

4Sekalipun aku juga ada alasan untuk menaruh percaya pada hal-hal lahiriah.Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi: 5 disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi, 6 tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.  

7 Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.

Jadi hedonism dan legalisme sepertinya rohani namun kalau akhirnya bukan untuk menghormati, mengasihi dan memuliakan Tuhan maka itu sama saja.

 

2. UNDANGAN MEMIKUL SALIB

 

Markus 8:34

34  Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.

Saat ini kita bisa melihat banyak orang Kristen yang begitu bangga memakai kalung yang berdesain salib sebab saat ini itu adalah lambang pengharapan. Tetapi jaman dulu tidak ada orang yang bangga atau berani memakai kalung salib sebab salib itu memberitakan tentang penderitaan dan kematian yang paling mengerikan. Kalau Yesus mengundang kita untuk memikul salib artinya mengikut salib itu sarat dengan penderitaan. Memikul salib itu tujuannya bukan untuk menerima keselamatan namun waktu berbicara tentang salib maka waktu kita hidup dalam Kristus, untuk Kristus dan untuk kemuliaan Tuhan maka ada kemungkinan kita akan mengalami tekanan, penganiayaan dan ketidakadilan. Mungkin kita  harus ganti profesi karena profesi kita itu bertentangan dengan keyakinan yang diberikan Roh Kudus. Mungkin kita harus jujur di mana di tempat kerja kita ada banyak ketidak jujuran dan karena kejujuran kita maka kita tidak jadi naik pangkat. Mungkin kita dianiaya atau dikucilkan oleh teman-teman atau keluarga kita karena iman kita kepada Kristus.

 

3. UNDANGAN MENGIKUT KRISTUS

 

Markus 8:35-36

35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.  

36Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.

Justru kalau kita selfcenterednes maka kita akan kehilangan segalanya tetapi waktu kita menyangkal diri  dan rela kehilangan sesuatu yang kita anggap paling berharga namun kita menukarkanya karena Injil maka justru itu yang menyelamatkannya. Jadi dunia berbicara tentang berpusat pada diri sendiri, peroleh seluruh isi dunia dan mengikuti keinginan diri sendiri. Namun mengikut Yesus bukan berpusat pada diri sendiri tetapi menyangkal diri sendiri, kehilangan hidup kita karena Yesus dan mengikut Yesus.

Inilah penyimpangan dunia, penyimpangan hati manusia dimana kita luput dari sasaran. Dan yang menyedihkan adalah mimbar-mimbar geraja bukan memberitakan undangan Yesus yang memberitakan penyangkalan diri, memikul salib dan mengikut Yesus tetapi malah memberitakan injil yang berpusat pada diri sendiri. Yang digelitik adalah kecenderungan hati manusia yang berdosa tetapi dibungkus dengan  perbuatan yang rohani, misal beribadah supaya diberkati atau berpuasa supaya doa kita dijawab. Inilah penyimpangan yang terjadi salam kehidupan kita. Ravi Zacharia berkata “ saat yang paling menyedihkan dan paling kosong dalam hidup kita adalah waktu kita mencapai apa yang kita  pikir akan memberikan kita kepuasan yang sejati tetapi ternyata apa yang dijanjikan itu tidak terjadi….”

KITA TIDAK AKAN MAMPU MELAKUKAN PENYANGKALAN DIRI, MEMIKUL SALIB DAN MENGIKUT KRISTUS.

Kita tidak mampu melakukannya dan karena ketidak mampuan kita untuk melakukannya maka sebenarnya kita semua akan binasa. Itulah sebabnya rencana penebusan Allah tidak berhenti pada hukum Taurat atau pada kotbah-kotbah Yesus tetapi Dia sendiri yang melakukanNya. Tanpa pertolongan Yesus maka kita semua akan binasa, kena kutuk dan menerima maut. Yesus tidak hanya menuntut kita untuk menyangkal diri, kehilangan hidup karena Dia dan mengikut Dia, tetapi Yesus Menyelesaikan Secara “SEMPURNA” Apa yg Kita tidak mampu lakukan:

 

 

Dia menyangkal Diri, Memikul Salib untuk kita, dan Mengikuti Kehendak Bapa dengan sempurna.  

Filipi 2:5-8

5Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 6yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 7melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 8Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

Yesus memanggil kita untuk menyangkal diri dan memikul salib. Namun Dia bukan hanya memanggil kita tetapi melakukannya dengan sempurna untuk kita, sehingga kalau kita hidup dalam Dia maka kita juga dimampukan untuk melakukannya. Melalui Kristus kita tidak lagi hidup disiksa oleh dunia dan berhala-berhala tetapi hidup untu kemuliaan Tuhan.  

Menyangkal diri dan memikul salib disini yang dimaksudkan Menanggalkan manusia  lama karena kita sudah mati bersama Kristus dan Mengenakan manusia baru dengan kuasa kebangkitan di dalam Kristus.

Kolose 3: 8-10

Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;

Roma 6:10-11 10  

Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. 11Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.

Waktu kita memandang Kristus maka kita akan menemukan ketenangan sebab Dia telah menyelesaikan untuk kita. Waktu kita memandang Kristus maka kita yang tidak mampu akan dimampukan. Waktu kita memandang Kristus kita yang berdosa ingat bahwa Dia telah mengampuni dosa-dosa kita. Sehingga waktu kita melakukan segala sesuatu untuk Tuhan maka itu kita lakukan karena Dia telah melakukan lebih dahulu untuk kita.  

Tim Keller berkata “ Kerendahan hati yang berdasarkan injil adalah berkat melupakan diri sendiri, bukan berarti jadi dermawan merendah supaya ditinggikan seperti budaya modern atau menjadi orang yang meninggalkan kenikmatan dunia menjadi biarawan bertapa untuk meninggalkan kedagingan seperti tradisi timur tetapi sesederhana yaitu saya tidak terlalu memikirkan diri saya lagi karena karena saya memandang kepada Kristus dan Kristus adalah identitas saya “  

Markus 8:33

33Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Yesus menghardik Petrus bahwa dia setan karena seperti setan maka gagasan Petrus adalah berpikir untuk mendirikan kerajaan tanpa  Salib. Yesus tahu bahwa karya keselamatan itu hanya melalui salib. Hanya karena salib maka ada kerajaan yang tidak tergoncangkan. Yesus datang untuk mendatangkan kerajaan bukan dengan menang melalui kekuatan militer, namun justru Dia menang karena seakan-akan Dia kalah. Dia menang melalui kematianNya dan mengalahkan maut melalui kebangkitanNya. Hanya melalui salib ada pernyataan kasih karunia Tuhan. Begitu juga dalam perjalanan iman kita maka kekuatan manusia lama kita harus mati, dan itu terjadi saat kita mengalami penderitaan atau saat kita mengalami kegagalan Jadi penderitaan itu bagus dan itulah sebabnya penderitaan itu diijinkan Tuhan Kegagalan itu perlu yaitu untuk menunjukkan kelemahan kita dan ketidakmampuan kita. Itulah salib kita sehingga kita menyadari bahwa kita membutuhkan Kristus.  

2 Kor 12:9b-11

sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. 10Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

 

 

Mudah sekali untuk berkata kuat pada saat keadaan lagi baik. Mudah sekali untuk berkata bahwa kita punya damai pada saat keadaan lagi baik namun kebalikannya justru waktu keadaan kita mengalami kesusahan.

Yakobus 1:2-4

2Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, 3sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan. 4Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apa pun.

Anggaplah penderitaan yang kita alami itu sebagai suatu kebahagiaan sebab kalau itu diijinkan Tuhan untuk kita alami maka artinya ada suatu kebaikan dibalik semua itu. Dan ujian tehadap iman kita itu akan menghasilkan ketekunan untuk memperoleh buah yang matang yaitu kesempurnaan dimana bukan kita yang sempurna tetapi Dia yang sempurna tinggal dalam kita. Kita menjadi utuh karena kita memiliki Kritus. Dan kita tidak kekurangan apapun sebab kita memiliki yang paling berharga yaitu Kristus.