Pembacaan : Yohanes 6: 1-2, 14-15, 24-35, 48-58, 60-69
MENGAPA ORANG BANYAK BERBONDONG-BONDONG MENGIKUT YESUS?
1. Hanya Ikut-Ikutan Orang Banyak
Yohanes 6:1-2
1Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 2Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia….
Di ayat ini diceritakan ada banyak orang yang berbondong-bondong mengikut Yesus. Dan biasanya orang banyak itu juga akan menarik orang banyak. Sebagai contoh kalau di jalan ada kecelakaan maka kerumunan orang yang melihat kecelakaan itu juga akan menarik orang untuk juga ingin melihat sehingga kerumunan itu semakin banyak. Demikian juga kalau ada orang yang datang ke gereja tertentu itu karena ada banyak orang yang datang ke sana. Dengan kata lain orang itu datang hanya karena ikut-ikutan saja tanpa peduli apakah pengajaran gereja itu benar atau tidak tetapi yang penting gerejanya ramai. Sebab itu mari kita mengikut Yesus bukan karena ikut-ikutan tetapi benar-benar mengerti apa esensi dalam mengikut Yesus.
2. Mencari Tanda dan Mujizat
Yohanes 6:1-2
1Sesudah itu Yesus berangkat ke seberang danau Galilea, yaitu danau Tiberias. 2Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia, karena mereka melihat mujizat-mujizat penyembuhan, yang diadakan-Nya terhadap orang-orang sakit.
Selain tertarik karena ikut-ikutan orang banyak maka orang-orang itu berbondong-bondong mengikut Yesus karena tertarik untuk melihat mujizat-mujizat penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus. Mengapa kebaktian-kebaktian penyembuhan itu selalu ramai yaitu karena mujizat itu seru dan selalu membuat kehebohan. Kalau kita perhatikan bahwa tanda-itu bukanlah tujuan yang sebenarnya namun memberi arah pada tujuan tertentu. Demikian juga kalau kita berbicara tentang mujizat itu sebagai tanda maka itu mengacu pada sesuatu atau seseorang yang menjadi esensi sebenarnya yaitu Kristus.
Yohanes 6:14-15
14Ketika orang-orang itu melihat mujizat yang telah diadakan-Nya, mereka berkata: “Dia ini adalah benar-benar Nabi yang akan datang ke dalam dunia.”15Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.
Yesus itu bukan hanya nabi tetapi Dia itu juga Mesias yaitu Allah itu sendiri. Namun orang banyak itu hanya menganggap Dia sebagai nabi karena mujizat-mujizat yang diadakanNya. Yesus tahu bahwa orang banyak itu mengikut Dia karena kepopulerannya dan karena mujizat-mujizat yang diadakanNya serta mereka ingin menjadikan mereka raja namun dalam persepsi mereka adalah raja yang secara politik yang akan menolong membebaskan mereka dari penjajahan Romawi dan itu bukanlah rencana Bapa. Sebab itu Yesus selanjutnya berkotbah dan mengajar untuk mengkalibrasi hati mereka bahwa ide mereka mengikuti Yesus itu menyimpang dari yang sebenarnya.
3. Mencari Berkat Jasmani.
Yoh 6:24 - 27
24Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid-Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. 25Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: “Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?” 26Yesus menjawab mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
Orang-orang ini begitu serius mencari Yesus padahal sehari sebelumnya mereka sehari penuh mengikut Yesus sampai malam sehingga Yesus memberikan mereka makan melalui mujizat dari lima roti dan dua ikan. Sebab itu janganlah kita heran kalau banyak orang itu mencari Yesus namun belum tentu motivasinya benar. Dan ternyata selain karena ikut-ikutan dan mencari mujizat maka orang banyak itu berbondong-bondong mencari Yesus karena mereka juga mencari berkat jasmani. Disini Yesus mau menyatakan kepada orang banyak itu bahwa Dia tidak ingin orang banyak itu mengikut Dia karena motivasi yang tidak benar yaitu hanya ikut-ikutan, mencari mujizat dan berkat jasmani. Memang tidak ada yang salah dengan ini tetapi ini bukan destinasinya. Karena mujizatNya, terobosan dan jawaban doa itu semua hanya tanda dan bukan destinasinya atau tujuan akhirnya. Kalau kita lihat di Yohanes 5 dan 6 ini maka Yesus melakukan begitu banyak mujizat. Bahkan di akhir kitab Yohanes dikatakan bahwa Yesus melakukan begitu banyak mujizat yang tidak tercatat di sini sebab kalau dicatat satu-satu maka bukunya tidak akan muat untuk mencatat semuanya. Orang-orang ini melihat betapa hebat dan spektakularnya tanda-tanda mujizat yang dilakukan Yesus sehingga kemanapun Yesus pergi maka mereka juga pergi dan mengikuti Yesus. Ini bukan hal yang salah tetapi kita harus berhati-hati sebab ini bukanlah destinasinya. Kadang kita sangat semangat datang ke kebaktian-kebaktin yang mendemonstrasikan kuasa Allah yang menjanjikan ada terobosan, pengurapan dll. Tetapi masalahnya banyak orang yang berhenti di tanda-tanda dan mengagumi tanda-tanda atau mengagumi dan membicarakan orang yang menjadi penunjuk arah yaitu hamba TuhanNya sehingga menjadi gagal paham dan gagal tujuan yang bisa berefek buruk bagi kita yaitu kita bisa kecewa.
Bagaimana dengan kita yaitu apakah kita mengikut Yesus karena orang banyak, apakah kita datang ke gereja karena ada orang yang kita sukai juga datang, atau karena kita mencari mujizat atau pernah mengalami mujizat di gereja tertentu sehingga kita pergi ke gereja tersebut, atau kita datang ke gereja untuk mencari berkat. Kalau motivasi kita itu seperti itu maka kita kehilangan tujuannya dan ketika kita mendengar aslinya seperti apa mengikut Yesus itu maka kita bisa kecewa. Ini sudah diprediksi dalam 2 Timotius 4:2-4.
2 Timotius 4:2-4
2Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. 3Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. 4Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.
Pada akhir jaman ini banyak orang tidak suka mendengar pengajaran yang benar namun lebih memilih untuk mendengar pengajaran yang heboh, yang menarik banyak orang dan yang berisi mujizat dan berkat-berkat jasmani.
Yohanes 6:60-61
Murid-murid yang mengundurkan diri di Galilea
60Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?” 61Yesus yang di dalam hati-Nya tahu, bahwa murid-murid-Nya bersungut-sungut tentang hal itu, berkata kepada mereka: “Adakah perkataan itu menggoncangkan imanmu?
66Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Perkataan keras dari Yesus itu yang akhirnya membuat beberapa murid Yesus mengundurkan diri dalam mengikut Dia. Yang menjadi pertanyaan adalah perkataan keras apa yang Yesus katakan sehingga ada murid-murid yang mengundurkan diri?
27Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab DIALAH YANG DISAHKAN OLEH BAPA, ALLAH, DENGAN METERAI-NYA."
Perkataan ini disampaikan Yesus setelah orang banyak itu mengalami mujizat dimana Yesus memberikan makan kepada ribuan orang dengan lima roti dan dua ikan bahkan sisa duabelas bakul dimana peristiwa ini sangat menghebohkan mereka.
“ Makanan yang dapat binasa “ dalam ayat ini berbicara tentang hal-hal yang fana dalam hdiup kita seperti terobosan ekonomi, berkat dan mujizat secara jasmani, kesembuhan, kesehatan, kemakmuran maka itu semua akan binasa lagi. Terobosan keuangan itu fana dan hubungan yang hancur kalaupun dipulihkan hubungan manusia tanpa Tuhan itu pasti akan mengecewakan dan Yesus ingin supaya kita tidak mencari hal-hal yang dapat binasa itu.
28Lalu kata mereka kepada-Nya: “Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?” 29Jawab Yesus kepada mereka: “Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.” 30Maka kata mereka kepada-Nya: “Tanda apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu? Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan? 31 Nenek moyang kami telah makan manna di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan roti dari sorga.” 32Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya bukan Musa yang memberikan kamu roti dari sorga, melainkan Bapa-Ku yang memberikan kamu roti yang benar dari sorga. 33Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia.”
Disini dinyatakan bahwa mereka kurang yakin kalau bahwa inti dari semua ini adalah percaya kepada Yesus sehingga mereka mulai menceritakan apa yang dulu dialami oleh nenek moyang mereka (Ayat 30 dan 31). Dan untuk mengerti ini maka kita perlu mengerti mengapa dari tadi yang dibahas itu adalah roti (Ayat 4) yang dikatakan bahwa Paskah hari raya orang Yahudi sudah dekat. Passover itu adalah hari raya di mana mereka merayakan hari terakhir di Mesir dimana Tuhan melepaskan mereka dari Mesir karena hari itu adalah tulah yg ke 10 di mana semua anak sulung di Mesir mati kecuali rumah yang ada olesan darah di ambang pintu maka dilewati (Passover) oleh malaikat maut dan malam itu mereka semua makan roti yang tidak beragi. Dan ketika mereka di padang gurun maka Tuhan memberi mereka manna yang mereka percayai bahwa mereka ditolong dan dipelihara Tuhan itu karena mereka taat kepada hukum Musa. Jadi mereka dari tadi berpikir bahwa Yesus adalah Musa yang baru dan nabi yang baru padahal Yesus sudah menyatakan siapakah diriNya namun semua orang masih berpikir ada Musa baru, ada nabi baru dan ada formula baru untuk mendapatkan mujizat. Sebab itu Yesus menjelaskan sesungguhnya yang memberi mereka roti itu bukan Musa tetapi Tuhan. Juga bukan karena mereka itu taat pada hukum Taurat namun itu semua karena kasih karunia Tuhan (Ayat 32).
“Tuhan, berikanlah kami roti itu senantiasa.” 35Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.
Ketika mereka meminta Yesus untuk memberi roti maka disinilah muncul pernyataan Yesus mengenai “ Akulah “ (“ I Am”, Ego Emi ). Ini mengacu pada 7 perkataan Yesus di Injil Yohanes untuk menggambarkan siapa dirinya kepada gerejaNya. Angka 7 adalah angka sempurna yaitu angka lengkap yang artinya bahwa di dalam Kristus maka kita melihat kesempurnaan Tuhan. Kelengkapan umat manusia hanya ada di dalam Kristus dan kepenuhan Tuhan ada di dalam Kristus. Mengapa Yesus mengklaim dirinya dengan pernyataan “Akulah” yaitu mengacu kepada pernyataan keilahian Allah atas namaNya sendiri.
Pernyataan ini juga dinyatakan dalam Perjanjian Lama yaitu ketika Tuhan berkata kepada Musa maka Dia menyatakan diriNya sebagai “ Aku adalah Aku “ ('eheyeh 'asyer 'eheyeh), “Akulah Dia" dan kadang-kadang muncul dalam bentuk "Akulah Tuhan”. Hal ini juga dinyatakan di Yohanes pasal 1 yaitu “ Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ayat 14 nya berkata….Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Pernyataan ini adalah pernyataan kebenaran mengenai jati diri Yesus Kristus. Dari segi Kristologi Yohanes maka Yesus Kristus adalah unik, bukan karena apa yang Allah lakukan melalui Dia sebagai manusia, melainkan karena Ia adalah pribadi kedua dari Allah Tritunggal yaitu Adalah Allah. Bahkan di Yohanes 8:58 dikatakan “ Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada (“Prin Abraam Genesthai Egô Eimi “).
Perkataan ini yang yang membuat orang Yahudi marah sekali (Yoh. 8:59), karena kata-kata itu menyamakan hakikat Yesus dengan hakikat Allah, mereka menolak keras pandangan bahwa Allah menjadi manusia; dan seseorang yang menyamakan diri dengan Allah dianggap menghujat Allah. Melalui perkataanNya itu maka Yesus ingin menyatakan bahwa Dialah yang sesungguhnya yang mereka cari yaitu kalau mereka mencari berkat atau mujizat maka ada berkat dan mujizat yang lebih tinggi yaitu “ Aku “(Yesus). Tuhan yang lebih tinggi dari semua dan yang mau turun ke dunia untuk menyelamatkan manusia.
51Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia…
Sesungguhnya roti yang kita cari dan kepuasan yang kita cari itu ada dalam Yesus. Karena apa yang ditawarkan dunia dan apa yang kita pikir akan memuaskan kita itu akan mengecewakan kita. Kalau ada pemulihan atau terobosan tetapi tanpa Yesus maka itu akan mengecewakan kita dan sifatnya juga fana. Dia bukan hanya filosofi, Dia bukan hanya kuasa atau mistik, Dia bukan hanya kitab suci tetapi Dia adalah pribadi yang mau memiliki hubungan dengan kita. Tuhan yang turun ke dunia untuk mencari umatNya yang terhilang. John Piper berkata “Yesus tidak datang ke dunia terutama untuk memberi roti, tetapi untuk menjadi roti kehidupan. Ia datang bukan untuk hanya menjadi berguna bagi Anda, tetapi untuk menjadi yang paling berharga. Yesus datang ke dunia untuk mengubah keinginan Anda sehingga ia akan menjadi keinginan utama Anda “.
51Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk HIDUP DUNIA
Disini dikatakan bahwa Roti itu diberikan untuk “Hidup Dunia” artinya keselamatan yang diberikan Tuhan itu bukan hanya untuk nanti kalau kita sudah meninggal dan masuk surga tetapi penebusan yang diberikan kepada kita itu juga untuk saat ini yaitu selama kita masih hidup di dunia ini. Penjelasannya adalah seperti ini “ Ketika kita melihat Yesus Kristus hidup dengan sempurna dan indah, apakah itu memotivasi kita? Itu tidak memotivasi kita, itu sebenarnya membuat kita takut karena kita tidak pernah bisa hidup seperti itu. Jika Dia hanya seorang guru, jika Dia hanya sebuah contoh, maka semakin kita belajar tentang Yesus, semakin kita akan merasa gagal karena standarnya terlalu tinggi untuk kita. Dia membuat kita kecil hati dan tidak bisa membantu kita.
Sebagai contoh kalau kita melihat sepotong roti maka jika roti itu hanya sebagai pajangan dan tidak dipecah untuk dimakan maka roti itu tidak berguna. Kita mungkin mencium baunya bahkan mungkin menjilatnya, tetapi selama itu masih utuh maka roti itu tidak dapat benar-benar menyehatkan kita. Demikian juga jika Yesus Kristus hanya seorang guru, jika dia hanya teladan yang hebat, maka dia tidak bermanfaat bagi kita.
Tetapi ketika Dia berkata di ayat 54-56
Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
Roti Hidup yaitu Yesus adalah daging yang Yesus berikan untuk kehidupan dunia," itu menunjukkan bahwa dagingNya dipecah-pecahkan dan tubuhNya hancur untuk menggantikan kita yang berdosa. Salib adalah tempat dimana Dia menggantikan kita. Di Salib ada pertukaran ilahi dimana hukuman yang seharusnya kita tanggung namun ditanggung oleh Dia. Ada pertukaran dimana kebenaran, kesucian dan kemuliaan yang adalah milik Sang Roti Kehidupan itu menjadi milik kita. Yang benar menjadi dosa sehingga kita yang tidak benar dan berdosa dibenarkan dalam Yesus. Melalui karya salibnya di mana tubuhNya dipecah-pecahkan dan darahNya dicurahkan maka terjadi pertukaran Ilahi. Yesus mengalami penderitaan supaya dalam penderitaan kita maka kita menerima kekuatan Tuhan.
Kita ini pemberontak, berdosa, mengandalkan kekuatan sendiri dan tidak mempedulikan Tuhan sehingga akibatnya adalah hidup kita hancur berantakan, mengalami banyak duka, terjerat di dalam berbagai malapetaka. Tetapi tuhan menunjukkan kasihNya dimana kita tidak bisa menyelamatkan diri kita sendiri sebab itu biar Tuhan saja yang hancur, mengalami duka, mengalami malapetaka yang paling mengerikan untuk menggantikan kita. Dan sebagai gantinya maka Yesus memberikan kita kehidupan, keselamatan dan damai sejahtera. Kristus bukan hanya guru, contoh teladan, pemberi berkat dan mujizat atau petunjuk kehidupan, tetapi Kristuslah Sang Kehidupan. Kristuslah berkat terbesar kita. Kristuslah mujizat terbesar kita.
60Sesudah mendengar semuanya itu banyak dari murid-murid Yesus yang berkata: “Perkataan ini keras, siapakah yang sanggup mendengarkannya?”… 66Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
67Maka kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” 68 Jawab Simon Petrus kepada-Nya: “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; 69dan Kami Telah Percaya (Pisteuo) Dan Tahu (Ginosko), Bahwa Engkau Adalah Yang Kudus Dari Allah.”
Yesus tahu bahwa banyak pengikutnya yang bersungut-sungut karena perkataan kerasNya dan banyak yang mengundurkan diri. Dan itu adalah waktu yang tepat untuk menanyakan kepada 12 muridNya apakah mereka akan pergi juga? Namun Petrus sekalipun belum sepenuhnya mengerti tetapi berkata “Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Perkataan-Mu adalah perkataan hidup yang kekal; dan Kami Telah Percaya (Pisteuo) Dan Tahu (Ginosko), Bahwa Engkau Adalah Yang Kudus Dari Allah.”
Disinilah murid-murid Yesus mulai mengerti esensinya yaitu “ Percaya (Pisteuo) Dan Tahu (Ginosko). Percaya (Pisteuo) disini artinya bukan sekedar percaya tetapi mempercayakan hidup. Dan Tahu (Ginosko) artinya bukan sekedar tahu tetapi mengenal secara intim. Lebih dari sekedar berkat atau mujizatnya namun percaya penuh dan mengenal secara intim karena Yesuslah Roti Hidup itu. Dialah Sang Berkat, Sang Kehidupan dan Mujzat yang terbesar yang kita miliki.
Kalau ada pernyataaan “ Aku mengasihimu karena aku perlu kamu atau aku memerlukanmu karena aku mengasihimu “ maka sebagai orang yang normal maka kita akan memilih pernyataan yang kedua yaitu aku memerlukanmu karena aku mengasihimu. Memang keduanya hampir sama namun yang satu basisnya karena perlu dan yang kedua basisnya adalah kasih. Demikian juga ketika kita mengikut Yesus itu karena kita perlu atau karena kita mengasihi Dia sebab kita sadar bahwa Dia mengasihi kita. Banyak orang hanya punya hubungan dengan Tuhan atas dasar perlu atau butuh namun biarlah hati kita dikalibrasi sehingga kita bertumbuh dan bukan punya hubungan atas dasar perlu tetapi berdasar kasih. Namun pertanyaannya apakah kita bisa mengasihi Allah? Sebab itu Roma 5:8 mengatakan “ Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Dan 1 Yoh 4:10 berkata “ Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. “ Jadi kalau kita bisa mengasihi Allah itu karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.
Saat ini kalau kita patah semangat maka janganlah kita datang kepada Tuhan untuk minta diberikan semangat yang baru sebab itu artinya kita datang karena perlu. Tetapi pandanglah salib Kristus yang semestinya tidak perlu mati untuk kita, namun Dia dengan suatu semangat dan bertekun menanggung salib sebab Dia tahu bahwa Dia melakukan itu untuk menyelamatkan kita. Dan waktu kita melihat salib itu maka semangat kita yang patah akan diperbaharui sehingga kita memiliki pengharapan yang baru . Demikian juga kalau kita mengalami kekecewaan maka kita tidak bisa datang kepada Tuhan supaya kita tidak kecewa lagi, tetapi biarlah kita melihat salib dimana Tuhan sebenarnya sudah kecewa dengan kita sebab kita tidak mampu mengikuti semua standar kekudusan Tuhan. Tetapi Tuhan tidak menghukum kita namun memberikan kita kasih karunia, sehingga waktu kita kecewa dan melihat kasih karunia Tuhan maka disana kita akan menerima pengharapan dan semangat sehingga kekecewaan kita menjadi sirna sebab kita menerima sesuatu yang jauh lebih tinggi.