Elia seorang nabi Tuhan yang telah berhasil mengalahkan para nabi-nabi baal, mengalami ketakutan ketika berhadapan dengan Ratu Izebel.
Izebel merupakan gambaran Dunia yang selalu menekan kita.
Izebel merupakan orang Sidon, anak Raja Etbaal (1 Raj 16:31) - Posisi
Izebel melenyapkan nabi-nabi TUHAN (1 Raj 18:4) - Kekuasaan
Izebel seorang yang cerdik dan kejam (1 Raj 21) - Strategi
Posisi, kuasa, strategi yang menekan ini akan membuat kita merasa takut dan berkompromi dengan Tuhan.
Respon Elia merupakan gambaran dari kita saat mengalami pergumulan.
1. Elia takut (1 raja raja 19:3)
Elia tidak meminta pimpinan tuhan saat takut.
2. Elia melarikan diri (ayat 3b)
Pelarian kita dari masalah tidak akan membuat masalah kita selesai dan kita tidak mendapatkan damai sejahtera.
3. Elia berhitung dengan Tuhan (ayat 4b)
Kita mencoba membandingkan jasa kita di hadapan Tuhan dan sering lupa bahwa
kita berharga bukan karena melakukan sesuatu, namun karena pengorbanan Tuhan bagi kita.
Hati yang takut akan Allah akan membebaskan kita dari rasa takut kepada manusia.
Ev Joy Manik
Respon Tuhan kepada Elia:
TUHAN MENGIJINKAN TAPI TIDAK MEMBIARKAN
Sikap menyerah dalam kebenaran kadang dibutuhkan agar kita dapat berserah sepenuhnya kepada sang kebenaran.
Tuhan tetap setia (ayat 5-8)
Tuhan mengingatkan Elia bahwa tugas yang Tuhan percayakan belumlah usai walau dirinya merasa sudah tak ada lagi harapan dalam hidup.
Implikasi:
Kita tidak dipanggil hanya untuk sekedar menemukan solusi terhadap masalah dalam hidup, tetapi untuk menemukan Sang Hidup sebagai solusi dalam setiap masalah yang kita hadapi.
Kondisi yang tidak baik saat ada di tangan Allah yang baik, maka situasi kita akan tetap baik-baik saja.
Pertanyaan Minggu ke-51
Apa manfaat kenaikan Kristus bagi kita?
Jawaban
Kristus naik ke surga secara fisik demi kita, sebagaimana Dia turun ke bumi secara fisik untuk kita, dan sekarang Dia menjadi Pembela kita di hadapan Bapa, menyiapkan tempat bagi kita, dan memberi kita Roh Kudus-Nya.
Bacaan Ayat
Roma 8 : 33-34
Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?
Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?