Janji Tuhan Kebenaran Yang Sempurna

Maleakhi 2:17 

Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan--atau jika tidak, di manakah Allah yang menghukum?"

 

JARAK ANTARA REALITA DAN KEBENARAN ADALAH KEKECEWAAN

 

Seringkali kita mendapati bahwa kebenaran atau janji Tuhan itu bertolak belakang dengan realitas yang ada. Dan karena jarak antara realita dan kebenaran itu tidak sama maka seringkali itu membuat kita kecewa. Salah satu contoh misalnya: Janji Tuhan mengatakan bahwa bilur-bilur Yesus menyembuhkan tetapi realitasnya kita sekarang masih berada dirumah sakit, dsb.

 

Dari pembacaan ayat diatas maka digaris bawahi bahwa kata “tersangka” atau mengira itu ternyata berbahaya karena dengan menyangka maka apa yang kita sangka itu belum tentu  betul-betul terjadi. Itu yang terjadi pada bangsa Israel bahwa dengan menyangka itu maka mereka sebenarnya sedang menyusahi Tuhan sebab sangkaan itu adalah sebuah kebenaran yang sementara, semu dan belum tentu benar. Sebab ketika menyangka sesuatu maka kita sedang mengambil kesimpulan dari data-data yang tidak lengkap yang kita miliki. Jadi kebenaran yang situasional yaitu ketika kita menduga atau mengira bahwa realita yang kita hadapi adalah benar adanya.

 

Sangkaan yang bagaimana yang oleh Tuhan dianggap menyusahiNya  yaitu :

  • Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan (Compromised God)

  • Dimanakah Allah yang menghukum? (There is no God)

 

Pada waktu itu orang bisa berbuat apa saja seenaknya tetapi tidak ada sesuatupun yang terjadi sehingga orang Israel memiliki kebenaran yang situasional dan menganggap semua itu tidak menjadi masalah sehingga Tuhan itu bisa dikompromikan dan ini yang dianggap realita oleh bangsa Israel. Dan realita itu memiliki tiga aspek yaitu :

  • Terlihat masuk akal

  • Sementara sampai ada yang baru

  • Relative / subyektif

 

Bagi bangsa Israel realita itu dianggap sebagai kebenaran yaitu Tuhan itu berkompromi namun kebenaran yang sesesungguhnya adalah Tuhan itu tidak berkompromi. Dosa itu adalah tetap dosa tetapi yang binasa adalah bukan kita tetapi Yesus yang mati dikayu salib sebagai pengganti untuk penebusan atas dosa kita.

 

Maleakhi 3:1

Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam. 

 

KEBENARAN TUHAN ADALAH KEBENARAN SEJATI TERLEPAS DARI APAPUN KEADAAN DAN PIKIRAN KITA

Mungkin kita berada dalam keadaan dan situasi yang bertolak belakang dengan kebenaran namun kita harus percaya bahwa kebenaran adalah tetap kebenaran yang sejati sehingga ketika Dia berkata bahwa Dia mengasihi maka Dia benar-benar mengasihi dan kalua Dia berkata bahwa Dia mati bagi kita maka Dia benar-benar mati bagi kita. Bagaimana supaya realita kita selaras dengan kebenaran ?

 

KEBENARAN TUHAN MENGUBAH TIGA REALITAS DALAM HIDUP KITA

 

 

1. STATUS

 

2 Korintus 5:17 

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 

 

Kita yang ada dalam Kristus maka kita memiliki status yang baru yaitu sebagai anak-anak Allah bukan karena perbuatan kita namun karena Kristus yang sudah mati untuk menebus dosa dan pelanggaran kita. Dan kalau status kita berubah maka gaya hidup kita juga akan berubah. Kalau identitas kita tidak dalam Kristus namun ditentukan oleh apa kata orang atau karena usaha kita sendiri maka kalau berhasil maka itu bisa membuat kita sombong. Sebaliknya kalau kita gagal maka kita bisa kecewa dan hilang pengharapan. Jadi kalau status kita berubah maka gaya hidup kita itu sudah ditebus dari gaya hidup kita yang lama dan sekarang kita adalah anak-anak terang dan memiliki gaya hidup yang baru dalam Tuhan.

 

2. WILAYAH

 

Matius 6:31-33

Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 

 

Ketika kita percaya dan menerima Yesus maka bukan status kita saja yang berubah tetapi wilayah kita juga berubah dimana wilayah hidup kita bukan hanya didunia ini saja tetapi juga pada kehidupan yang kekal. Ini juga membuat perspektif kita berbeda yaitu kita sadar bahwa hidup kita di dunia ini hanya sementara dan kita tidak akan mempertahankan mati-matian untuk segala sesuatu yang ada di dunia ini. Sebab itu janganlah kita hanya memikirkan apa yang ada di dunia ini tetapi juga memikirkan perkara-perkara yang kekal yang nanti bisa kita nikmati bersama dengan Kristus.Kalau kita tahu wilayah kita maka hidup kita menjadi sukacita dan damai sejahtera.

 

1 Korintus 7: 31b

Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. 

 

2 Korintus 4:18

Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.

 

 

3. OTORITAS

 

1 Yohanes 2:3-4

Dan inilah tandanya, bahwa kita mengenal Allah, yaitu jikalau kita menuruti perintah-perintah-Nya. Barangsiapa berkata: Aku mengenal Dia, tetapi ia tidak menuruti perintah-Nya, ia adalah seorang pendusta dan di dalamnya tidak ada kebenaran. 

 

Yohanes 6:38

Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku. 

 

Matius 6:9-10

Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. 

 

 

Mengapa ada jarak antara realita dan kebenaran yaitu karena kita tidak menempatkan otoritas tertinggi dalam hidup kita pada Yesus yang memegang kendali atas hidup kita. Ketika kendali itu ada dalam tangan kita maka kita sedang berpikir dan berusaha dengan cara kita sendiri.

Otoritas itu juga berarti  kita ditebus bukan untuk melakukan yang kita mau tetapi kehendak Tuhan itu terjadi atas hidup kita. Edmund Chang berkata bahwa kita harus hidup dalam kehidupan yang luarbiasa yaitu terhubung, berakar dan yang karib dengan Tuhan. Dan ketika kita memiliki keintiman dengan Kristus maka antara realitas dan kebenaran akan selaras karena bukan kehendak kita yang terjadi tetapi kehendak Tuhan.

 

Hidup dalam otoritas itu juga akan merubah cara pandang kita dan cara pandang kita akan menentukan tindakan kita serta cara pandang kita ditentukan oleh siapa yang berkuasa atas kita. Mari saat ini bukan hidup kita yang kita hidupi sekarang namun biarlah keinginan dan kehendak Bapa yang terjadi dalam hidup kita. Janji Tuhan bukan yang terbaik menurut kita tetapi sempurna sesuai kehendakNya. Dan iman kitalah yang mendekatkan antara realita dengan kebenaran sejati.

 

Roma 10:17

10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.