Aku Percaya

KREDO RASULI weeK 1  “Aku Percaya” 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan       :  Roma 10:10-11

Dipercayai bahwa Pengakuan Iman Rasuli ditulis pada abad pertama oleh kedua belas rasul, dengan Matias menggantikan posisi Yudas. Setiap rasul memberikan sebuah kalimat theologis sehingga terbentuklah Pengakuan Iman Rasuli yang terdiri dari 12 kalimat theologis. Teori mengenai hal ini pertama kali diungkapkan oleh seorang yang bernama Rufinus pada 390 A.D. 

Tidak ada bukti yang otentik mengenai keterlibatan para rasul dalam penyusunan Pengakuan Iman Rasuli ini. Walaupun demikian, kita tetap bisa mengatakan bahwa setiap detail isi dari Pengakuan Iman Rasuli memiliki dasar yang sesuai dengan ajaran para rasul di dalam Alkitab. Di dalam konteks ini, konten atau isi dari pengakuan tersebut lebih penting dibanding dengan memperdebatkan siapa yang menyusunnya.

Pengakuan iman atau kredo atau creed ini digunakan sebagai pernyataan iman (confession /konfesi) bukan hanya satu denominasi namun keseluruhan gereja yang mengaku dirinya Kristen yaitu sebagai suatu ringkasan pokok iman kristen yang formal dan universal bagi semua gereja Kristen.

Ada 3 konfesi yang oikumene (semua gereja Kristen mengakuinya) pengakuan iman rasuli dari gereja barat (berbahasa latin), ada pengakuan iman nicea- konstantinopel lahir di gereja timur (bahasa Yunani)  dan pengakuan iman Athanasius.Kredo para rasul ini seperti kalimat syahadatnya orang Kristen. Di jaman dahulu semua orang yang percaya Kristus harus mengatakan pengakuan iman rasuli ini di depan umum.

Namun ini bukan mantra dan juga bukan doa supaya diberkati. Bahkan kalau mengucapkan ini saja tidak membuat kita menjadi orang Kristen. Kita tidak sedang merenungkan kotbah Pengakuan Iman Rasuli, namun menggunakan Pengakuan Iman Rasuli untuk membicarakan Firman. Karena Pengakuan Iman Rasuli itu sendiri tidak ada kuasanya. Seperti bulan yang bagus kelihatannya ada Sinarnya, tetapi dia hanya merefleksikan sinar matahari sehingga pada waktu malam tampaklah sinar bulan. Bulan itu tidak bersinar tetapi selalu merefleksikan sinar matahari, begitu juga Apostle Creed. Kita tidak merenungkan kotbah  Kredo Rasuli namun kita menggunakan Kredo Rasuli untuk mengkotbahkan Firman Allah dan Injil. Mengapa perlu dibahas dan dibicarakan yaitu untuk memperbaiki pengertian yang salah dan membangun serta membentuk spiritualitas orang Kristen. 

            1.  BAGAIMANA KITA PERCAYA? 

Rom 10:10

10Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. 

Inisiatif Allah untuk menyediakan, kuasa Roh Kudus yang melahirbarukan sehingga kita dapat meresponi (Jadi : Regenerasi (lahir baru) – Beriman (percaya, mengaku, menerima) – Selamat). 

Yoh 6:44a 

44Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku

1 Kor 12:3b

tidak ada seorang pun, yang dapat mengaku: ”Yesus adalah Tuhan”, selain oleh Roh Kudus.

Kis 16:14

Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.

(“The Lord opened her heart to RESPOND to Paul’s message.”)

Jadi berkat atau mujizat terbesar itu bukan sakit disembuhkan, miskin jadi kaya, tetapi bagaimana bisa kita manusia berdosa ini dapat percaya dan dapat percaya kepada Kristus. Ini adalah mujizat. Charles Spurgeon mengatakan “ Keselamatan adalah seluruhnya kasih karunia Allah. Kutukan/hukuman kekal adalah seluruhnya kehendak manusia.

            2. MENGAPA PERCAYA?

Karena kredonya orang Kristen itu bukan “Aku tahu”, atau “Aku lakukan”, tetapi “Aku Percaya” Basis kekristenan bukan pada perbuatan. Karena kita berdosa. Dan upah dosa adalah maut. 

Yesaya 64:6 TB

Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.

Roma 3:23
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah
1 Yohanes 1:10
Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Roma 6:23 - Sebab upah dosa ialah maut

Menurut Alkitab, apakah ada manusia yang tidak berdosa? (Roma 3:23-24,) Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Mazmur 51:7 Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. Apa kata Alkitab tentang orang yang merasa bukan orang berdosa? (1 Yohanes 1:10) Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Apa upah bagi manusia yang berdosa (Roma 6:23) Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

   4 TETAPI ALLAH yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,  5telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita -- OLEH KASIH KARUNIA KAMU DISELAMATKAN 

Namun kabar baiknya adalah kita yang sudah mati dan diperbudak dosa yang seharusnya ada dibawah murka Allah, tetapi Allah dalam kekayaan rahmat-Nya dan kasih-Nya yang besar tidak membiarkan kita pada kehancuran dan binasa tetapi menyelamatkan kita. Allah memiliki agenda lain. Allah dalam kekayaan rahmat-nya, karena kasih-Nya yang besar terhadap kita, melihat kondisi terburuk kita dan berkata, “aku terlalu sangat mengasihi mereka untuk membiarkan mereka binasa dan aku akan menyelamatkan mereka.” 

Agama berkata lakukan ini dan itu namun Yesus berkata semua sudah ku lakukan untukmu

Agama berkata bahwa: Tuhan akan mengasihi kamu kalau kamu..,  tetapi Injil berkata bahwa: Tuhan sudah mengasihimu walau..

Distorsi Injil 

Gal 1:6
6 AKU HERAN, bahwa KAMU BEGITU LEKAS BERBALIK DARI PADA DIA, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu INJIL LAIN 7yang sebenarnya BUKAN INJIL. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.

Hari-hari ini ada banyak Injil palsu. Paulus mengatakan bahwa ketika kita berbalik dari Injil, kita tidak hanya berbalik dari pada seperangkat pengajaran, kita berbalik dari pada dia, seseorang. Waktu itu ada Injil lain yang diajarkan yang bukan Injil maka kita perlu kejelasan Injil yaitu kita perlu memahami Distorsi Injil, untuk mengenali ajaran-ajaran yang mirip dengan Injil namun sebenarnya Bukan Injil. Waktu itu adalah Judaizer yang mencampurkan agama Yahudi dengan kekristenan. Karena jaman itu adalah jaman Post Judeo Christianity dimana transisi orang-orang Yahudi yang menjadi Kristen.

Distorsi Injil seperti apa yang ada sekarang?  Namun di setiap jaman dan budaya terus bermunculan dan berevolusi bentuknya dalam kabar-kabar lain. Injil lain yang terlihat dan terdengar seperti injil mirip sama-sama berkata percaya Kristus namun bukan Injil. Mungkin kita bertanya bagaimana Bisaya ada injil lain dan kabar yang mirip injil namun bukan Injil.Distorsi Injil adalah dampak dosa dari manusia yang berusaha menjawab suatu kerinduan atau suatu masalah dengan kekuatannya sendiri yaitu untuk menjawab sesuatu yang tidak terpenuhi. Karena 3 hal ini yaitu kebobrokan manusia, penderitaan manusia dan kerusakan dunia maka muncullah pengajaran-pengajaran Injil lain.

Injil agamawi  memberikan banyak peraturan harus melakukan ini dan itu supaya selamat atau tetap selamat. Sebenarnya karena melihat bagaimana bobroknya manusia makanya mereka ingin memberikan suatu elemen kontrol untuk memperbaiki kebobrokan manusia.

Injil moralisme yaitu  berusaha untuk  menjadi orang yang bermoral akhirnya memodifikasi perilaku. Mereka berusaha menjadi baik, untuk menerima diri, orang lain dan diterima Tuhan. Injil moralisme juga mengajar untuk kita menjadi seperti tokoh-tokoh Alkitab yang berkarakter dan bermoral dimotivasi untuk menjadi pahlawan seperti  Daud, Daniel atau Yusuf untuk berkenan atau memperbaiki keadaan mereka yang bobrok.

Injil kemakmuran di mana distorsi injil kemakmuran tidak hanya melihat manusia bobrok namun juga melihat penderitaan manusia. Jadi bagaimana supaya mereka bukan hanya menjadi baik dan diperbaiki dari kebobrokannya, namun juga penderitaannya berkurang. Maka muncullah injil kemakmuran dengan ajaran yang mirip agamawi dan moralisme namun dengan tujuan untuk diberkati, menjadi makmur dan menjadi kaya. Kamu taat (dia lihat manusia bobrok) supaya kamu diberkati (karena melihatt manusia menderita)

Injil self help seperti panduan hidup agar bisa memiliki hidup yang lebih baik dan.bagaimana  memodifikasi kebiasaan, menemukan kebiasaan baru, mengontrol lingkungan dan punya hidup yang lebih baik. Mengapa injil self help ini menarik yaitu karena kita pada dasarnya suka untuk menjadi Tuhan, seperti Adam dan Hawa ingin menjadi seperti Tuhan makan buah yang tidak boleh dimakan.

Injil terapeutik yaitu hanya melihat bahwa masalahnya adalah penderitaan dan manusia adalah korban  dari kerusakan dunia dan penderitaan dimana tujuannya supaya Bahagia dan memiliki hidup yang lebih baik. Solusinya dengan mencari penghiburan terus supaya terlihat bagus. Tetapi ini bukan injil yang lengkap. Karena injil terapeutik mengajarkan bahwa kita ini hanyalah korban keadaan dan dosa kita bukan masalahnya. Distorsi injil yang tidak membicarakan masalah dosa padahal kita adalah orang berdosa yang butuh keselamatan. Dan yang kita butuhkan bukan hidup yang lebih baik namun hati yang baru. Yang kita butuhkan bukan hanya penghiburan namun pertobatan. Yesus tidak mati disalib  supaya hasrat hati dan keinginan kita dipenuhi namun supaya keinginan hati kita hasrat hati diubahkan.

Injil ekspresif individualism yaitu melihat kita menderita karena tekanan, misal karena tirani institusi, akibat otoritas yang menindas, korban pelecehan atau peraturan menindasmu. Maka sebab itu bebaskan dirimu, be yourself, love yourself, be a better you atau follow your heart .Padahal Yesus berkata deny yourself yaitu sangkal diri dan bukan love yourself tapi love God and love others. Bukan be a better you but be a new creation. Bukan follow your heart karena hati itu licik dan menipu.

Injil sosial melihat kerusakan dunia dengan social justice atau keadilan sosial, dimana kita perlu menyelamatkan kaum yang tertindas.  Ini kelihatannya bagus dimana kita harus jadi jawaban atau kita harus berdampak namun kita yang menjadi juruselamat. Padahal seharusnya yang mereka butuhkan adalah Injil yang sejat dan bukan kita yang menjadi juruselamat mereka. Benar kita perlu peduli dan menolong yang tertindas namun ini bukan Injil yang lengkap.

Kalau mau dijelaskan secara luas maka dampak dosa asal terjadi waktu Adam & Hawa jatuh dalam dosa, yang disebut dosa asal. Dan ada setidaknya 3 akibat yang muncul yaitu kebobrokan manusia dimana tidak ada manusia yang tidak berdosa dan tidak ada manusia yang tidak menginginkan dosa.

Dunia juga menjadi rusak karena dosa sehingga Adam harus bekerja keras, bersusah payah, berpeluh untuk mengerjakan tanah yang menghasilkan semak belukar. Keterpisahan manusia dari Tuhan yang adalah sumber kebaikan akibat dosa asal ini yang membawa penderitaan manusia.

Akibat dosa dan kebrobokan manusia juga membawa penderitaan bagi diri manusia itu sendiri dan sesama. Dosa kita membawa penderitaan terhadap diri kita dan orang lain dan dosa orang lain pun juga bisa membawa penderitaan terhadap diri mereka dan juga kita secara langsung maupun tidak langsung. Dan kebobrokan manusia juga terus memperparah kerusakan dunia yaitu akibat eksploitasi alam secara masal, penumpukan sampah dan pembuangan limbah yang merusak ekosistem alam maka membuat dunia yang sudah terkutuk akibat dosa asal semakin bertambah rusak gara-gara kebobrokan manusia.

Sebaliknya kerusakan dunia ini juga membuat manusia yang bobrok semakin susah untuk tidak berdosa.  Memang bukan dunia yang rusak yang menyebabkan kita berdosa karena kita pada naturnya adalah pendosa. Namun hidup di dunia yang rusak baik secara fisik maupun sistem maka ini membuat kita semakin susah untuk tidak berdosa. Kerusakan sistematis di dunia justru memfasilitasi keboborkan kita. Orang saling menindas melalui pemerasan, premanisme, pelecehan, kejahatan dan sistem pemerintahan yang korup. Dan dunia yang rusak ini mengintensifkan penderitaan manusia yang sudah terpisah dari Tuhan. Kerusakan sistematis di pemerintahan, Pendidikan atau perusahaan selalu menimbulkan korban dan berkontribusi serta memperparah penderitaan manusia.

Penderitaan kita  semakin memfasilitasi kebobrokan kita;  contoh orang yang hidupnya susah maka akhirnya berambisi akan kekuasaan dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekuasaan dan juga menghalalkan segala cara untuk tetap berkuasa.Ia akan terusik jika kekuasaannya terganggu. Ada orang yang mencari penerimaan dan untuk diterima dan dikasihi sehingga ia rela melakukan segala sesuatu termasuk dosa untuk dapat diterima oleh lingkungannya. Jadi penderitaan memfasilitasi kecenderungan dosa kita yang berbeda-beda dan yang membuat kita semakin bobrok.

Jadi   hidup di dunia yang rusak oleh dosa maka.kemanapun kita pergi ada serpihan dampak dari dosa yang kita rasakan di mana-mana. Itulah sebabnya bahwa injil-injil yang lain ini berusaha menjawab suatu kebutuhan tanpa mengabarkan Injil yang lengkap.

Dampak Injil Terapeutik

Bagaimana cara termotivasi dan terhibur sebagai manusia yang menderita di dalam dunia yang rusak? Anda akan mendengar khotbah yang seperti ini: “ Tuhan mengasihi saudara, Tuhan memiliki rencana yang indah untuk hidup saudara. Saudara dikasihi, diterima dan Tuhan mau menyelesaikan masalahmu. Tuhan ingin engkau berhasil. Tuhan ingin potensimu tercapai. Tuhan akan bekerja dalam hidupmu karena Dia mengasihi mu dan saudara berharga di mata Tuhan. Ini terdengar baik.... namun jika tidak hati-hati maka ini bisa distorsi Injil. Dan Injil terapeutik ini bisa disebut the new prosperity gospel. Dimana masalahnya?

Injil terapeutik mencampuradukkan penderitaan dan dosa. Penderitaan adalah gejalanya dan dosa adalah penyakitnya. Injil terapeutik hanya meringankan gejalanya. namun tidak mengobati penyakitnya. Injil terpeutik mengelus-elus kita yang berdarah-darah dalam dosa dan mengatakan kamu tidak apa-apa. Ini seperti.diberi painkiller sementara. Dimana semakin kita sering minum painkiller maka semakin tinggi dosis yang kita perlu. Dan pada satu titik maka kita akan sadar tidak ada dosis yang bisa mengobati penyakit terdalam kita yaitu dosa.

Memang benar sebagian penderitaan kita dari dosa orang lain dan kerusakan dunia. Namun injil terapeutik menggunakan kaca pembesar secara berlebihan dalam melihat penderitaan.
Fokus yang tidak proporsional pada penderitaan manusia namun mengaburkan keberdosaan kita dan membuat kita berpikir bahwa kita hanyalah korban dalam pergumulan hidup ini.

Injil terapeutik salah mendiagnosis akar permasalahannya sehingga mereka menawarkan obat yang salah. Membuat kita merasa baik dengan memberikan apa yang kita inginkan. Kebahagiaan kita adalah pusat dari segalahnya. Yesus dan gereja hanyalah alat untuk membuat kita bahagia. Kalau kita tidak merasa dicintai, diakui, berarti, terhibur dan termotivasi maka kita akan mencari gereja lain saya cari komunitas lain yang dapat memberikan injil terpeutik.Obat yang kita butuhkan bukan lah motivasi atau penghiburan belaka namun kita butuh seorang juruselamat, seorang pengganti yang melakukan substitusi dan yang menanggung beban perbudakan dosa kita. Kita membutuhkan Injil yang bukan hanya memberikan apa yang kita inginkan namun mengubah apa yang kita inginkan. Tuhan datang bukan untuk memuaskan kerinduan kita yang egois. Tuhan datang untuk memberikan pngampunan dan mengubah hati kita serta mengubah kerinduan kita .untuk selaras dengan kehendak-Nya.

Yesus Memberikan Injil Sejati Tanpa Jatuh Ke Injil Agamawi Maupun Injil Terpeutik.

KHTOBAH YESUS (Mat 6:26-34)

Perintah

25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Dosa I

Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Penghiburan I

26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Di ayat 25-26 Yesus membuat para pendengarnya sadar kalau mereka sudah menempatkan hal-hal sekunder di atas hal-hal primer pemberian Tuhan (makanan atas hidup dan pakaian di atas tubuh). Mereka terlalu fokus pada hal eksternal dan bukan internal sehingga Yesus memberi teguran namun juga penghiburan.

Dosa II

27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? 28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?

Penghiburan II

Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tapna memintal, 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala

kemegahannya pun tidak berpakalan seindah salah satu dari bunga itu.

30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah la akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Di ayat 27-30 maka Yesus menegur pendengar untuk sadar bahwa mereka bergantung pada usaha mereka sendiri untuk mengendalikan segala sesuatu sendiri. Namun  Yesus memberikan penghiburan kalau Bapa di sorga itu memelihara bunga bakung yang tidak kerja dan memintal, bukankah manusia lebih berharga dari bunga bakung itu?

Dosa III

31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah.

Penghiburan III

Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Di ayat 31-32 Yesus menegur pendengar untuk sadar kalau mereka sudah hidup seperti orang yang tidak mengenal Allah dengan mengejar hal-hal yang orang-orang itu kejar. Namun Yesus memberikan penghiburan kalau bapa di sorga tahu apa yang mereka butuhkan.

Pertobatan

33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Peneguhan

34 Sebab Itu Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyal kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Di ayat 33-34 Yesus mengajak orang untuk sadar bahwa solusi kekuatiran adalah pertobatan dan perubahan hati dari pa yang mereka cari dan kejar dalam hidup . Obat sejati Injil adalah mengalihkan pandangan mereka dari hala-hal yang fana kepada hal-hal yang kekal melalui karya Yesus Kristus. Dan ayat 34 karena kamu memandang Tuhan maka kamu sekrang tidak perlu kuatir.

Perintah

25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai,

Dosa I

Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?

Dosa II

27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?

28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian?

Dosa III

31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum?

Apakah yang akan kami pakai?

32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang  tidak mengenal Allah.

Coba kita hilangkan penghiburan dari model injil ini dan hanya perintah serta teguran. Dan obat untuk kekuatrian bukan  hanya teguran jangan kuatir  untuk membuat orang merasa bersalah tanpa penghiburan. Itu injil agamawi.

Perintah

25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Penghiburan I

26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Coba hilangkan teguran dan hanya memberikan penghiburan.

Perintah

25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Penghiburan II

Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tapna memintal, 29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala

kemegahannya pun tidak berpakalan seindah salah satu dari bunga itu.

30 Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah la akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya?

Ini menjadi jadi injil terapeutik. 

Perintah

25 "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.

Penghiburan III

Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

Namun juga obat kekuatiran bukanlah hanya membuat orang merasa terhibur tanpa bertobat dan sadar akan dosa mereka. Itu injil terapeutik. Atau bisa juga kita  berusaha keras menenangkan atau menyelamatkan diri dengan cara-cara atau Langkah-langakah. Itu injil self help. Thomas Aquinas mengatakan"Kita bingung dengan dua manusia yang serupa namun berbeda dalam tindakan. Kita melihat orang-orang mati-matian mencari kedamaian pikiran, kelegaan dari rasa bersalah, makna, dan tujuan hidup mereka, dan penerimaan penuh dalam kasih. Kita tahu bahwa pada akhirnya hal-hal ini bisa hanya dapat ditemukan di dalam Allah. Namun manusia tidak mencari Allah. Mereka mencari apa yang dapat diberikan oleh Allah saja. Dosa manusia yang sudah jatuh adalah ini: Manusia mencari keuntungan dari Tuhan dan pada saat yang sama melarikan diri dari Allah. Kita, pada dasarnya, adalah buronan."

Distorsi injil (Injil lain) tidak pernah mampu memberikan solusi yang sesungguhnya. Yesus memberikan Injil sejati, bukan Injil buatan manusia yang hanya bertujuan untuk memuaskan keinginan kita yang egois.

3. IMPLIKASI PERCAYA INJIL YANG SEJATI.

Injil sejati peduli terhadap penderitaan dan kebobrokan manusia serta kerusakan dunia.Menurut injil sejati, pengharapan dalam Yesus hanya bisa dipahami dan dinikmati ketika kita juga memahami dan meratapi kerusakan akibat dosa di hidup kita, baik dosa yang kita lakukan maupun yang dilakukan kepada kita. Jika kita gagal memahaminya secara utuh, maka kita dapat jatuh ke jebakan injil terapeutik yang mengaburkan peran dosa atau  injil agamawi yang tidak bisa bersimpati dengan penderitaan manusia atau berusaha menyelamatkan diri sendiri dengan injil self help.

Bagaimana bentuknya?

  • Dasar pendekatan pertama adalah jika melakukan sesuatu yang salah. “Bertobatlah!" pendekatan ini sejalan dengan pola pikir injil agamawi, injil moralisme, dan injil self-help.
  • Dasar pendekatan kedua adalah: " Allah mengasihi saudara apa adanya. “Bersukacitalah!" pendekatan ini sejalan dengan pola pikir injil terapeutik, 
  • Pendekatan pertama dan kedua akan gagal. Sekalipun mereka mencapai sesuatu, hati kita tetap tidak puas karena pendekatan itu tidak mengubah apa yang kita anggap berharga.
  • Dasar pendekatan ketiga adalah: Saat kita mencari sesuatu di luar Kristus untuk bahagia maka telah menyembah berhala dan menolak Allah yang benar. Bertobatlah dan bersukacitalah!" Injil sejati tidak hanya menyuruh kita bertobat atau bersukacita, tapi keduanya.
  • Inilah yang dilakukan Yesus Kristus melalui karya salib-Nya. Melalui karya salib-Nya Yesus Kristus menjadi pengganti kita yang sempurna Dengan menjalani penderitaan yang mengerikan demi menanggung dosa yang seharusnya kita terima. Itulah sebabnya kita dapat berkata: “Aku Percaya”

Pertanyaan Reflektif

Apakah Kita Percaya Kepada-Nya? Apakah Kita mempercayakan diri kepada Yesus? Atau hanya Tahu saja?Injil Versi apa yang seringkali kita percayai dan hidupi?

Sadarkah kita bahwa yang kita butuhkan bukanlah hal yang eksternal (materi, kenyamanan, penerimaan, kebahagiaan fana) namun perubahan hati oleh kuasa Injil?

Gospel Response

  • Marilah kita bertobat dari distorsi injil dan kembali percaya pada injil yang sejati.
  • Kotbahkanlah injil pada hati kita sendiri dan pandang kepada karya salib kristus! Hanya di sana ada kepastian, ketenangan, keutuhan dan penghiburan yang sejati

Implikasi Injil

  • Kita bukan hanya tahu namun kita diberi kemampuan untuk percaya.
  • Kita berubah bukan karena modifikasi perilaku, namun karena perubahan hati yang mengubah dari dalam keluar.
  • Kita bukan orang jahat yang jadi baik atau orang baik yang jadi semakin baik, namun orang mati yang dihidupkan di dalam Kristus.
  • Hidup bukan lagi tentang apa yang kita lakukan atau tidak lakukan namun tentang apa yang Yesus Kristus telah selesaikan.