Memberkati, Mengutuki

Yakobus  3: 1- 6

1Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. 2Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. 3Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhn 4Dan lihat saja kapal-kapal, walaupun amat besar dan digerakkan oleh angin keras, namun dapat dikendalikan oleh kemudi yang amat kecil menurut kehendak jurumudi. 5Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar.Lihatlah, betapa pun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar. 6Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka 

 

Lidah kita itu memiliki kuasa yang sangat luarbiasa yang digambarkan seperti kuda yang sekalipun liar namun bisa dikendalikan melalui mulutnya , juga digambarkan seperti  kapal yang besar namun bisa dikendalikan oleh kemudi yang kecil. Llidah juga digambarkan seperti api yang walaupun kecil tetapi bisa membakar hutan yang sangat besar. Ini semua menunjukkan kepada kita bahwa kata-kata kita itu berkuasa dan ini adalah suatu kebenaran yang umum dimana saat ini juga berlaku di social media dimana status  atau pernyataan kita bisa mempengaruhi banyak orang yaitu bisa membangun atau menyakiti orang lain.

 

Seorang peneliti dari  Jepang yaitu Dr. Masaru Emoto mengadakan eksperimen yang menarik dimana dia menaruh sejumlah beras ke dalam 3 gelas kimia dan dituangi air. Setiap hari selama sebulan dia berkata “ terimakasih “ kepada salah satu gelas yang berisi beras tersebut. Dan dia berkata “ kamu goblok idiot “ kepada gelas berisi beras yang kedua. Dan dia sengaja “ mencuekin” gelas berisi beras yang ketiga. Setelah sebulan maka gelas pertama yang diberi kata” terimakasih “mulai mengalami fermentasi dan mengeluarkan aroma yang harum dan menyenangkan. Gelas berisi beras yang kedua berubah warnanya menjadi hitam.Dan gelas yang “dicuekin” mulai mengalami pembusukan. Dari eksperimen ini disimpulkan bahwa kata-kata kita itu memiliki kuasa baik untuk membangun atau merusak.

 

Yakobus ingin menunjukkan kepada kita bahwa iman kita itu ditunjukkan melalui kata-kata dimana kata-kata kita itu memiliki kuasa. Dan kalau kita mau jujur maka seringkali kita secara sengaja atau tidak memakai kata-kata kita untuk membalas atau untuk menyakiti orang lain bahkan kepada orang terdekat kita.

 

KATA – KATA KITA BERKUASA

 

Yakobus 3: 7-10 (TB)

7Semua jenis binatang liar, burung-burung, serta binatang-binatang menjalar dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia, 8tetapi tidak seorang pun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan. 9Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, 10dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi.

 

Kalau kita menjelekkan atau menghina seseorang maka kita sedang menghina Tuhan yang menciptakan orang itu dimana dia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Dan juga seringkali dari mulut kita yang satu keluar berkat dan kutuk serta dari mulut yang sama keluar yang manis dan yang melukai.

 

Perlu kita sadari bahwa semua jenis dosa yang kita lakukan itu akan memudar seiring dengan umur. Contoh : kalau dulu waktu kita masih muda mungkin suka melakukan kekerasan dan kejahatan yang lain namun setelah tua maka kita tidak memungkinkan untuk melakukan lagi semua itu karena kekuatan kita sudah semakin pudar. Tetapi ada yang mengikuti kita sampai tua yaitu lidah kita, sebab itu kenapa orang yang bertambah umur itu biasanya semakin rewel dan perkataannya makin menyakitkan yaitu karena dia sudah tidak bisa melakukan yang lain dan yang bisa dia lakukan adalah melalui perkataannya. Dan kalau kita tidak mengijinkan Roh Kudus dan Injil menebus lidah kita maka dosa ini akan terus kita bawa sampai tua.

 

KATA-KATA KITA MENUNJUKKAN KEADAAN HATI KITA

 

Yakobus 3: 11-12 (TB)

11Adakah sumber memancarkan air tawar dan air pahit dari mata air yang sama? 12Saudara-saudaraku, adakah pohon ara dapat menghasilkan buah zaitun dan adakah pokok anggur dapat menghasilkan buah ara? Demikian juga mata air asin tidak dapat mengeluarkan air tawar.

 

Seperti sebuah mobil yang di isi dengan bahan bakar bensin jenis premium, pertalite, pertamax atau pertamax turbo maka performanya masing-masing akan berbeda. Demikianlah apa yang dalam hati kita itu yang keluar melalui mulut kita.

 

Melalui ayat diatas maka Yakobus menunjukkan  kepada kita bahwa kata-kata kita itu menunjukkan keadaan hati kita yaitu hati yang tidak merasa aman, hati yang membutuhkan penerimaan orang serta hati yang minta dihargai.

 

Mungkin kita merasa sudah berada dalam anugerah tetapi melalui kata-kata kita maka kelihatan bahwa kita merasa ingin dihargai sehingga kita berusaha melalui berprestasi dan melakukan segala hal supaya mendapatkan penghargaan dan penerimaan dari orang lain.

 

Firman Tuhan berkata dalam Lukas  6:45:
Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

 

KATA-KATA KITA MENUNJUKKAN IMAN KITA

 

Efesus 4:29-30
Janganlah ada perkataan kotor (corrupting words, unwholesome, unnecessary talk)  keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun (Edification, building, architect), di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia . Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan

 

Perkataan kita itu awalnya dari hati dan itu menunjukkan identitas kita dan itu juga menunjukkan iman kita. Contoh: kalau kita menaruh identitas kita pada performa kita,  pekerjaan kita, dan sebagainya lalu ada orang lain yang lebih hebat dan berprestasi dibandingkan dengan kita sehingga kita merasa terancam maka kita kita akan menggunakan kata-kata kita untuk mencela dan membela diri supaya kita bisa mempertahankan identitas kita. Mengapa manusia begitu mudah melakukan itu yaitu karena  meskipun sudah pelayanan atau merasa sudah rohani tetapi tidak menaruh identitasnya pada Kristus. Sebab itu Rasul Paulus berkata “ hidupku bukannya aku lagi tetapi Kristus yang hidup di dalam aku “, “ Hidup bagiku asalah Kristus dan mati adalah keuntungan  dan kalau aku masih hidup biarlah aku hidup bagi kemuliaan Allah “.

 

Jadi Yakobus mau menunjukkan bahwa kata-kata kita itu menunjukkan iman kita sebab sekalipun kita merasa sudah lahir baru namun setiap kali kali ada orang yang lebih hebat atau lebih berhasil dari kita dan kita merasa tidak senang maka itu menunjukkan bahwa kita menaruh iman kita pada diri kita. Sebab itu begitu pentingnya kita beribadah dan mendengarkan Firman Tuhan sebab itulah yang akan mengingatkan kita supaya kita tidak menaruh iman kita kepada diri kita sendiri namun kepada Kristus.

 

Kalau hati dan pikiran kita di isi dengan Injil Kristus maka kata-kata yang keluar dari mulut kita adalah perkataan Firman yang membangun. Namun kalau hati dan pikiran kita di isi dengan iri hati dan kedengkian maka kata-kata yang keluar adalah perkataan yang menjatuhkan.

 

INJIL MENEBUS KITA DAN IDENTITAS KITA DI DALAM KRISTUS

 

Efesus 4:29-30
Janganlah ada perkataan kotor (corrupting words, unwholesome, unnecessary talk)  keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia (impart Grace to the hearers) . Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan

 

Kita yang sudah menerima kasih karunia maka harus menjadi penyalur kasih karunia dan itu kita lakukan bukan saja melalui perbuatan tetapi juga melalui perkataan kita. Dan biarlah kita menjadi gereja dan komunitas yang penuh dengan kata-kata yang mengimpartasikan anugerah yaitu yang membangun dan bukan yang mengkritik atau menjatuhkan tetapi selalu berpikir yang baik antara satu dengan yang lain sehingga orang lain bisa melihat ada perbedaan dalam kita karena ada unsur Tuhan dalam komunitas kita sebab apa yang keluar dari mulut kita merefleksikan identitas iman kita pada Kristus.