Comforting Purpose In Our Painful Afflictions

Special Sunday Service “ Comforting Purposes in Our Painful Afllictions”  (Bagian 2)   

Ps. Yakub Tri Handoko, Th. M.

 

Pembacaan : 2 Korintus 1: 3 - 11

Ketika kita mendapatkan suatu persoalan di depan kita maka bagaimana cara kita memandang persoalan itu yaitu apakah itu sebagai suatu halangan, tantangan atau sebagai peluang yang dapat menghasilkan keuntungan? Pertanyaan ini cukup penting sebab perubahan cara pandang jauh lebih diperlukan daripada perubahan keadaan. Seringkali ketika kita punya masalah maka yang kita minta adalah supaya Tuhan merubah keadaan. Namun sebenarnya dengan cara mengubah cara pandang kita maka kita bisa melihat sesuatu yang sebelumnya kita anggap sebagai halangan justru itu akan menjadi peluang bagi kita. Dan yang kita perlukan adalah cara pandang yang sesuai dengan Injil Yesus Kristus, sehingga apa yang selama ini sebagai sesuatu yang menyakitkan sebenarnya adalah sesuatu yang sangat membahagiakan.  

TUJUAN ALLAH DI BALIK KESENGSARAAN.

          1. Supaya Kita Mengenal Allah Secara Lebih Personal (Ayat 3 - 4)

          2. Supaya Kita Memiliki Persekutuan Dengan Penderitaan Kristus (Ayat 5)

          3. Menjadi Berkat Bagi Orang Lain (Ayat 6 - 7)

Saat Paulus menderita maka yang dia pikirkan bukan bagaimana dia bisa bertahan dan keluar dari penderitaan itu. Namun yang dia pikirkan adalah bagaimana melalui penderitaan itu maka dia bisa memberkati orang lain. Seringkali Ketika kita menderita maka doa-doa kita itu akhirnya berhenti hanya pada diri kita sendiri. Kita kelihatannya mencari Tuhan namun sebenarnya kita sedang memanfaatkan Tuhan hanya untuk kepentingan diri sendiri yaitu untuk melengkapi apa yang kurang dalam diri kita. 

6 Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu; jika kami dihibur, maka hal itu adalah untuk penghiburan kamu, sehingga kamu beroleh kekuatan untuk dengan sabar menderita kesengsaraan yang sama seperti yang kami derita juga. 7 Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami. 

Paulus mengajarkan kita bagaimana dia dalam penderitaan maka itu untuk kepentingan jemaat dan ketika dia dihibur maka itu juga untuk kepentingan jemaat. Apa yang Paulus alami bersama Kristus maka itulah yang Paulus bagikan dengan orang lain. Demikian juga kalau kita ingin membagikan hidup dengan orang lain maka kita harus pastikan bahwa kita memiliki hidup. Sebab kalau  kita tidak pernah memberikan hidup kita dikerjakan oleh Allah dan dipenuhkan oleh Injil maka kita juga tidak bisa memenuhkan hidup orang lain dengan Injil. 

Sebagaimana penderitaan Kristus mendatangkan keselamatan bagi kita (ayat 5), penderitaan kita juga bisa mendatangkan faedah bagi keselamatan orang lain (ayat 6a “Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu”

Beberapa penyebab mengapa orang meninggalkan Tuhan yaitu pertama, orang itu punya banyak pertanyaan tentang Tuhan namun tidak pernah mendapatkan jawabannya. Kedua, karena kecewa dengan rohaniawan atau dengan anak-anak Tuhan. Dan yang ketiga adalah karena penderitaan sebab ketika kita menderita selalu bertanya kepada Tuhan mengapa semua ini terjadi. Jadi penderitaan itu bisa membahayakan keselamatan kita, sebab itu Paulus ingin bahwa semua pengalamannya dengan Tuhan menjadi penghiburan bagi orang lain yang menderita sehingga itu berfaedah bagi keselamatan orang itu. Bukan memberikan keselamatan tetapi menolong orang itu bertahan dalam keselamatan.  

Jadi ada kesamaan yaitu kematian dan penderitaan Kristus itu memberikan keselamatan bagi kita. Dulu kita orang berdosa dan sekarang menjadi orang benar, dulu binasa sekarang memiliki hidup kekal. Paulus juga mengalami itu dan memberikan itu kepada jemaat Korintus namun bukan dalam arti memberikan keselamatan tetapi memberikan faedah bagi keselamatan jemaat Korintus sebab Paulus tahu bahwa penderitaan itu dapat menjadi musuh atau godaan untuk orang bisa meninggalkan iman. Dengan melihat apa yang ada dalam diri Paulus maka jemaat dikuatkan dan tetap berpaut kepada Tuhan. 

Sebagaimana kehidupan Kristus mendatangkan pengharapan bagi kita (ayat 5), penghiburan kita juga bisa mendatangkan penghiburan (ayat 6b) dan pengharapan bagi keselamatan orang lain (ayat 7)

Seperti pengalaman penderitaan yang dapat berfaedah bagi keselamatan orang lain maka biarlah penghiburan yang kita dapat juga membawa pengharapan bagi mereka yang menderita. Jadi semua yang dialami oleh Paulus baik penderitaan maupun penghiburan yang di dapat maka itu dapat menguatkan orang lain.  Dan penghiburan dari Tuhan seringkali berbentuk ketahanan dalam pengharapan, bukan perubahan keadaan atau mujizat yang mengagumkan. Keadaan terburuk seringkali menjadi kesempatan terbaik. Kesempatan untuk menjadi saluran berkat, bukan sekadar tempat penumpukan berkat. Setiap pemberian dari Tuhan harus dibarengi dengan pertanyaan: “apa manfaatnya bagi kerajaan Tuhan?”Kalau kita berdoa supaya diberkati dan hanya berhenti pada diri kita maka sebenarnya kita sedang memanipulasi Tuhan. Namun kalau kita berdoa supaya diberkati untuk menjadi berkat bagi orang lain maka kita tidak sedang memanipulasi Tuhan tetapi melibatkan diri dalam pekerjaan Tuhan.

4. Menaruh Kepercayaan Pada Allah (Ayat 8 - 10)

Paulus adalah seorang yang sangat hebat dan punya banyak alasan untuk bisa sombong namun dia tidak malu untuk menceritakan semua kelemahan dan kesusahan yang dialaminya bahkan keputusasaannya juga.

7 Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. 8 Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; 9 kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa (4:7-9).

Di dalam TUHAN tidak ada kesengsaraan yang tanpa tujuan. Dia tidak hanya merespon penderitaan dengan menghadirkan kebaikan. Dia sengaja menghadirkan kebaikan melalui penderitaan.

9b  Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. 10 Dari kematian yang begitu ngeri Ia telah dan akan menyelamatkan kami: kepada-Nya kami menaruh pengharapan kami, bahwa Ia akan menyelamatkan kami lagi (ayat 9b-10).

Seringkali kita berpikir bahwa semua yang buruk itu terjadi karena kekacauan dan ditengah kekacauan itu maka Tuhan datang dan mengarahkan kepada kebaikan. Namun Tuhan itu tidak merespon penderitaan kita dengan cara menghadirkan kebaikan , tetapi dari awal Tuhan mau menghadirkan kebaikan untuk kita namun jalannya melalui penderitaan. Allah kita bukan hanya Allah yang reaktif dan responsive tetapi Dia adalah Allah yang sudah membuat semua rencana dengan baik dan menetapkan segala sesuatu dari kekekalan. Sebab itu Yusuf dapat berkata “ Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan. (Kej. 50:20).

Allah tidak pernah melemahkan kita, tetapi dia kadangkala harus menunjukkan kelemahan kita. Ini dilakukan Tuhan supaya kita mengerti bahwa kita tidak sekuat yang kita kira sehingga kita membutuhkan Tuhan dan menemukan anugerahNya. Akhir dari perjuangan kita seringkali adalah awal dari perjumpaan kita dengan Tuhan. Banyak orang yang sudah terpuruk dan hancur berantakan namun di tengah-tengah kehancurannya yang paling dalam maka disitulah dia menemukan anugerah Tuhan yang lebih  dalam daripada kejatuhannya serta dipulihkan oleh Tuhan. Kalau kita kehilangan banyak hal dalam hidup kita maka sebenarnya Tuhan sedang mengajar kepada kita tentang apa sebenarnya yang paling berharga dalam hidup kita. Seseorang baru benar-benar mengalami Kristus sebagai satu-satunya harta ketika dia telah kehilangan segalanya. 

Kita tidak mungkin menikmati keindahan Allah sepenuhnya tanpa menyampahkan kebanggaan kita seluruhnya. Dengan kekuatan Injil maka kita buang semua berhala-berhala dalam hati kita sehingga kita dapat berkata bahwa sekalipun kita hanya punya Tuhan saja maka kita tetap bersyukur. 

          5. Menghargai Peranan Orang Lain

11 karena kamu juga turut membantu mendoakan kami, supaya banyak orang mengucap syukur atas karunia yang kami peroleh berkat banyaknya doa mereka untuk kami.

Memang Allah sendiri yang menolong dan menghibur Paulus untuk bisa bertahan dalam kesusahan tetapi juga karena doa-doa dari jemaat Korintus. Ketahanan dalam penderitaan adalah proyek komunal. Keberhasilan tidak datang sendirian. Cara lain yang dipakai oleh Allah untuk mengungkapkan kelemahan kita adalah dengan cara bekerja melalui doa-doa orang lain bagi kita. Doa adalah ungkapan ketidakberdayaan dan  tanda penyerahan, tetapi doa justru ditentukan Tuhan sebagai saluran kekuatan. Ketika kita berdoa dan menyatakan betapa lemahnya kita maka di situ kekuatan dari Tuhan dinyatakan, supaya pada akhirnya Ketika kita berhasil melewati semua itu maka kita bisa berkata bahwa semuanya karena anugerahNya dan bukan karena usaha kita.