Memikirkan ulang arti kata Cukup dari sudut pandang Injil Kristus

Memikirkan ulang arti kata Cukup dari sudut pandang Injil Kristus  

(Pengkhotbah 2:24-26, 1-11)

 

Kata “cukup” adalah sebuah kata yang sulit dipahami dan dimengerti. Apakah kita sudah memahami kata “cukup” itu sendiri? Kesulitan kita adalah kita tidak pernah punya cukup alasan untuk memahami arti kata cukup dalam hidup.

 

Apakah tema “mengapa tidak merasa cukup" Itu bertentangan dengan Alkitab? Mengapa kita sering tidak merasa cukup? Karena kita tidak mengerti panggilan dan talenta yang Tuhan berikan atas hidup kita

Untuk memaknai “cukup” dari sudut pandang Injil, dimulai dengan:

 

1. Menguji hati (ay1)

Kata “menguji” dari BDB (Brown-Driver-Briggs) definition artinya standar untuk menunjukkan sebuah bukti, dan di dalam kata “menguji,” Pengkhotbah memberikan nilai Evaluasi, Introspeksi, dan reflektif  

Apa yang harus diuji dalam hati kita?  

       - ay 1-3 pleasure

- ay 4-8 prestige & prosperity

- ay 9-10 power

- ay 11 Kesimpulan awal

- ay 12-23 solusi kedua, berpaling pada hikmat

- ay 24-26 Solusi terakhir, berpaling kepada Allah

 

Orang yang selalu menguji hati tidak akan mudah memuji hatinya sendiri.

Ujian terhadap hati akan menunjukkan lubang dosa yang tak pernah cukup diisi oleh apapun selain kecukupan kasih dan anugerah Kristus.

 

Orientasi utama dari menguji hati adalah mengarahkan diri kepada Kristus

Selama Kristus dan karya-Nya tidak menjadi dasar dan tujuan hidup, maka apapun yang kita capai dan miliki, tak akan pernah memberi rasa cukup dalam hidup kita.  

 

2. Mengubah arah hati  

Kata “bagiku” muncul sebanyak delapan kali (ay 1-11), yang menunjukkan fokus pengkhotbah sebelumnya, yaitu “aku”. “Ketika “aku” menjadi penentu dalam hidup, maka “aku” tak akan pernah cukup untuk memahami arti dari kata "cukup”.

Oleh sebab itu, sebelum kita mengambil sebuah keputusan dan membuat pilihan dalam hidup, kita perlu mengubah arah hati kita kepada Kristus.

 

Gospel - Kesimpulan

Ketika kita mengarahkan hati kita kepada Kristus, maka:

Kita ikhlas melepaskan apapun yang menghalangi kita untuk bisa semakin dekat dengan Tuhan. dan Setiap kita yang tidak pernah merasa cukup dalam mengenal Tuhan, akan selalu merasa cukup dengan apa yang Tuhan berikan.

KATEKISMUS REFORMASI

Pertanyaan Minggu ke-20

Siapakah Penebus itu ?

Jawaban

Satu-satunya Penebus adalah Tuhan Yesus Kristus, Anak Allah yang kekal, Allah menjadi manusia dan menanggung sendiri hukuman dosa

Bacaan Ayat

1 Timotius 2:5

Karena Allah itu Esa dan Esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus.