The Unexpected Jesus

The Unexpected Jesus

Ev. Samuel Soegiarto MTh.

 

Pembacaan : Matius 19 : 16 - 26

Setiap kita memiliki gambaran atau bayangan seperti apa Tuhan Yesus yang kita percayai dan kita sembah. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah  Yesus yang kita bayangkan adalah Yesus yang seperti digambarkan dalam Alkitab atau gambaran setiap pribadi kita. Dan kalau pertanyaan apakah Yesus menerima semua orang maka mayoritas orang percaya bahwa Tuhan Yesus atau Allah akan menerima siapapun tanpa kecuali. Dan beberepa alasannya adalah sebagai berikut :

  • Karena Allah adalah maha kasih maka kasihNya itu cukup untuk semua orang dan tidak mungkin  pilih-pilih
  • Dalam Lukas 7: 34 dikatakan bahwa Yesus adalah sahabat orang berdosa dan pemungut cukai. Ini menggambarkan sekelompok orang yang merupakan orang-orang yang dibuang dan jauh dari hadirat Tuhan serta tidak diterima dalam lingkungan masyarakat.
  • Sulit dipercaya kalau Tuhan tidak menerima semua orang.

Lalu bagaimana Alkitab memberikan jawabannya? Dari cerita tentang orang muda kaya yang datang kepada Yesus maka banyak yang beranggapan bahwa yang menolak itu bukan Yesus tetapi orang muda kaya itu sendiri. Memang orang muda itu menolak Yesus namun bukan berarti bahwa Yesus menerima dia. Dan sebenarnya Yesus juga menolak Dia. Ada beberapa bagian dari perikop diatas yang menunjukkan penolakan Yesus terhadap orang muda itu. Kalau kita lihat apa yang Yesus tuntut kepada orang muda itu yaitu supaya menjual semua hartanya dan membagikan pada orang miskin. Mungkin bagi kita yang sudah belajar alkitab maka adalah hal yang wajar dalam mengikut Yesus harus meninggalkan semuanya. Tetapi menurut konteks waktu itu maka orang Yahudi memiliki peraturan yaitu kalau mau membantu orang maka yang disumbangkan adalah 20% dari yang dimiliki, tetapi Yesus menuntut semuanya. Dan tuntutan ini tidak diberikan Yesus kepada orang-orang lain yang kaya (Misal, kepada Zakeus). 

Mengapa tuntutan yang lebih berat itu diberikan kepada orang muda kaya itu? Matius sebenarnya sedang membandingkan perikop ini dengan perikop sebelumnya yang menceritakan tentang Yesus menerima anak-anak dimana murid-muridNya justru menolak mereka. Tetapi Yesus membiarkan anak-anak itu mendekat padaNya dan bahkan berkata bahwa mereka adalah empunya Kerajaan Allah dan setelah itu masuk dalam perikop ini. Namun dalam terjemahan LAI menghilangkan salah satu bagian yang penting antara perikop ini dengan perikop sebelumnya yaitu ada satu frase atau perkataan seruan “ Hei lihatlah “ (behold) untuk mengajak melihat pada kisah berikutnya. Setelah menceritakan tentang Yesus menerima anak-anak kecil maka Matius kemudian berkata “ sekarang, lihatlah “ dan perhatikan bedanya yaitu kalau tadi Yesus menerima anak-anak maka Dia tidak menerima orang kaya ini. Jadi dari sini kita tahu bahwa Alkitab  mengajarkan bahwa Yesus tidak menerima semua orang. Dan mungkin ini yang tidak biasa kita dengar dan tidak kita harapkan, bukan Yesus seperti yang kita harapkan. Mengapa Yesus menolak orang muda kaya ini yaitu :

YESUS MENOLAK ORANG YANG TIDAK MEMENUHI STANDAR TUHAN

Semua orang yang tidak memenuhi standar Tuhan maka orang itu akan ditolak Tuhan. Dan kalau kita perhatikan maka pada awalnya orang muda itu menanyakan tentang bagaimana hidup yang kekal dimana ini bukan hanya berbicara tentang eskatologis atau nanti kalau mati masuk mana. Tetapi saat Yesus menjawab maka Dia tidak sekedar mengatakan hidup yang akan datang namun selalu mengaitkan dengan Kerajaan Allah dimana Yesus sedang menyatakan diri. Sehingga Yesus seolah-olah berkata kalau mau hidup dalam Kerajaan Allah baik sekarang atau nanti maka selalu ada standarnya yaitu semua yang diterima oleh Allah adalah semua yang menjadi orang baik dan bukan sekedar berbuat baik. Banyak orang yang berbuat baik termasuk orang muda ini juga sering melakukan perbuatan baik bahkan melakukannya secara konsisten. Perbuatan baik bukan sekedar berbicara tidak melakukan yang salah tetapi juga melakukan apa yang benar di mata Tuhan. Orang baik melakukan kebaikan karena naturnya dan bukan faktor eksternal dan ini menjurus hanya pada Tuhan yang memiliki natur yang baik (Ay.17a) Kebaikan Tuhan dinyatakan melalui pengorbananNya untuk kita manusia berdosa (tidak menunggu faktor eksternal). Ia melakukan itu karena naturNya adalah baik. Banyak orang melakukan kebaikan namun hanya sebagai reaksi, untuk investasi atau menghindari konsekuensi. 

TIDAK ADA KEBAIKAN MANUSIA YANG MENGEJUTKAN ALLAH, KARENA TIDAK ADA KEBAIKAN SEPERTI KEBAIKANNYA.

Kebaikan Allah adalah kebaikan yang sempurna sedangkan kebaikan dan pelayanan kita hanyalah bayang-bayang saja atau meniru. Tidak seorangpun dari kita yang bisa melakukan perbuatan baik tanpa ada perbuatan baik yang pertamakali kita rasakan. Sehingga yang kita lakukan terhadap orang lain dan apapun yang kita lakukan itu hanya bayang-bayang saja dan itu bukan yang sesungguhnya karena tidak pernah lahir dari dalam diri kita sendiri. Dan perbuatan baik kita bukan hanya bayang-bayang saja tetapi juga bayang-bayang yang cacat. Dan kalau kita mau jujur maka kalau kita berbuat baikpun kita tahu di dalamnya seringkali ada dosa dan tidak benar. Sebagai contoh; dalam Yesaya 1 dikatakan bahwa orang-orang Yahudi itu mempersembahkan korban, beribdah, mengingat tanggal-tanggal dimana mereka harus datang dan melayani Tuhan dimana mereka mengerjakan sesuai Taurat . Tetapi respon Tuhan mengatakan “ Aku muak melihat semua hal tersebut “. Dalam Matius 7 dikatakan bahwa di akhir jaman banyak orang berkata “ aku sudah melakukan mujizat, bernubuat dan mengusir setan.” Tetapi Tuhan berkata “ Aku tidak kenal engkau .” Itu semua menggambarkan bahwa kebaikan dimata Tuhan bukanlah suatu hal yang baik dan benar. Dalam Wahyu 2: 1 – 7 dimana kepada jemaat Efesus yaitu jemaat yang hebat dan memiliki pemahaman theologi yang mantap. Namun mereka yang sehebat itu maka Tuhan mengatakan bahwa mereka sudah kehilangan yang paling pondasi yaitu kasih yang mula-mula dan meminta mereka untuk bertobat. Jadi semua kebaikan dan pelayanan kita hanyalah bayang-bayang cacat. Dan dari semua ini kita bisa menyadari bahwa tidak ada yang kita banggakan dari semua perbuatan baik kita. Semua itu tidak akan bisa memenuhi standar Tuhan sehingga Dia tidak akan menerimanya. 

MENURUNKAN STANDAR TIDAK MEMBUAT SESEORANG MENJADI BAIK  MESKI  MUNGKIN TERASA BAIK

Ketika seseorang tidak dapat memenuhi standar maka yang muncul dalam pikirannya adalah dengan menurunkan standar supaya dapat memenuhinya. Sebab kalau kita tidak dapat memenuhi standar maka perasaan bersalah itu akan terus muncul dalam pikiran kita. Mengapa banyak orang Kristen yang tidak suka membaca Alkitab yaitu salah satu alasannya adalah karena setiap kali kita membacanya selalu dimulai dengan sebuah perasaan yang tidak menyenangkan sebab saat kita membaca maka semua memberitahu kita tidak seperti yang Tuhan inginkan. Semua yang kita baca menunjukkan dengan jelas ketika kita bercermin di hadapan Tuhan yang kudus dan suci itu maka kita mendapati bahwa selama ini kita sudah belajar dan berjuang namun tidak ada yang membuat kita bisa menjadi seperti Tuhan karena standarnya tinggi. Untuk mengatasi perasaan bersalah ini maka banyak orang mengubah istilah dosa itu menjadi salah dan menurunkan standarnya supaya bisa memenuhinya. Sesungguhnya saat kita menurunkan standar tidak membuat seseorang menjadi baik tetapi justru menunjukkan ketidakbaikan seseorang karena menggantikan Allah dengan sesuatu yang lain. 

Banyak orang yang tidak berani menegur dosa karena takut dianggap merasa suci. Ini adalah kesalahan logika, sebab saat kita mengatakan bahwa sesuatu itu dosa maka tidak pernah kesimpulannya adalah kita sudah suci karena memang itu untuk menunjukkan bahwa itu salah di hadapan Tuhan. Ditengah-tengah dunia yang berdosa dan standar Allah yang tinggi maka salah satu budaya yang harus kita kembangkan adalah saling menegur dosa. Dan kalau kita tidak melakukannya maka kita sedang mengabaikan Tuhan atau kita sedang menurunkan Dia dari tahtaNya. 

APA YANG BISA MEMBUAT KITA BISA DITERIMA TUHAN?

Satu -satunya hal yang bisa membuat Allah menerima kita adalah bukan karena perbuatan kita tetapi saat kita datang dengan jujur di hadapanNya, mengaku segala dosa kita dan berkata Tuhan tolonglah aku. Penyerahan diri itulah yang Yesus  tunjukkan melalui kedatangan anak-anak yang dibuang dari lingkungannya, yang tidak dipandang dan dianggap sebelah mata. Tetapi anak-anak yang merasa tidak berdaya itu datang kepada Tuhan dengan apa adanya maka yang Yesus lakukan adalah menerima dan memberkati mereka. Orang yang tidak pernah dijumpai berdosa bukan karena dia malaikat tetapi topengnya terlalu banyak. Saat kita jujur di hadapan Tuhan dan mengakui semua kelemahan kita maka Tuhan akan berkata “marilah kepadaKu,Aku akan memberi kelegaan. “ Dalam penyerahan diri kita kepada Tuhan maka Dia tidak hanya menerima kita tetapi juga mengampuni serta mentransformasi hidup kita. Alkitab mencatat bahwa setiap orang berdosa yang berjumpa dengan Yesus dan menyerahkan hidupnya maka ia tidak hanya diampuni tetapi hidupnya juga dipulihkan serta diubahkan menjadi serupa dengan Yesus.