Pembacaan : 2 Timotius 4 : 9 - 18
Dalam perjalanan rohani kita maka kita harus terus memeriksa yaitu apakah kita masih bergerak menuju tujuan utama yakni keserupaan dengan Kristus? Alkitab mengatakan bahwa kita diciptakan dan diselamatkan untuk menjadi serupa dengan Kristus. Namun dalam perjalanan rohani kita apakah kita masih menuju kesana atau justru kita salah atau sesat jalan.
Kita berpikir bahwa tujuan rohani adalah kekayaan. Kita menganggap semakin kita kaya maka itu tanda kalau kita semakin diberkati Tuhan dan semakin Tuhan itu dekat dan sayang dengan kita. Dan kita berhenti disitu yaitu di jalur yang tidak dikatakan Alkitab menjadi tanda dari pertumbuhan kerohanian kita. Sebab kalau kekayaan itu menjadi indikator dari kerohanian maka kalau kita membaca dalam Alkitab maka justru kekayaanlah yang ditawarkan iblis bagi mereka yang mau mengikutinya. Dan sebagian orang tersesat di jalan yang lain yaitu ada yang memilih jalan kesehatan, kekuatan, dll yang bukan merupakan indikator bahwa kita dekat dengan Tuhan. Lalu hal-hal apa yang dapat menolong kita untuk memahami bahwa perjalanan kita bergerak menuju pada tujuan yang utama itu? Melalui kehidupan Paulus maka Alkitab memberikan indikator untuk memeriksa apakah kita ada pada jalan yang benar atau sesat. Beberapa indikator yang menunjukkan perjalanan yang benar menuju keserupaan dengan Kristus sebagai berikut :
1. Mereka Yang Diubahkan Dalam Kristus Akan Memiliki Kerinduan Yang Konsisten Untuk Terus Mengenal Kebenaran.
2Timoitus 4:13
Jika engkau ke mari bawa juga jubah yang kutinggalkan di Troas di rumah Karpus dan juga kitab-kitabku (biblion), terutama perkamen (membrana) itu.
2 Timotius adalah salah satu surat Paulus yang terakhir menjelang kematiannya. Dan dia menuliskan surat itu ketika sedang berada dalam penjara untuk menunggu di eksekusi mati. Paulus adalah seorang Rasul yang besar, penulis hampir sepertiga surat-surat di Alkitab, mendirikan jemaat di banyak tempat dan orang yang sangat dekat dengan Tuhan. Namun saat dia dalam penderitaannya di penjara serta menanti saat kematiannya maka yang dia minta untuk dibawakan adalah jubah yang diperlukan di musim dingin, tetapi terlebih dari itu yang diminta adalah supaya dibawakan kitab-kitabnya yang menunjukkan kerinduannya yang terbesar adalah membaca Firman Tuhan, dekat dengan kebenaran dan diubahkan terus menerus melalui Firman yang dia dengar. Dan itu adalah kerinduannya yang konsisten. Mereka yang sudah diubahkan oleh Kristus maka muncul kerinduan yang besar untuk mengenal kebenaran dalam segala situasi kehidupan. Jadi aneh apabila seorang yang sudah diselamatkan dan diubahkan namun tidak menunjukkan indikator ini. Kalau kita tidak punya kerinduan akan Firman Tuhan apalagi dalam situasi kehidupan yang sangat khusus maka yang menjadi pertanyaan adalah apakah kuasaNya itu telah mengubah kita, apakah darahNya menyucikan kita dan FirmanNya telah melahir barukan kita. Kerinduan akan kebenaran yang tanpa henti dalam segala situasi adalah indikasi Kristus bertahta di hati.”
2. Mereka Yang Diubahkan Oleh Kristus Akan Ada Kejujuran Untuk Melihat Luka Diri.
Selama manusia hidup itu tidak akan terlepas dari luka dimanapun kita berada. Kita bisa saling melukai satu dengan yang lain dan beberapa luka itu tanpa sadar kita tutupi atau sembunyikan. Saat kita tidak pernah melihat luka itu maka luka itu bisa menjadi semakin memburuk dan membusuk sehingga akhirnya menguasai kita. Ada orang yang kelihatannya hidupnya biasa saja namun ketika mendapatkan isu tertentu maka bisa bertindak melampaui dugaan kita dan membuat kita terkejut bagaimana bisa dia melakukan tindakan seperti itu. Ini bisa terjadi karena ada daya dorong dari luka yang tidak terselesaikan dan tidak berani dilihat atau disentuh. Namun mereka yang aman dalam Kristus akan dapat mengenali lukanya, siapa penyebabnya dan bagaimana meresponi luka itu dengan tepat.
2Timotius 4:14
Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. 4:15 Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita.
Paulus mengalami luka yang berasal dari musuh dari Injil yang tikamanya terasa sangat menyakitkan sehingga sampai menjelang akhir kehidupannya maka Paulus masih mengingatnya.
2Timotius 4:16
Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorangpun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku--kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka--,
Dalam peristiwa yang lain yaitu pada waktu Paulus disidang oleh pemerintah Roma maka tidak ada seorangpun yang membantu dia. Tentunya bukan dari pihak lawan yang diharapkan untuk membantunya tetapi anggota jemaatnya. Anggota jemaatnya justru melarikan diri dan dia ditinggalkan sendirian. Luka yang lebih tajam digoreskan oleh mereka yang lebih dekat dalam relasi.
Mengapa diakhir hidupnya Paulus membuka lukanya? Apakah dia sedang sakit hati, marah atau dendam? Justru disini kita melihat bahwa orang yang sudah diubahkan oleh Kristus itu ketika berurusan dengan sakit hati atau lukanya yaitu yang muncul bukan kemarahan atau dendam tetapi karakter seperti Kristus. Kita bisa melihat bagaimana untuk Aleksander yang berbuat jahat kepadanya maka Paulus bisa berkata “ Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya --,” Dan untuk anggota jemaatnya yang mengkhianatinya dan menikamnya dalam diam namun tajam maka dia berkata “ kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka-“. Paulus dapat melihat luka itu sebagai seorang yang sudah diubahkan oleh Kristus sehingga dia berperilaku seperti Kristus yang berkata “ ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. “ Jadi orang yang telah, sedang dan terus diubahkan oleh Kristus maka cara menyikapi lukanya juga memperlihatkan Kristus yang hidup di dalam dirinya.
Sayangnya kita hidup dalam budaya yang suka menyimpan luka dan tidak mau memperlihatkan atau mengakuinya di depan orang lain. Luka yang tidak diakui dan tidak dibawa kepada Kristus maka pelan-pelan akan semakin memburuk dan membusuk dan waktu yang akan mewujudkannya dalam sesuatu yang tak kalah buruknya. Luka secara fisik bisa terlihat tetapi luka hati tidak pernah terlihat. Namun masalah yang lebih utamanya adalah mampukah kita mengakuinya, jujur melihatnya dan melihat segala sesuatu itu dari perspektif Kristus bahwa luka ini secara manusiawi menuntut kita untuk membalas dan menghindar dan lari dari dia. Tetapi dalam Kristus maka luka ini menuntut kita agar kekuatanNya bekerja dalam hidup kita sehingga pengampunan bisa keluar dari bibir kita. Bukan karena kita tidak terluka tetapi karena Kristus bertahta di hati kita, sehingga tidak ada lagi ruang untuk dendam sampai dibawa mati. Tidak ada orang yang tidak terluka, tetapi masalahnya adalah bagaimana kita menghadapi dan mengelola luka itu. Keberanian dan kejujuran memeriksa luka hati adalah indikasi Kristus bertahta di hati
3. Mereka Yang Diubahkan Dalam Kristus Ada Kesediaan Untuk Melakukan Rekonsiliasi Relasi.
2 Timotius 4:11
Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia ke mari, karena pelayanannya penting bagiku.
Saat Paulus di penjara maka yang diminta untuk menemani dia adalah Markus., padahal dia adalah orang yang pernah meninggalkan Paulus saat berada dalam perjalanan misi yang penting. Sebab itu pada misi yang kedua maka Paulus menolak mati-matian untuk pergi bersama Markus sehingga terjadi perselisihan antara Paulus dan Barnabas yang disebabkan karena Paulus menolak membawa Barnabas yang pernah mengkhianatinya. Namun diakhir perjalanan hidup Paulus maka justru dia merindukan Markus untuk datang. Rekonsiliasi sudah terjadi dan pintu relasi yang terkunci sudah dibuka oleh figur yang berotoritas yaitu Paulus. Tidak mudah untuk membuka relasi yang sudah terkunci karena mungkin kita berpikir supaya tidak dilukai oleh orang yang sama. Untuk bijaksana sementara itu bisa kita lakukan namun untuk perjalanan relasi jangka panjang maka mereka yang sudah diubahkan oleh Kristus mesti berani membuka pintu rekonsiliasi kembali. Ini yang menunjukkan bahwa bukan lagi luka yang menguasai kita tetapi Kristus yang menguasai kita yaitu Kristus yang menerima kembali Petrus yang pernah mengkianatiNya.
Kita semua memiliki luka dan ada orang-orang yang kita kunci relasinya. Namun kalau kita telah diubahkan oleh Kristus dan telah mengalami anugerah yang begitu besar akan ada saat dimana kita mesti bersedia membuka kembali pintu rekonsiliasi sebab melalui Kristus maka kita juga telah direkonsiliasi dengan Allah Bapa kita sehingga kita menjadi anak-anakNya. Dan sikap serta tindakan itu yang menjadi tanda bahwa Kristus bertahta dihati kita. Kehadiran Kristus membuka pintu rekonsiliasi bagi mereka yang pernah menimbulkan luka yang paling dalam sekalipun. Kesediaan membuka kembali pintu relasi yang pernah terkunci adalah indikasi Kristus bertahta di hati
4. Mereka Yang Diubahkan Dalam Kristus Sehingga Ada Keberanian Untuk Berserah Sepenuh Hati.
Bagaimana seharusnya kehidupan akhir dari seorang rasul yang besar dan yang sudah mengerjakan hal yang banyak bagi Kristus. Bagi orang-orang yang sudah sangat berjasa dalam suatu perusahaan maka pada masa pensiunnya biasanya akan mendapatkan penghargaan atas semua kerja kerasnya tersebut. Tetapi bagaimana dengan akhir hidup seorang penginjil besar seperti Paulus ? Dia berada dalam penjara, dalam kesendirian dan kesadaran bahwa eksekusi mati akan segera dihadapi, tetapi tidak ada satu penyesalan yang dia ungkapkan atau tuntutan kepada Tuhan atas semua kerja kerasnya. Orang bisa menjadi pahit, kecewa dan marah saat merasa kesetiaannya pada Tuhan dimana akhirnya adalah penderitaan bahkan kematian. Tetapi bukan itu yang keluar dari mulut Paulus dan yang dia tuliskan adalah …
2Timotius 4:17-18
“..tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.” Dan Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di sorga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.
Ketika Kristus hadir mengubahkan kehidupannya maka ada kepasrahan total pada kehendak Tuhan sebab apa yang Tuhan lakukan adalah yang terbaik. Tidak mudah untuk mengatakan “terpujilah Tuhan “saat yang kita harapkan tidak terjadi dan yang buruk malah terjadi. Penyerahan diri yang mutlak pada kedaulatan Tuhan, walau berbeda dengan keinginan manusiawi adalah indikasi Kristus bertahta di hati.