Pembacaan : Yohanes 17:6-19
Ini adalah doa Yesus sebelum dia di salib dan di catat oleh Yohanes sebagai salah satu doa terpenting Yesus sebelum Yesus mati. Apa hal yang terpenting yang Yesus sampaikan melalui salah satu doa terakhirnya? Inti dari keseluruhan doanya adalah, “Bapa Suci, jadikanlah mereka kudus dan jagalah agar mereka tetap kudus.” “Jadikan mereka berbeda dari dunia. Jadikanlah mereka kudus dan jagalah mereka agar mereka tetap Kudus.” Ini adalah sebuah tantangan, karena kata pengudusan, pengudusan, kudus adalah sama sekali bukan sesuatu yang menarik bagi budaya kita.
1. MENGAPA KEKUDUSAN ITU PENTING?
Yoh 17: 19
19dan AKU MENGUDUSKAN diri-Ku BAGI MEREKA, supaya MEREKA PUN DIKUDUSKAN dalam kebenaran.
1A. Kekudusan dan pengudusan kita adalah tujuan hidup dan pelayanan Yesus Kristus.
“Aku menguduskan diriku demi pengudusan mereka,” yang Yesus maksud adalah, “Arti hidupku adalah supaya mereka dikuduskan, arti segala sesuatu yang Aku kerjakan, arti segala misi-misiKu, Kalau kita mengatakan percaya dan mengasihi Kristus maka kita harus mengijinkan Dia menguduskan hidup kita karena ini adalah tujuan hidup dan tujuan pelayanan Yesus.
Sebagai contoh, jika seseorang berkata, “Makna hidupku adalah musik,” dan berkata, “Oh, saya ingin mengenal Anda,” mereka akan berkata, “Bagus, ayo kita jalan-jalan. Mari kita bicara tentang musik,” Tapi anda nggak mau...itu Aneh.... Karena jika makna hidup seseorang adalah musik dan Anda ingin mengenal orang itu, sejak awal Anda harus mendengar sesuatu tentang musik.
Demikianlah tujuan hidup dan pelayanan Kristus adalah untuk menguduskan kita dan kekudusan kita. Kalau kita percaya Kristus namun kita tidak suka kekudusan maka kita percaya Kristus buatan kita sendiri dan bukan Kristus yang sesungguhnya.
1B. Kekudusan dan pengudusan kita adalah tujuan dinamika dari Misi hidup Yesus Kristus.
Yoh 17: 18
18Sama seperti Engkau telah MENGUTUS AKU ke dalam dunia, demikian pula Aku telah MENGUTUS MEREKA ke dalam dunia; 19dan Aku MENGUDUSKAN diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun DIKUDUSKAN dalam kebenaran.
Misi dari hidup Yesus Kristus dan misi dari hidup kita yang percaya kepada-Nya adalah membuat dunia dapat melihat dan memuliakan Tuhan dengan mengirimkan mereka kedunia. Misi dari hidup Yesus Kristus dan misi dari hidup kita yang percaya kepada-Nya adalah membuat dunia dapat melihat dan memuliakan Tuhan dengan kekudusan. Yang Yesus minta kepada bapa dalam doanya untuk kita hanyalah kekudusan, karena itulah dinamika hidup-Nya. Apa yang membuat orang tertarik kepada Yesus? Keberanian-Nya, kebijaksanaan-Nya, kasih-Nya, cara pandang-Nya, pengendalian diri-Nya, kerendahan hati-Nya, ketenangan-Nya, kepekaan-Nya, sukacita-Nya, dan kesabaran-Nya. Itu semua adalah keindahan yang kemurnian dan semua hal yang baik yang tidak tercemari dosa, begitu indah, atraktif dan menarik. Itulah yang membuat orang tertarik pada-Nya.
Ketika Yesus mengirimkan kita ke dunia untuk menampilkan Injil kepada orang lain sebagaimana Dia datang untuk menampilkan Injil, dengan apa Dia mengirimkan kita? Apa satu-satunya hal yang kita butuhkan? Kekudusan. Mengapa? Karena mengapa teman-teman kita harus mendengarkan kita, mengapa anak-anak kita harus mendengarkan kita, mengapa teman-teman atau anak-anak kita harus menghormati apa yang kita bicarakan, kecuali ada sesuatu yang luar biasa dalam hidup kita?
Bagaimana dengan keberanian, kebijaksanaan, kasih, cara pandang, pengendalian diri, kerendahan hati, ketenangan, kepekaan, sukacita dan kesabaran kita. Apakah mencerminkan Tuhan.Apakah ada unsur tuhan di dalam hidup kita sehingga orang bisa melihat ada perbedaan, ada keindahan Allah di dalam hidup kita. Adalah nilai-nilai Injil dan unsur Tuhan di dalam keluarga, pekerjaanmu atau integritas kita? Timothy Keller mengatakan “Alkitab menyiratkan kekudusan yang dimiliki Yesus adalah suatu keindahan yang traumatis. Daya tariknya mengancam. Kemurnian dan kekudusan Yesus bukan hanya membuat orang tertarik kepadanya; namun hal itu juga yang membuat Dia dibunuh.”
Kekudusan Yesus Kristus adalah dinamika kehidupannya. Itu adalah hal yang membuatnya mampu menarik orang, tapi itu juga yang membuatnya dibunuh.Itu adalah dinamika kehidupan Yesus, dan Yesus mendoakan bahwa seharusnya kekudusan juga menjadi tujuan hidup kita dan dinamika hidup kita. Itu adalah hal terpenting dalam hidup-Nya. Iadalah dinamika untuk segalanya. Itu harus
2. APA ARTI KEKUDUSAN/PENGUDUSAN YANG SESUNGGUHNYA? Ay 19a
Terkadang orang menganggap pengudusan sebagai suatu proses yang dengannya Anda semakin menjadi orang yang semakin memiliki karakter Kristus atau orang yang penuh kasih atau seperti Kristus. dan Itu memang benar, tapi itu bukan arti utamanya. Setidaknya itu bukan arti aslinya, arti Bahasa aslinya.
Yoh 17: 19 a
19dan AKU MENGUDUSKAN DIRI-KU bagi mereka
Mengapa Yesus perlu menguduskan diri-Nya? Bagamana Yesus lebih dikuduskan lebih lagi?
Yoh 8: 46 a
46Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?
Ini adalah klaim Yesus bahwa dia hidup tanpa dosa. Dalam Perjanjian Lama, benda mati sering disebut sebagai benda yang disucikan, misalnya saja gunung Sinai di mana Musa mendapatkan dua loh batu maka gunung Sinai disucikan, bagaimana gunung bisa disucikan? Ketika sebuah kursi atau meja dimasukkan ke dalam tabernakel, kursi itu atau meja itu disucikan, bagaimana sebuah kursi atau meja dapat disucikan?
2A. Single Fokus
Single fokus yaitu dipisahkan untuk satu hal dan sepenuhnya terfokus pada satu hal saja. Seorang atlit yang mengkhususkan diri maka dia dipisahkan sepenuhnya berlatih untuk olimpiade. Artinya setiap serat dalam diri orang itu, setiap bagian dari diri atlit itu, setiap inci dari diri atlit itu dimasukkan ke dalam sinar laser yang ditujukan tepat untuk satu hal.
Itu bukan berarti kita hanya melakukan satu hal saja. Kita bisa melakukan banyak hal bahkan bisa multitasking, tetapi apa pun yang kita lakukan maka tidak boleh mengganggu tujuan utama. Apapun yang kita lakukan tidak boleh menyaingi tujuan yang lebih tinggi. Kalau ada satu yang mulai mengganggu tujuan itu maka hal itu harus dipotong dan dibuang. Waktu Yesus berkata:“Aku Menguduskan diriku”maka Yesus memiliki “single fokus” untuk memisahkan diri sepenuhnya demi menebus umat-Nya. Apa yang menjadi fokus hidup kita? Saat kita berfokus pada hal-hal yang lain selain Tuhan, maka sebenarnya kita sedang hidup (mengkhususkan diri) demi hal-hal yang lain itu.
2B. Keutuhan hati kepada Tuhan yang terus bertumbuh.
― Rebecca Pippert, mengatakan “Apa pun yang mengendalikan kita adalah Tuhan kita yang sesungguhnya. Orang yang mencari kekuasaan dikendalikan oleh kekuasaan. Orang yang mencari penerimaan dikendalikan oleh penerimaan. Kita sebenarnya tidak pernah mengendalikan diri sendiri. Kita dikendalikan oleh siapa yang menjadi penguasa atas hidup kita.”
Mengapa kita sering takut & kuatir? Karena Hati kita dimiliki oleh sesuatu yang mungkin bisa meninggalkan, mengkhianati dan mengecewakan kita. Tuhan tidak pernah meninggalkan dan mengecewakan kita, Namun kita belum memberikan hati kita seutuhnya (sepenuhnya) kepada-Nya.
15Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat.
Saat kita “dikuduskan ” maka Single Fokus dan hati yang utuh kepada Tuhan, “hati kita terjaga tanpa terpengaruh oleh keinginan dunia, karena kita telah memberikan hati kita seutuhnya kepada Tuhan. “
Kita tidak bergantung pada dunia untuk mendapatkan pengakuan kita. Kita tidak bergantung pada dunia untuk keselamatan kita. Kita tidak memandang dunia untuk mencari identitas dan kenyamanan kita. Jadi kita bisa menikmati apa yang ada di dunia namun tidak diperbudak oleh keinginan dunia. Ada suatu kebebasan di dalam hati kita.
Kekudusan bukanlah kemauan keras yang bicara pada diri sendiri misal saat takut kita berkata pada diri sendiri “ ...jangan takut...”. Apa sebenarnya kekudusan itu? Ketika kita tidak mengijinkan apa pun lagi yang mempunyai hak atas hati kita, karena kita telah memberikan hati kita sepenuhnya dan seutuhnya kepada Tuhan. Kita telah memberikan ketaatan tanpa syarat kepada Tuhan, artinya tidak ada lagi yang menguasai diri kita, dan sedikit demi sedikit kita akan semakin serupa dengan Yesus, yang tidak takut terhadap apa pun, yang tidak merasa kesal terhadap apa pun dan yang tidak khawatir terhadap apa pun.
Apa artinya menjadi kudus? Kita melihat apa pun di dunia ini dan berkata, ”kamu bisa menikmati hal-hal yang ada di dunia, namun hal-hal yang ada di dunia tidak memiliki hati mu” kamu bisa hidup di dunia...namun dunia tidak memiliki kamu! Karena kamu milik Tuhan.”
Jonathan Edwards mengatakan “Kita cenderung berpikir sejak masa kanak-kanak bahwa kekudusan adalah hal yang melankolis, murung, masam, dan tidak menyenangkan, namun Kekudusan adalah keindahan tertinggi. Ini seperti ekstasi yang tenang (Calm Ecstasy). Itu membuat jiwa mengasihi secara murni, dan itu membuat jiwa menikmati dunia ciptaan Tuhan, matahari, ladang, dan pepohonan, memberi selamat, memeluk, dan bernyanyi untuk-Nya.”
Dia tidak berkhotbah demi kesenangan berkhotbah. Dia tidak mengatakan kebenaran demi kesenangan dalam mengatakan kebenaran. Dia tidak melayani orang hanya demi keindahan dan betapa berharganya orang tersebut, namun semua pelayanan itu bukan tentang Tuhan namun tentang dirinya sendiri. Dia melakukannya agar dia bisa merasa baik, dia melakukannya agar dia merasa dibutuhkan. dia melakukannya agar dia bisa merasa superior, dia melakukannya agar dia bisa merasa kompeten sampai akhirnya dia bertobat dan menemukan keutuhan hati.
“Tuhan bukanlah sarana untuk mencapai tujuan dalam mendapatkan kompetensi dan kesuksesan serta cinta dan persetujuan; Tuhan adalah tujuannya sendiri. Tuhan itu mutlak dalam hidupku. Saya mengabdikan diri saya sepenuhnya demi dia,”
“Seluruh dunia mulai bernyanyi untuk saya. Saya mulai menikmati dunia untuk diri saya sendiri. Itu menjadi indah untuk dirinya sendiri. Untuk pertama kalinya saya bisa menikmati orang lain, bukan seperti, 'Apa untungnya bagi saya?’
Hati kita adalah bait Allah. Menjadi suci berarti tidak ada ruang untuk hal lain di bait Allah itu. Jika hati kita terbagi maka hati kita menjadi tidak utuh. Jika hati kita selalu terbagi maka akan selalu ada ketakutan atau ketidak amanan atau kekuatiran, karena apa? Karena ada sesuatu yang lain di dalam bait Allah kita.
2C. Komunitas yang dikhususkan bagi Tuhan.
11Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, SUPAYA MEREKA MENJADI SATU SAMA SEPERTI KITA.
Kudus tidak hanya mengacu pada individu tetapi kepada komunitas. Jesus menginginkan umat-Nya untuk menjadi "satu," menjadi bangsa yang kudus, Imamat Rajani, Umat Kepunyaan Allah (1 Pet 2:9). Ada perbedaan dalam cara hidup dan budaya komunitas Kristen dibandingkan dengan dunia. Gospel sanctified community adalah komunitas yang menjadikan Injil sebagai perspektif, dorongan, model dan kekuatan.
3. BAGAIMANA MENYULUT KEKUDUSAN/PENGUDUSAN DI DALAM KEHIDUPAN KITA?
Kekudusan tidak terjadi hanya dengan usaha keras kita semata. Kekudusan sering digambarkan seperti api di Perjanjian Lama (Bil 4: 24; Kel. 3) dimana untuk api bisa menyala maka ada dua hal yang dibutuhkan secara fisik yaitu bahan bakar dan oksigen. Demikian juga untuk menyulut kekudusan maka diperlukan dua hal seperti pada pembakaran yaitu:
Kebenaran (Yoh 17: 17 )
17Kuduskanlah mereka dalam KEBENARAN; firman-Mu adalah KEBENARAN.
Firman Tuhan memberikan kita gambaran tentang kekudusan Allah (10 perintah Allah, hukum Taurat, standar kehidupan Yesus). Namun jika hanya ini maka kekudusan itu akan berat dan membebani, karena ini justru membawa kabar buruk karena kita tidak akan mampu.
Kasih Karunia
Yoh 17: 19 a
19dan AKU MENGUDUSKAN DIRI-KU bagi mereka
Mengapa Yesus perlu menguduskan diri-Nya? (Yoh 17: 19a). Makna asli dari kata “pengudusan” adalah dipisahkan atau dipotong. Pada masa itu, untuk menandatangani kontrak maka mereka tidak memiliki pena dan kertas. Di Kejadian 15 (Covenant Ritual) maka untuk meneguhkan janji-Nya, Tuhan meminta Abraham mengambil beberapa binatang untuk dipotong menjadi dua. Dan mereka berjabat tangan dan berjalan di antara potongan-potongan itu. Dan nasib pihak yang melanggar perjanjian akan dipotong, disembelih dan darah dicurahkan. Namun Perjanjian Tuhan dengan Abraham adalah perjanjian satu pihak artinya konsekuensi dari ke-tidak-kudusan dan ketidaksetiaan Abraham & keturunannya ditanggung oleh Tuhan. (Kejadian 16:17-18).
Kej 15:17-18
17Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu. 18 Pada hari itulah Tuhan mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: “Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat
Namun siapa yang dipotong?
Disalib, Yesus Kristus, terpotong dari kekekalan, terpotong dari Bapa-Nya, menjadi domba yang disembelih dan darah-Nya tercurah. Untuk menanggung konsekuensi ketidakkudusan kita, ketidaksetiaan kita dan ketidaktaatan kita. Supaya kita dikuduskan untuk menjadi umat kepunyaan-Nya yang kudus dan selalu berkobar oleh kebenaran (truth) & kasih karunia (grace).
Pertanyaan Reflektif
KARENA INJIL …