Our Identity in Christ

The Book Of Galatians Week 29 “Our Identity in Christ” 

Ps. Dave Rindy Hatoguan

PEMBACAAN : Galatia 6:15-18

Menjadi milik Kristus seringkali dikaitkan dengan mengalami sebuah terobosan secara finansial, mengalami promosi jabatan, dijauhkan dari sakit penyakit serta mengalami kesembuhan dan bebas dari penderitaan dunia, Lalu apakah benar hal ini merupakan inti ajaran iman Kristen sejati? Melalui akhir suratnya kepada orang Galatia, Rasul Paulus menutup suratnya dengan mengingatkan siapa mereka di dalam Kristus dan apa tanda atau identitas sejati mereka dalam Kristus.


          1. TANDA SEJATI BAHWA KITA TELAH MENGHIDUPI IDENTITAS BARU DAN MENJADI MILIK KRISTUS

Galatia 6:17 

Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena PADA TUBUHKU ada TANDA-TANDA MILIK YESUS.

Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku maksudnya ialah, Paulus berharap bahwa penjelasannya sudah cukup jelas mengenai semua yang ia telah jelaskan, dan harapannya adalah supaya orang Galatia benar benar memahami tindakan Allah di dalam Kristus, dan ini  menjadi akhir dari nasihat untuk semua permasalahan yang muncul pada orang-orang Galatia. Lalu apa maksudnya tanda-tanda milik Yesus?  Ini mengacu pada aniaya yang diterima oleh Paulus ketika mengabarkan Injil.

Dalam 2 Korintus 11:23-26, kita melihat dengan jelas apa maksud tanda-tanda milik Kristus.

Apakah mereka pelayan Kristus?  aku berkata seperti orang gila aku lebih lagi! Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut.Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut.
Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu.

Ia sudah banyak menderita demi membela kepentingan Kristus, sebab pada tubuhnya ada tanda-tanda milik Yesus, yaitu bekas-bekas luka yang melekat padanya dari musuh-musuh yang menganiaya, karena kesetiaannya yang tak goyah terhadap Kristus, dan ajaran Injil yang sudah diterimanya dari Dia. Sebagaimana tampak dari sini bahwa ia yakin betul akan kebenaran dan pentingnya ajaran Kristus, dan bahwa ia sama sekali tidak membela sunat, seperti yang secara keliru dibicarakan orang-orang tentang dia Karena salib Kristus, atau ajaran keselamatan oleh Juruselamat yang disalibkan, adalah apa yang terutama dimegahkannya, maka ia rela menghadapi segala bahaya daripada harus mengkhianati kebenaran ini, atau membiarkannya dirusakkan.

Dalam hal ini Rasul Paulus dengan riang hati atau dengan sukacita ketika mengalami penganiayaan demi Kristus dan Kekristenan, ini sesuatu yang diluar nalar, orang dapat sukacita ketika menghadapi tantangan Tetapi justru guru-guru palsu mereka mati-matian membela sunat, seperti yang kita lihat dalam ayat 12, 

Galatia 6:12 

Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus.

Karena mereka takut akan penganiayaan, dan ini merupakan alasan kuat mengapa mereka membela sunat. Di ayat 17 Paulus berusaha mengkontraskan apa yang Ia alami dengan apa yang jemaat Galatia lakukan, dengan dia menunjukan apa yang Ia alami ketika mengabarkan Injil. Mereka sunat bukan untuk menonjolkan diri sendiri saja, tetapi bahkan mereka bersunat karena mereka takut dianiaya oleh kaum Yudaisme. Mari kita renungkan apakah kita memiliki kecenderungan main aman karena mengindari penderitaan? Apakah kita rela menerima penderitaan demi kebenaaran, ataukah kita justru rela mengorbankan kebenaran yang penting kita 

Ilustrasi: Bayangkan jika anda sebagai anak Tuhan yang mengerti Injil dan tahu kebenarn, dihadapkan dengan sesuatu yang abu-abu, tetapi diminta untuk mark-up harga suatu tender proyek tertentu, mestinya harganya cuma 6jt, tapi supaya proyek itu goal anda harus menaikan harga 7jt, kalau anda gak mau maka proyek itu tidak akan gol, atau anda akan dibuang dalam perusahaan atau lingkungan tersebut, atau kita melakukan pembukuan ganda supaya gak bayar pajak dengan mahal. Apakah kita rela menanggung resiko demi kebenaran, atau rela mengorbankan kebenaran yang penting aman?

Ketika kita melakukan kebenaran mungkin hari ini kita mengalami aniaya secara fisik, tetapi mungkin kita bisa mengalami penderitaan secara mental, mungkin kita bisa dianggap fanatik, dsb. Hal ini menunjukan bahwa :

Tanda kita milik Kristus bukan ketika hidup kita sedang baik-baik saja, justru seringkali orang yang mengikut Kristus hidupnya mengalami banyak tantangan.         

Atau bahkan Tanda milik Kristus itu bukan ketika mengalami trobosan tertentu sesuai ekspektasi kita. Atau tanda milik Kristus bukan ketika kita menggunakan aksesoris tertentu yang berbau kristiani. Dalam Filipi 1:29 dicatat ; 

Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia

Memang di dunia ini kita tidak luput dari penderitaan, tetapi justru Allah mengijinkan penderitaan itu sebagai sarana anugerah bagi orang percaya untuk terus dikuduskan, untuk semakin bergantung kepada Allah.

Dalam Kristus kita bisa menderita dengan baik ditengah dunia yang sedang tidak baik-baik saja.

Dengan baik maksudnya, kita tidak pernah melaluinya sendirian, ada Roh Kudus yang menyertai kita. Di dalam dunia yang telah rusak karena dosa, kita pasti akan mengalami penderitaan, tetapi firman Tuhan berkata: Aku Telah Mengalahkan Dunia !

Yohanes 16:33 

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu MENDERITA penganiayaan, tetapi KUATKANLAH hatimu, AKU TELAH MENGALAHKAN DUNIA.”

Ini merupakan kabar baik bagi kita yang ada dalam Kristus. Sebab itu kita disebut lebih dari pemenang, karena Kristus yang sudah terlebih dahulu menang bagi kita.

Iman Kristen sejati TIDAK PERNAH menjanjikan bahwa HIDUPMU akan baik-baik saja dan BEBAS DARI PENDERITAAN, tetapi iman KRISTEN SEJATI mengajarkan bahwa ALLAH MENYERTAI dalam SETIAP KEADAAN baik suka maupun duka.

Kita mungkin bisa menderita karena ketidakpastian, yang single mungkin hubungannya gak jelas dan menggantung. Atau mungkin kita bisa menerima vonis penyakit tertentu yang mengerikan.Mungkin kita diperlakukan tidak adil karena Injil atau  dikecewakan orang terdekat kita.Bukankah ini juga merupakan kontras bagi kesaksian orang-orang Kristen tertentu, kalau ikut Tuhan pasti sukses, pasti berhasil, pasti tidak sengsara, Itulah sebabnya tidak heran kalau banyak orang menjadi kecewa kepada kekristenan karena ada yang mengajar atau mengajak percaya Yesus pasti tidak sengsara, ini adalah ajakan yang menyesatkan.

Tanda bahwa kita telah menghidupi identitas baru dan menjadi milik Kristus adalah ketika mengalami penderitaan namun tidak kehilangan sukacita dan pengharapan.

Semakin sering kita merenungkan keindahan salib Kristus, semakin kecil kerinduan untuk mencintai dunia. 

 

          2. BAGAIMANA KITA DAPAT SENANTIASA MENGHIDUPI IDENTITAS BARU DALAM KRISTUS?

Galatia 6:15-16

Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi CIPTAAN BARU, itulah yang ada artinya. Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah.

Pada waktu itu, ada perpecahan yang tidak menyenangkan di antara orang-orang Kristen. Bersunat atau tidak bersunat menjadi sebuah permasalahan sehingga mereka saling membedakan diri. Sebab orang-orang Kristen keturunan Yahudi disebut orang-orang bersunat, dalam masa itu guru-guru palsu sangat gigih terus menerus membela sunat. 
Bahkan, mereka sedemikian gigihnya sehingga menggambarkan sunat sebagai hal yang penting untuk memperoleh keselamatan, dan karena itu mereka berbuat semampu mungkin untuk membuat orang-orang Kristen yang bukan keturunan Yahudi untuk tunduk pada ketentuan sunat. Dalam hal ini mereka memperlakukan masalah sunat lebih jauh daripada orang lain. 

Memang para rasul membolehkan sunat di kalangan keturunan Yahudi yang bertobat, tetapi ini bukan aturan untuk mendapat keselamatan, sehingga Rasul Paulus sama sekali tidak mau memaksakannya kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi atau di luar Yahudi. Oleh karena itu di awal suratnya, Rasul Paulus sudah memberikan teguran kepada orang Galatia, dan kita sudah belajar bahwa ciptaan baru itu bukan apa yang tampak dipermukaan, tetapi transformasi Injil dalam hati.

Injil sejati itu tentang transformasi hati, yang itulah menjadikan kita ciptaan baru. Injil itu bukan sekedar modifikasi perilaku, ingat bahwa Yesus bukan hanya memberi teladan moral, tetapi DIA adalah Tuhan yang menjelma sebagai manusia untuk menyelamatkan kita manusia berdosa dan DIA juga mendampingi kita hingga akhir. 

2 Korintus 5:17 

Jadi siapa yang ada di DALAM KRISTUS, ia adalah CIPTAAN BARU: yang LAMA sudah BERLALU, sesungguhnya yang BARU SUDAH DATANG.

Artinya sekali lagi ini bukan berdasarkan sunat, bukan soal ritual keagamaan tetapi karya Kristus di kayu salib. Dan Yesus berdoa kepada Bapa untuk mengutus Roh Kudus.

Sunat lahiriah/fisik itu tidak menyelamatkan, yang membuat kita diterima oleh Allah itu adalah sunat hati melalui karya Roh Kudus.

Kita perlu ingat bahwa dalam Kristus kita memiliki identitas baru. Oleh karena itu Rasul Paulus dalam awal suratnya mengatakan bahwa status kita dalam Kristus adalah ciptaan baru, bukan berdasarkan perbuatan melainkan Roh Kudus yang melahirbarukan. Kita dilahirbarukan itu bukan berdasarkan kekuatan kita, tetapi kita di regenerasi melalui inisiatif Allah melalui Roh Kudus

Ilustrasi: ada sebuah kisah nyata yang dialami seorang anak bernama Kendall.. Ketika dia berusia tiga tahun, Kendall menunjukkan tanda-tanda penyakit Kawasaki (Kawasaki disease), suatu kondisi langka dan berpotensi fatal yang menyebabkan peradangan pada pembuluh darah dan dapat merusak jantung. Pada hari kedua di Rumah Sakit Anak Philadelphia, mata Kendall tiba-tiba berguling ke samping dan dia berhenti bernapas. Dia mengalami serangan jantung dan aneurism (penggelembungan darah) di salah satu arterinya yang bengkak pecah dan memenuhi rongga dadanya dengan darah. Karena Kendall berada di rumah sakit, dia selamat dengan operasi dengan segera, tetapi jantungnya rusak parah. Namun dalam waktu seminggu, Kendall menerima donor jantung dan masih hidup dan sehat hingga hari ini

Kondisi Kendall tidak bisa diselesaikan dengan menambal hatinya. Penyakitnya sangat serius, jantungnya sangat rusak, sehingga dia membutuhkan transplantasi jantung; dia membutuhkan hati yang benar-benar baru untuk menggantikan hati yang rusak. 
Seperti Kendall, hati kita rusak tidak dapat diperbaiki lagi. Perbedaannya adalah hati kita bukan dijangkiti oleh penyakit fisik, hati kita dirusak oleh penyakit dosa. Yesus mengajarkan bahwa hanya melalui kelahiran yang benar-benar baru kita dapat memasuki kerajaan Allah. Dan kelahiran baru itu hanya bias dikerjakan oleh Roh Kudus.

          2a. Mengapa Rasul Paulus terus menegaskan kemurnian Injil kepada orang percaya?

Karena kita begitu rentan untuk tergoda menambahkan sesuatu kedalam Injil. Kita tidak  yakin bahwa Injil Kristus itu sudah cukup. Kita tidak yakin karena Injil memang banyak bertentangan dengan budaya sekitar kita.

Kesesatan seringkali bukanlah mengurangi sesuatu dari Injil melainkan penambahan kepada Injil. 

Galatia 1:6 

Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu Injil lain.

Galatia 3:1a 

Hai orang-orang Galatia yang bodoh, siapakah yang telah mempesona(menyihir) kamu?

Bodoh disini bukan berkaitan dengan IQ atau kecerdasan seseorang, akan tetapi Rasul Paulus mempertanyakan apakah mereka menggunakan akal sehat mereka yang telah disucikan. Dalam Galatia 3, Rasul Paulus sudah mengatakan terus menerus sepanjang suratnya, tetapi dalam Galatia 6 ia kembali mengingatkan dan menegaskan sebagai penutup bagi suratnya.

          2.b. Apa yang perlu kita lakukan untuk menghidupinya? 

Injil seharusnya tidak hanya berhenti pada kognitif namun bisa menjadi afektif di hati dan hidup kita melalui reflektif akan Injil. Inilah cara bagaimana kita dapat senantiasa menghidupi identitas baru dalam Kristus. Tim Keller mengatakan “ Injil tidak hanya sekedar menawarkan pengampunan atas segala kebobrokan masa lalu kita, namun juga memberi penerimaan penuh melalui kesempurnaan karya Kristus.”

            3. BAGAIMANA KITA DAPAT BERTAHAN MENJALANI PANGGILAN SEBAGAI MILIK KRISTUS?

Galatia 6:18 

Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara! Amin.

Rasul Paulus menutup surat ini dengan berkat kerasulannya (ay. 18). Ia menyebut mereka sebagai saudara-saudaranya. Dalam hal ini ia menunjukkan kerendahan hatinya yang besar, dan kasih sayangnya terhadap mereka, kendati dengan perlakuan buruk yang sudah diterimanya dari mereka. Dan ia berpamitan dari mereka dengan mengucapkan doa yang sangat sungguh-sungguh dan penuh perasaan ini, yaitu agar kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh mereka. Sebenanya tidaklah sulit untuk melihat mengapa surat ini memiliki dampak yang begitu besar sepanjang sejarah kekristenan. Kalau kita bisa memahami dengan benar, surat ini akan selalu berfungsi untuk mengingatkan kecenderungan kita yang seringkali terjerumus pada ekstrem legalistic dan antinomian.Tim Keller mengatakan “ Hidup kita diawali oleh anugerah, melalui pembenaran oleh iman di dalam apa yang Kristus telah lakukan. Kita juga disertai dan ditopang oleh anugerah, bukan oleh apapun yang kita lakukan.Kita diselamatkan oleh anugerah, ditopang oleh anugerah, sampai akhir hayat”

 

Menurut kisah, Polikarpus adalah murid langsung dari Yohanes. Kemungkinan besar Yohanes yang dimaksud bisa merujuk pada Yohanes anak Zebedeus. Pada masa itu orang-orang Kristen menolak menyembah kaisar dan dewa-dewa Romawi, tetapi menyembah Kristus secara sembunyi-sembunyi di rumah masing-masing, mereka dianggap orang kafir. Orang-orang Smyrna memburu orang-orang Kristen dengan pekikan, “Enyahkan orang-orang kafir.”


Meskipun ada kesempatan lari, Polikarpus memilih tinggal di tempat, dengan tekad, “Kehendak Allah pasti terjadi.” Di luar dugaan, ia menerima para tantara romawi yang akan menangkapnya, namun ia memperlakukannya seperti tamu, memberi mereka makan dan meminta izin selama satu jam untuk berdoa. Ia berdoa dua jam lamanya. Beberapa penangkap merasa sedih menangkap orang tua yang begitu baik. Dalam perjalanannya kembali ke Smyrna, kepala prajurit yang memimpin pasukan itu berkata, “Apa salahnya menyebut Kaisar Romawi sebagai Tuhan (Kurios) dan menyembah kaisar Romawi.


Meskipun ada kesempatan lari, Polikarpus memilih tinggal di tempat, dengan tekad, “Kehendak Allah pasti terjadi.” Di luar dugaan, ia menerima tentara-tentara Romawi  yang akan menangkapnya namu Polikarpus memperlakukan mereka seperti tamu, memberi mereka makan dan meminta izin selama satu jam untuk berdoa. 


Ia berdoa dua jam lamanya. Beberapa penangkap merasa sedih menangkap orang tua yang hegitu baik. Dalam perjalanannya kembali ke Smyrna, kepala prajurit yang memimpin pasukan itu berkata, “Apa salahnya menyebut Kaisar Romawi sebagai Tuhan (Kurios) dan Gubernur Romawi yang mengadilinya berusaha mencarikan jalan keluar untuk membebaskan uskup tua itu. Gubernur Romawi itu untuk kesekian kalinya berusaha membujuk Polikarpus : “Angkatlah sumpah dan saya akan membebaskanmu. Hujatlah Kristus!”


Polikarpus pun berdiri dengan tegar. Ia mengatakan kalimat terakhirnya yang terkenal, 

“Selama 86 tahun aku telah mengabdi kepada Kristus dan Ia tidak pernah menyakitiku. Bagaimana aku dapat menghujat Kristus yang telah menyelamatkanku?” 
(Polycarp 155-167)

Kasih karunia sanggup menguatkan yang lemah sehingga di dalam kelemahan kita tidak menjadi putus asa dan Kasih Karunia juga sanggup melemahkan yang merasa kuat supaya tidak bermegah di dalam kekuatan diri melainkan bersandar pada kekuatan Allah.

Mengapa Paulus dapat kuat bertahan dalam iman? Karena dia menyadari bukan kuat gagahnya, melainkan Kristus yang sudah tinggal di dalamnya. Kita harus menyadari bahwa memang kita tidak sekuat itu, karena justru dalam kelemahanlah kuasa Kristus jadi sempurna.

Galatia 2:20 

namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.

Dia bisa bertahan karena Dia sadar, bahwa itu bukan dia lagi, tetapi Yesus yang ada dalam dirinya yang memampukan ia untuk bertahan, karena Yesus telah terlebih dahulu mati bagi dia.

Galatia 6:17b
karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus.

Rasul Paulus ingat apa yang membuat ia rela mengalami penderitaan itu bukan kuat gagah kita, tetapi Kristus telah menunjukan kasihnya terlebih dahulu dengan menunjukkan apa yang Ia lakukan di Kayu Salib. Ketika kita mengalami pergumulan yang membuat kita menderita pandanglah Kristus yang telah terlebih dahulu menderita bagi kita, kita mampu bertahan mengalami pergumulan, karena Kristus telah melakukannya bagi kita terlebih dahulu

“Jesus’s scars are marks of his love. His scars tell the good news that he did not die for his own sins but for ours.” – David Mathis –

Bekas luka Yesus adalah tanda kasih-Nya. Bekas lukanya menceritakan kabar baik bahwa dia tidak mati untuk dosanya sendiri tetapi untuk dosa kita

Bekas luka yang diterima oleh Yesus bukan hanya memberi inspirasi bagi kita, tetapi melalui Mahkota duri, lubang paku di kaki tangannya, dan lambung yang tertikam, cambukan yang Ia terima itu adalah tanda cintaNya kepada kita, sehingga hal ini memotivasi kita untuk mengasihi Dia dan sesama, karena Dia telah mengasihi kita terlebih dahulu.

Apa yang Kristus lakukan ?

Kristus yang benar rela menerima penderitaan supaya kita yang tidak benar dimampukan untuk menderita demi kebenaran. Kristus yang tak seharusnya mengalami luka, rela terluka karena dosa kita - supaya kita yang terluka dapat dipulihkan

Pertanyaan Reflektif

  • Apa yang seringkali membuat kita lupa akan identitas dalam Kristus?
  • Hal apa seringkali membuat kita gagal dalam menghidupi identitas dalam Kristus?

Gospel Response

  • Bertobatlah dari rasa aman yang muncul karena takut menderita karena pemberitaan Injil dan melakukan kebenaran sesuai Firman.
  • Pandanglah Yesus Kristus yang sudah terlebih dahulu menanggung penderitaan di kayu salib untuk menggantikan ketidakbenaran kita

KARENA INJIL

  • Kita menyadari bahwa penderitaan bukanlah tanda tidak disertai Tuhan.
  • Kita dimampukan mengatasi penderitaan demi kebenaran
  • Kita dijadikan ciptaan baru bukan karena kuat gagah dan ritual agamawi
  • Kita menyadari bahwa anugerah-Nya tidak hanya menyelamatkan, namun menopang hingga akhir