PEMBACAAN : Galatia 6:11-14
Manusia berdosa itu cenderung untuk memegahkan diri sendiri.Aada yang bermegah karena kekuatan tubuhnya, jabatannya, hartanya atau kekayaannya. Ada pula yang memegahkan diri karena pencapaian-pencapaian di dalam hidupnya. Sebagai orang Kristen kita disuruh bermegah di dalam Tuhan dan Salib-Nya. Namun masalahnya adalah apakah kita benar-benar memahami arti kata-kata tersebut.
Apakah waktu kita memberikan kesaksian bahwa dulu kita sakit lalu sembuh saat di doakan dalam nama Yesus itu artinya kita bermegah dalam Salib? Apakah waktu kita mendengar kesaksian bahwa kita dulu rusak hidupnya namun sekarang rajin ke gereja itu artinya kita bermegah dalam Salib? Atau apakah waktu dulu hidup kita miskin dan sekarang kita diberkati secara berkelimpahan secara materi dan kita bersaksi bahwa itu terjadi karena kita percaya Yesus itu artinya kita sedang bermegah dalam Salib?
Gal 6:11
11Lihatlah, bagaimana besarnya huruf-huruf yang kutulis kepadamu dengan tanganku sendiri.
Ini adalah akhir dari kitab Galatia, dan pada akhir sebuah buku, akhir sebuah esai, akhir suatu khotbah, akhir suatu surat, anda selalu mengharapkan penulis untuk merangkum, mencoba menyederhanakan dan merangkumnya, dan itulah yang dilakukan penulis di sini. Huruf-hurufnya bisa jadi besar karena ada kemungkinan Paulus memiliki masalah mata, penyakit mata, kondisi mata. kemungkinan lain (atau keduanya mungkin benar) adalah bahwa Paulus mengatakan, 'saya menulis dengan huruf tebal hal utama yang ingin saya sampaikan kepada anda.' inilah yang dimaksudkannya. Ketika Paulus sampai di akhir, dia mengatakan, “ ada satu hal yang ingin saya sampaikan . Ada satu hal yang ingin saya tunjukkan
jika ada satu hal yang dapat saya pesankan hal itu adalah Salib.”
1. MENGAPA SANGAT PENTING MEMAHAMI SALIB SEBAGAI PUSAT?
Gal 6:12
12Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus.
1A. Kristen sejati adalah perubahan internal bukan eksternal, yang substansial bukan superfisial, dalam hal motivasi bukan hanya perilaku.
Guru-guru palsu suka menonjolkan diri secara lahiriah, agar dapat bermegah atas keadaan lahiriah.
“Maksud Paulus adalah bahwa orang Yahudi menginginkan statistik gerejawi; berapa jumlah sunat pada tahun tertentu yang tentu saja merupakan sesuatu yang bisa dibanggakan ” R. Alan Cole(Galatians, p. 283)
Statistik itu penting tetapi bahaya kalau kita membanggakan diri akan statistik-statistik yang ada (Misal: jumlah jemaat, jumlah cabang, jumlah yang dibaptis, dll). Pada waktu kita bermegah dan menaruh harga diri dan penerimaan kita di atas pencapaian-pencapaian statistik maka kita sudah bermegah bukan pada Tuhan tetapi pada performa kita.
Bagaimana supaya kita tidak sombong?
Gal 6:14
14Tetapi Aku Sekali-Kali Tidak Mau “(I will never = me genito”)bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia.Bahasa ini juga dipakai di Roma 6:1-2 mengenai hidup dalam kasih karunia....
1Kalau begitu, apakah yang dapat kita katakan? Haruskah kita terus saja berbuat dosa supaya Allah semakin mengasihi kita? 2 Tentu tidak! Dosa tidak lagi berkuasa atas kita, jadi, mana bisa kita terus-menerus hidup dengan berbuat dosa?
Gal 6:14a
14Tetapi Aku Sekali-Kali Tidak Mau Bermegah, Selain Dalam Salib Tuhan Kita Yesus Kristus
Artinya bahwa Salib Kristus bukanlah sarana atau alat bantu untuk orang jahat jadi baik atau orang baik jadi makin baik. tetapi menjadi satu-satunya jalan keselamatan Tuhan. Untuk membuat orang mati menjadi hidup, orang berdosa menjadi kudus dan orang yang terkutuk menjadi diberkati.
1B. Kristen sejati bermegah bukan pada perbuatan/performanya sendiri namun hanya kepada karya Salib yang sudah diselesaikan oleh Yesus Kristus.
1 Kor 1:27-31
27Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, 28dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, 29supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah. 30Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita. 31 Karena itu seperti ada tertulis: ”Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan.”
Gereja, kotbah dan hidup yang terpusat pada Salib Kristus bukanlah suatu metode baru atau suatu kegerakan fanatik melainkan diajarkan oleh para Rasul di gereja mula-mula.
2. BAGAIMANA KITA TAHU BAHWA KITA SUDAH MEMAHAMI SALIB SEBAGAI PUSAT ?
2A. Pemberitaan Salib sangat menyinggung atau menyentil hati kita.
Gal 6:12
12Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri, merekalah yang berusaha memaksa kamu untuk bersunat, hanya dengan maksud, Supaya Mereka Tidak Dianiaya Karena Salib Kristus.
Para Judaizer berusaha untuk “menyeimbangkan” Injil kasih karunia. Mereka menambahkan ketaatan kepada hukum Taurat atas Sola Gratia (hanya oleh kasih karunia), Solus Christus (hanya di dalam Kristus ) dan Sola Fide (hanya oleh iman saja)
Martyn Lloyd Jones mengatakan “Kotbah Injil Keselamatan hanya karena Kasih Karunia yang benar selalu mengarah kepada kemungkinan tuduhan ini diajukan kepadanya... Ini adalah Tes yang sangat baik pada Kotbah Injil. Jika Kotbah dan presentas Injil Keselamatan yang saya lakukan tidak memaparkan pada kesalahpahaman itu, maka itu sebenarnya bukanlah Injil.(New Man, pg 8)
Watchman Nee seorang tokoh gereja rumah bawah tanah di rumah dalam bukunya mengatakan “ Hukum adalah “Anda melakukan sesuatu untuk Tuhan”; dan Kasih Karunia adalah “Tuhan melakukan sesuatu untuk anda” Dengan definisi Theologian Watchman Nee: bisa di katakan “anda melakukan sesuatu untuk Tuhan”; sedangkan kasih karunia (kk) adalah “Tuhan yg melakukan sesuatu untuk anda”. Artinya kasih karunia bukan lagi kasih karunia, jika kita berusaha menambahkan karya kita atas kasih karunia itu.
Waktu kita menambahkan sesuatu pada kasih karunia Allah maka kita merusak dan membuat kasih karunia itu menjadi tidak lagi bernilai. Mencampur hukum dan Injil itu tidak 'menyeimbangkan' kasih karunia Allah, namun justru menghapus keindahan Anugerah Allah. Martin Luter mengatakan “ hukum menunjukkan penyakit dosa kita, Injil kabar baik menunjukkan jalan keluarnya, memberikan obat nya. “
2B. Pemberitaan Salib sangat menunjukkan keberdosaan, kejahatan dan ketidakberdayaan kita.
Banyak orang merasa keberatan terhadap kasih karunia Tuhan. Sebagai contoh : kalau ada orang pernah membunuh banyak orang lalu ditangkap dan pengadilan memvonis hukuman mati. Saat dipenjara dimana sebelum dia menunggu hukuman matinya maka dia bertobat dan percaya Yesus Kristus lahir baru, apakah dia diselamatkan? Tentu saja meskipun dia membunuh banyak orang sebelumnya. Sebaliknya kalau ada orang baik, suka menolong, dermawan, setia sama istri, bayar pajak, jujur dan tidak pernah membunuh orang, tetapi tidak percaya Yesus. Waktu dia mati apakah dia diselamatkan? Tentu tidak selamat. Ini sepertinya tidak adil dan sangat menyinggung banyak orang, karena orang baik masuk neraka, sedang orang jahat bertobat percaya Yesus masuk sorga. Dan kalau kita berkata demikian sebenarnya kita sedang mengecilkan kekejian dosa.
Rom 3:22b-24
kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab Tidak Ada Perbedaan. 23Karena Semua Orang Telah Berbuat Dosa Dan Telah Kehilangan Kemuliaan Allah, 24dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
Tidak ada dosa kecil dan dosa besar, semua orang berdosa. Kita jadi pendosa bukan karena kita berbuat dosa namun kita adalah pendosa terlebih dahulu makanya kita berbuat dosa! Dan yang kita butuhkan bukan motivator, bukan uang juga bukan psikolog namun yang kita butuhkan adalah juru slamat. Yang kita butuhkan adalah pengganti yang sempurna. Yang perlu menyelamatkan kita adalah Tuhan sendiri karena kita tidak mampu menyelamatkan diri sendiri karena keberdosaan kita.
Ada seorang dari Reformed Theological Seminary yaitu Prof. Dr Roger Nichole sudah almarhum. Dalam catatan ceramahnya Dr Nicole memberikan ilustrasi untuk menjelaskan Bagaimana Injil itu sangat Ofensif. Dia berkata bayangkan rumah Anda terbakar, tetapi Anda telah mengeluarkan semua harta yang paling berharga kepunyaan Anda, dan Anda telah mengeluarkan anak-anak dan keluarga Anda. Anda berdiri di sana menyaksikan rumah Anda terbakar, dan Anda merasa sedih. Tetangga Anda mendatangi Anda dan berkata, "Hei, izinkan saya menunjukkan betapa saya mencintaimu." Dia berlari ke dalam rumah, melemparkan dirinya sambil berteriak ke dalam rumah yang apinya masih terbakar menyala.... dan mati. Apakah Anda memandangnya dan berkata, “Oh, betapa indahnya; luarbiasanya dia mencintai kita”? Tidak, tentu saja tidak. Anda melihatnya dan berkata, "Betapa bodohnya.”
Sebaliknya, jika saat Anda berdiri di luar melihat rumah Anda terbakar, salah satu anak Anda ada di sana dan tidak ada yang bisa masuk… Departemen pemadam kebakaran mengatakan itu tidak ada harapan. Tetangga Anda datang dan berkata, "Biar saya yang masuk untuk menyelamatkan Dia.. " dan dia masuk dan menyelamatkan anak itu dengan kehilangan nyawanya sendiri.
Anda akan terkagum-kagum akan pengorbanan akan kepedulian dan kasih tetangga anda yang sudah menyelamatkan anak anda.Dia berkata “Jika kita bisa mencari keselamatan sendiri dan kita tidak dalam keadaan mati, tidak terhilang dan tidak terjebak dalam ketidakberdayaan, maka kedatangan Kristus untuk mati untuk menyelamatkan kita merupakan kebodohan dan kegilaan.”
2c. Pemberitaan Salib sangat menyinggung dan menyentil hati bagi legalis maupun liberalis karena melawan semua upaya untuk menyelamatkan diri sendiri.
Menyinggung orang legalis karena artinya tanpa Salib orang jahat dan baik sama-sama butuh diselamatkan. Salib menentang keselamatan oleh jasa perbuatan baik. Menyinggung orang liberalis karena menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk diselamatkan hanya melalui Salib. Artinya Injil tidak toleran.
Rom 8:3-4
3Sebab apa yang tidak mungkin dilakukan hukum Taurat karena tak berdaya oleh daging, telah dilakukan oleh Allah. Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging, 4supaya tuntutan hukum Taurat digenapi di dalam kita, yang tidak hidup menurut daging, tetapi menurut Roh.
Tuhan melakukan apa yang kita tidak bisa lakukan. Dia menghidupi kehidupan sempurna yang kita tidak mampu hidupi, namun mati menanggung hukuman menjalani kematian yang seharusnya kita tanggung dan jalani untuk menyelamatkan kita. Hukum itu menuntut, namun Tuhan menyediakan dan memampukan kita. Hukum menuntut kita namun Tuhan telah menyediakan pengganti yang menggenapi hukum Taurat (Yesus Kristus) bagi kita! Tuhan memampukan kita dengan memberikan Roh Kudusnya di dalam kita! Yang menjadi pertanyaan kita adalah apakah Injil sudah menyinggung, menyentil dan ofensif
bagi hati kita? Karena itulah Injil yang murni yaitu hanya melalui Kristus saja, hanya melalui salibNya, hanya karena kasih karunia saja dan hanya oleh iman saja.
3. BAGAIMANA PEMAHAMAN TENTANG SALIB ITU MENJADI KEKUATAN NYATA YANG MENGUBAH HIDUP KITA?
Gal 6:14b
sebab olehnya DUNIA TELAH DISALIBKAN BAGIKU dan aku bagi dunia.
Melalui kematian Yesus di atas kayu salib, DUNIA INI TELAH MATI BAGIKU dan aku mati untuk dunia ini. (AMD)
bagi saya SEMUA HAL YANG DUNIAWI SEAKAN SUDAH IKUT DIPAKUKAN PADA KAYU SALIB-NYA, dan saya secara rohani juga sudah mati bersama Dia terhadap semua hal yang duniawi. (BIMK)
Apa maksudnya? Donald Guthrie mengatakan “Dunia yang fana ini sudah tidak lagi memiliki kekuatan (klaim) atas dirinya lagi” (The natural world as such has ceased to have any claims on [him] anymore.) (Galatians, p. 151). Mari kita tanya diri sendiri Apa yang menjadi kekuatiran kita? Pergumulan kita? Ketakutan kita? Beban pikiran kita? Emosi-emosi kita? Yang membuat kita tidak bisa tidur?
Gal 6:12a, 13b
12Mereka yang Secara Lahiriah Suka Menonjolkan Diri... mereka dapat Bermegah Atas Keadaanmu Yang Lahiriah (Flesh/Daging) = Ciptaan Yang Fana
Ini yang perlu kita tanyakan dan periksa dalam hidup kita. Hal-hal fana apa yang sejujurnya kita megahkan (menjadi pijakan) dalam hati kita? Yang kita megahkan di dalam hati itulah yang menjadi pusat kehidupan kita. Semua hal fana di dalam dunia seharusnya sudah tidak lagi memiliki memiliki kuasa atas hidup kita.
Bagaimana Caranya? Ay. 14b
Pandanglah dan taruhlah Salib di hatimu. Bermegahlah pada Salib karena di Salib hukum digenapi keadilan dilaksanakan dan hukuman ditumpahkan. Yesus taat sempurna namun dihukum sebagai orang berdosa. Namun di Salib kasih, yang sempurna diperagakan, kasih karunia dicurahkan dan pengampunan dinyatakan. Status Kristus bertukar tempat dengan status kita.
Jika kita sadar kita diselamatkan karena karya Kristus dan bukan karya kita, maka kita bisa memiliki keyakinan “bermegah” yang melegakan. Bukan self confidence, namun Christ-fidence
Kita diselamatkan semata-mata dan seluruhnya karena karya Kristus, bukan karya kita. Yesus telah menyediakan tempat di surga bagi kita, yang diberikan secara cuma-cuma oleh-Nya kepada kita. Kita "tidak perlu bermegah atas yang lain"—kedudukan kita di hadapan Allah aman—"karena salib"; Apa yang telah Kristus lakukan adalah sesuatu yang kita “banggakan”. Tuhan menerima kita seperti Tuhan menerima Kristus. Bermegah adalah bersukacita, dan memiliki keyakinan yang tinggi, pada sesuatu. Untuk mengetahui bahwa kita diselamatkan hanya oleh karya Kristus membawa keyakinan “bermegah” yang menggembirakan melegakan; bukan kepercayaan diri, tetapi kepercayaan Kristus. Timothy Keller mengatakan “ Agama membuat kita bermegah atas apa yang kita perbuat, Injil membuat kita bermegah atas apa yang Yesus telah lakukan. “
Rom 8:31-32
31Sebab itu apakah yang akan kita katakan tentang semuanya itu? Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita? 32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua (DI SALIB), bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?
Pertanyaan Reflektif
Gospel Response
KARENA INJIL