All Sufficient God

The Name Of The Lord is Strong Tower Week 1  "All Sufficient God" 

Ev. Natanael Thamrin

Pembacaan : Keluaran 3: 1 - 14

Yang melandasi sermon series ini adalah dari Amsal 18:10 – “Nama Tuhan adalah Menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat. Dan dari Daniel 11:32b – “Umat yang mengenal Allahnya akan tetap kuat dan akan bertindak.” Dan berbicara tentang pengenalan akan Tuhan ini sangat penting karena berkaitan dengan kehidupan kekal. Namun itu bukan hanya tentang kehidupan kekal yang menunjuk pada masa yang akan datang tetapi juga berbicara tentang relasi yang intim dengan Allah yang kekal. 

Kata mengenal itu memiliki 2 aspek yaitu aspek pribadi dan aspek aktif. Aspek pribadi artinya hubungan secara pribadi dan bukan persoalan komunal. Sedangkan aktif artinya bukan hanya sekedar disempatkan namun sungguh-sungguh punya niat. Kita dapat mengenalNya bukan karena pengetahuan kita tetapi Tuhanlah yang memperkenalkan diriNya terlebih dahulu sehingga kita dapat mengenalNya, dan tanpa itu maka pengenalan kita bisa salah dan tidak akan dapat sempurna. 

Bagaimana Allah memperkenalkan diri pada Musa?

Cerita ini dilatarbelakangi saaat bangsa Israel tinggal di Mesir yang jumlahnya semakin bertambah banyak. Lalu mereka mendapatkan tekanan yang begitu hebat dari orang-orang Mesir. Karena begitu beratnya tekanan hidup mereka sehingga mereka berseru-seru kepada Tuhan dan teriakan mereka didengar oleh Tuhan. Dan disitu kita bisa melihat ada empat kata kerja aktif yang muncul yaitu Tuhan itu mendengar, Tuhan itu mengingat, Tuhan itu melihat dan Tuhan itu memperhatikan. Disini kita bisa belajar bahwa di tengah penderitaan umatNya maka Tuhan tidak pernah meninggalkan, Dia mau turun untuk menyelesaikan persoalan umatNya. 

Dan Tuhan memulai menolong umatNya dengan memanngil Musa yang saat itu sedang menggembalakan domba mertuanya yaitu Yitro. Lalu saat dia sampai ke gunung Horeb maka malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya

“Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.’  (Keluaran 3: 2)

Kalau kita perhatikan Malaikat Tuhan dalam ayat ini maka Dia bertindak seperti Allah dan bukan sebagai utusan Allah (Kel. 3:4). Dan para Teolog menyetujui bahwa itu menunjuk pada pre-inkarnasi Kristus (Christophany) yang membuktikan bahwa Kristus itu adalah Allah yang kekal, yang ada sebelum semuanya dijadikan dan pencipta dari segala sesuatu. 

Dan semak yang tidak terbakar itu adalah bukan suatu fenomena yang tidak lazim tetapi suatu mujizat yang memiliki makna. Seorang penafsir bernama Philip G. Ryken, (Exodus: Saved For God’s Glory) mengatakan “ Tanda ajaib ini menunjukkan kekekalan dan kemandirian Tuhan. Seperti semak yang terbakar, kekuatanNya tidak pernah habisnya. KemuliaanNya tidak pernah redup; KeindahanNya tidak pernah pudar. TerangNya abadi. Ini karena Dia tidak mendapatkan kekuatannya dari siapa pun atau apa pun di luar dirinya. Dia sepenuhnya ada dan mandiri dalam wujud abadinya.”

Kalau kita pelajari dalam Alkitab maka semak yang terbakar ini ada korelasinya sampai dengan Perjanjian Baru :

  • Api yang membuat semak duri tetap menyala, yang tidak dapat dipadamkan oleh Musa, tidak akan pernah habis. (Keluaran 3:2) 
  • Api yang berkobar di hati Yeremia, yang tak kuasa dipadamkan oleh Yeremia, tiada hentinya berkobar. (Yeremia 20:9)
  • Api yang hinggap pada murid-murid, mengobarkan semangat untuk menyaksikan perbuatan Allah yang besar melalui diri Kristus Yesus. (Kisah Para Rasul 2:2-3)

Demikian juga orang-orang yang memiliki pengenalan yang benar akan Allah maka didalamnya akan ada api yang terus menyala dan yang membuat mereka tidak merasa lelah dalam mengasihi, melayani dan menyatakan kemuliaan Tuhan. 

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: Musa, Musa! Dan ia menjawab: Ya, Allah. Lalu Ia berfirman: Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, dimana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.’

Api yang menyala itu juga menyatakan kekudusan Tuhan dan Musa menyadari bahwa dia adalah orang yang berdosa. Ini menunjukkan bahwa ada pemisahan antara Allah yang kudus dan manusia yang berdosa. Tidak ada yang dapat menghampiri Allah tanpa Dia yang lebih dahulu menghampiri mereka. Tidak ada seorangpun yang dapat mengenal Tuhan kalau Tuhan tidak memperkenalkan diriNya kepada mereka. 

Dan berita baiknya adalah ketika Musa memeriksa semak duri itu maka Allah memanggil Musa. Yang artinya Allah selalu berinisiatif menghampiri kita didalam keberdosaan kita dan Allah mengenal umatNya (Yermia 1: 5 ; Mazmur 139:1-2). Dalam segala situasi bahkan yang paling sulit yang kita hadapi maka Allah mengenal, mengingat dan memperhatikan kita. Allah tidak pernah terlalu sibuk sehingga melalaikan kita. Justru kita yang sering lalai terhadap Tuhan karena sibuk dengan urusan diri.

'Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka …’ 

(Keluaran 3:8 bdk. Kejadian 11:5,7; Yesaya 64:1)

Tuhan itu adalah Tuhan yang turun menghampiri kita dan puncaknya adalah ketika Kristus turun ke dalam dunia untuk membereskan persoalan yang tidak dapat kita bereskan yaitu persoalan dosa. Benny Solihin mengatakan “ Berjalan bersama Tuhan tidak menjamin kita sampai lebih cepat, tetapi pasti sampai di tempat yang tepat.”

Ketika Tuhan turun tangan maka Dia berkata kepada Musa bahwa Dia akan membawa bangsa Israel ke tanah perjanjian yang penuh dengan susu dan madu. Demikian juga saat Tuhan turun dalam hidup kita maka Dia memberi jaminan bukan hanya kelimpahan tetapi persekutuan dengan Allah dimana kita akan mendapatkan sukacita yang melimpah, damai sejahtera yang sempurna sehingga kita tidak perlu kuatir tentang apapun di dunia ini. 

Biarlah kita semakin serius dalam mengenal Tuhan sebab keyakinan ini akan menguatkan kita  di tahun-tahun mendatang bahwa apapun yang terjadi maka tidak ada satupun yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Dia menjamin hidup kita karena karya Kristus yang sempurna itu telah membawa kita dalam persekutuan dengan Allah.

”Dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tanganKu. BapaKu yang memberikan mereka kepadaKu, lebih besar daripada siapapun, dan seorang pun tidak dapat merebut mereka dari tangan Bapa.” (Yohanes 10:28-29)

Kepastian perjalanan hidup kita dalam Kristus itu bukan berbicara tentang kesembuhan, kekayaan atau pemulihan tetapi bersama dengan Bapa di surga. Ini yang membuat kita tidak lagi merasa takut sebab terangNya yang abadi akan menuntun hidup kita. KekuatanNya tidak akan pernah luntur dan lelah sebab Dia Allah yang tidak pernah lelah. Dia sanggup menopang kita dalam segala situasi hidup kita. 

Ketika Musa berkata mengapa harus dia dan apa yang harus dia katakan kalau bangsa Israel menanyakan namaNya. Dan Tuhan berkata dalam Keluaran 3: 14 “Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU 1 ." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU r  telah mengutus aku kepadamu." Disini Allah ingin menunjukkan kepada Musa bahwa karekterNya tidak bergantung pada keadaan, kebaikan Tuhan tidak menunggu pada penerimaan akan sesuatu, hikmatNya tidak berubah atau memudar seturut waktu dan Dia akan menyertai sampai kapanpun. Dan puncak kebaikan Allah adalah ketika Kristus menjelma menjadi manusia dan Dia adalah Alfa dan Omega.

“Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”  (Wahyu 1:8)

Kristuslah “The Great I Am, Dia jalan kebenaran dan hidup, Dialah kebangkitan dan hidup, Dialah gembala yang baik, Dialah pintu yang benar, Dialah terang dunia, Dialah roti hidup dan pokok anggur yang sejati. Hanya dalam Kristus kita bisa memiliki pengenalan yang benar akan Allah. Dan pengenalan yang benar akan Kristus akan membawa kita hidup dalam kebenaranNya setiap hari sehingga kita bisa berkata seperti Daud’ sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku.” Yang menjadi pertanyaan adalah “ Maukah engkau bertumbuhdalam pengenalan akan Dia dan  mempercayakan hidup seutuhnya kepada Dia disepanjang tahun ini?