God Is Peace

The Name Of The Lord is Strong Tower Week 2  "God Is Peace" 

Ps. Dave Hatoguan

 

 

Introduction

Saudara-saudara kita semua tahu dan tidak asing dengan sebuah pepatah pengalaman adalah guru yang paling berharga, tetapi faktanya ada harga terlalu mahal untuk kita alami sendiri. Oleh karena itu Alkitab penuh dengan kisah perjalanan seseorang dengan Tuhan. Selain kita dapat melihat rencana Allah untuk penebusan umat pilihan-Nya, melalui kisah dalam Alkitab kita juga dapat melihat orang yang dipanggil-Nya mengalami jatuh dan bangun. 

Dalam kisah jatuh bangun seorang tokoh Alkitab mengikuti rencana Allah, kita juga dapat belajar dari kisah itu, karena semestinya itu bukan tentang kisah tokoh tersebut melainkan kisah Tuhan yang melibatkan manusia dalam sebuah rencana-Nya yang begitu agung dan mulia.

Oleh karena itu kisah Tuhan selalu dirancang untuk terhubung dengan kisah kita. Karena kisah-Nya, kisah-kisah kita menjadi masuk akal, memiliki makna, dan berlanjut hingga kekekalan, dan melalui kisah yang pernah dicatat dalam Alkitab kita dapat belajar dan tidak perlu melakukan kesalahan serupa yang berpotensi membuat kita justru kehilangan damai sejahtera, namun kita dapat memahami bahwa Allah adalah sumber damai yang sejati, karena Dialah God of Peace

Ayat bacaan : Hakim-Hakim 6:11-24

Dari pembacaan Firman yang telah kita baca setidaknya ada 3 hal penting yang perlu untuk kita renungkan

          1. Tuhan mendidik umat-Nya dengan membiarkan mereka menanggung konsekuensi dari dosa ( Hakim-Hakim 6:13 )

Penjelasan teks : Selama 40 tahun di bawah kepemimpinan hakim-hakim sebelum Gideon yaitu Debora bangsa israel mengalami situasi yang aman dan kondusif namun keadaan itu tidak berlangsung selamanya, hal ini disebabkan Israel mudah untuk tidak setia kepada Tuhan dan melakukan yang jahat di mata Tuhan. Mereka menyingkirkan Tuhan, mereka tidak beribadah lagi kepada Tuhan dan menyembah allah-allah palsu

Akibatnya selama 7 tahun mereka kehilangan damai sejahtera dan kenyamanan Pada saat itu mereka terus dirongrong orang Midian. Mereka mengalami kesusahan, kehilangan kenyamanan, kehilangan damai sejahtera, dan kehilangan kemerdekaan hidup. Mereka diperbudak dan diancam oleh orang Midian dan orang Amalek. Setelah itu mereka berteriak memanggil Allah.

Keadaannya sangat buruk sehingga orang-orang Israel terpaksa bersembunyi di goa-goa dan  tempat pengirikan anggur. Setiap kali orang Midian melihat bahwa orang Israel menanam di ladang, mereka akan menyerang dan menghancurkan hasil tanah orang Israel sehingga orang-orang Israel kelaparan dan mereka terjebak dalam ketakutan.

Bayangkan jika anda pernah mengalami hutang, dan anda dikejar oleh dept collector, mungkin perasaan ini mirip jika anda pernah memiliki hutang yang belum anda lunasi, dan pada akhirnya anda merasakan gelisah, ketakutan dan merasa terintimidasi. Perasaan inilah yang dirasakan Gideon dan orang Israel di masa itu

Orientasi Ilustrasi : Banyak orang biasanya baru memerhatikan kesehatan setelah jatuh sakit. Ketika masih sehat, mereka tidak memedulikan kesehatannya, atau tidak sedikit pada saat ini banyak orang terlilit dengan urusan hutang karena terlalu banyaknya keinginan demi ingin terlihat kaya dan ingin diterima dalam suatu lingkungan tertentu, akhirnya ia membelanjakan barang-barang branded dengan cara kredit. 

Padahal semestinya dia menyadari bahwa sebenarnya itu akan mengganggu cashflow keuangannya, tetapi karena begitu besar ego yang dimiliki, akhirnya banyak orang menderita karena konsekuensi yang diperbuatnya sendiri. 

Dalam hukum fisika mengenal sebuah istilah tekanan berbanding lurus dengan gaya, jadi hidupmu kalau banyak mengalami tekanan, jangan-jangan selama ini anda terlalu banyak gaya #joke

Aplikasi : Kita perlu untuk menyadari jika ada hal buruk yang menimpa, tidak jarang datang itu dari kelalaian atau kesalahan yang kita perbuat sendiri di masa lampau atau yang lebih ironis adalah sebagai orang percaya yang sudah benar-benar mengerti Injil dan memahami kedaulatan Allah, tetapi seringkali kita menjalani kehidupan ini dengan hikmat manusia dan merasa mampu menjalani kehidupan dengan kekuatan sendiri. Dan hasilnya kita malah terjebak dalam berbagai penyembahan berhala modern yang justru membuat hati kita tidak lagi berfokus kepada Allah yang sejati.

Ada ungkapan yang menarik dari C. S. Lewis “Pain is God megaphone to deaf world”

Penderitaan adalah pengeras suara-Nya untuk membangkitkan dunia yang tuli.” Penderitaan sering menolong untuk mengembalikan fokus kita. Pikiran kita dialihkan dari situasi yang terjadi di sekitar kita supaya kita dapat mendengarkan Allah dan karya-Nya dalam hidup kita sehari-hari dan diubah menjadi suatu pelajaran iman.

Kalaupun jika anda hari ini mengalami penderitaan atau hal buruk yang disebabkan oleh kesalahaan anda di masa lalu, kabar baiknya jika anda saat ini mengalami kesengsaraan justru ini adalah sarana bagi Allah supaya kita semakin serupa dengan Kristus, dan Roh Kudus akan senantiasa menolong dan memampukan anda, bahkan Kristus rela menggantikan kita melalui karya Salib-Nya.

Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, rasul Paulus pernah menuliskan tepatnya dalam 

Roma 5:3-5 ( 3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, 4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. 5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita) -

           2.  Tuhan berdaulat memakai siapa saja untuk menyatakan Kasih dan Kuasa-Nya ( Hakim-Hakim 6:15 )

Penjelasan teks : Gideon adalah seorang petani dan beberapa teolog menduga Gideon mempunyai sifat pengecut. Ketika Allah memanggilnya untuk membebaskan umat Israel dari bangsa Midian. Gideon tidak langsung mau meresponi panggilan Tuhan. Tetapi Allah memanggil Gideon pahlawan yang gagah berani. Gideon tidak mengerti mengapa Tuhan memanggilnya “pahlawan yang gagah berani”  karena pada saat itu Gideon benar-benar merasa ketakutan, dan lagipula ia menyadari bahwa ia berasal dari keluarga dan suku yang kecil yaitu bani Abiezer dari suku Manasye

Bayangkan anda dalam posisi Gideon, kira-kira kalau Tuhan ngomong seperti itu kepada anda  pada masa kini, gimana respon anda ? Apa Tuhan nge-prank, sarkas, menyindir, atau apa sih maksudnya ?

Beberapa waktu lalu saya membaca berita tentang bola, intinya mengenai timnas Indonesia dalam laga piala AFF, dalam berita itu ditulis bahwa timnas Indonesia akan menjadi juara dalam laga ini. Padahal kita semua tahu dalam pertandingan yang pertama timnas Indonesia dihajar 4-0 oleh Thailand. 

Indonesia akan mendapat kemenangan karena diduga salah seorang pemain timnas Thailand menggunakan doping, sehingga mengakibatkan Timnas Thailand didiskualifikasi. Sehingga otomatis Indonesia menjadi juara dan tidak perlu melakan pertandingan kedua. Ya, tentunya bagi timnas Indonesia ini adalah berita baik dan buruk, satu sisi merasa senang namun dilain sisi merasa kurang greget karena menang dengan cara demikian, dan juga dihantui rasa gelisah karena belum mengerti apakah berita itu benar. 

Tetapi ternyata itu adalah berita palsu atau hoax, dan alhasil Indonesia tetap kalah dalam pertandingan kedua dengan skor 4-2, dalam hal ini timnas Indonesia seperti di prank. 

Demikian pula dengan yang Gideon rasakan ketika mendengar perintah Tuhan, bagaimana mungkin seorang petani yang dalam kesehariannya hanya bergelut dengan urusan pertanian, tiba-tiba diminta untuk berperang, jadi sangatlah wajar jika Gideon menolak dan meminta berbagai tanda dari Tuhan, karena bagi Gideon perintah Tuhan benar-benar tidak masuk akal, dan juga Gideon hanyalah manusia terbatas ruang dan waktu, sementara Allah itu tidak terbatas ruang dan waktu, ketika Allah memandang Gideon sebagai pahlawan karena Dia tahu betul bagaimana masa depan Gideon. 

Lagipula jika memahami kisah ini lebih dalam, selama 7 tahun orang-orang Israel selalu hidup dalam ketakutan, mereka banyak menghabiskan waktu mereka di dalam Goa untuk bersembunyi, jadi tidak heran jika berdampak kepada kesehatan mental Gideon. Tetapi disinilah Malaikat Tuhan langsung memanggil Gideon sebagai orang yang disertai Tuhan dan sebagai pahlawan yang gagah berani. 

Dalam budaya bangsa Israel saat itu, melihat Malaikat Tuhan sama dengan melihat wajah Tuhan. Dan saat kita Melihat wajah Tuhan itu artinya kematian, karena Tuhan itu maha suci dan kita manusia berdosa. Tetapi Malaikat itu langsung meyakinkan Gideon bahwa dia tidak perlu takut. Tuhan tidak datang untuk menghancurkan Gideon, tetapi Dia datang dengan damai. Malaikat yang bertemu dengan Gideon bukanlah malaikat biasa tetapi Teofani yaitu kehadiran Kristus di Perjanjian Lama atau bahasa kerennya adalah pre-inkarnasi Kristus

Untuk memenangkan pertempuran, Allah menyediakan 300 orang bagi Gideon, dan semuanya itu adalah pahlawan yang gagah perkasa. Nama-nama mereka tidak disebutkan, tetapi keberanian dan ketaatan mereka dicatat dalam Kitab Suci 

Orientasi ilustrasi :

TERGANTUNG DI TANGAN SIAPA

Bola basket ditanganku berharga Rp. 150.000. 

Bola basket ditangan Michael Jordan berharga 33 juta dollar. 

Tergantung ditangan siapa. 

 

Baseball di tanganku berharga Rp 60.000. 

Baseball ditangan Mark McGuire berharga 19 juta dollar. 

Tergantung ada dalam tangan siapa.

 

Guitar Gibson Les Paul ditanganku mungkin hanya jadi barang koleksi yang mahal

Guitar Gibson Les Paul ditangan Slash akan menghasilkan melodi yang indah dan memorable 

 

Stick golf di tanganku mungkin dapat mengganjel pintu

Stick golf di tangan Tiger Woods bisa menghasilkan 90 juta dolar lebih. 

Tergantung ditangan siapa.

 

Lima roti dan dua ikan dalam tanganku adalah Fillet O' Fish McDonalds. 

Lima roti dan dua ikan di tangan Yesus dapat memberi makan ribuan orang. 

Tergantung ditangan siapa.

 

Paku ditanganku berguna untuk memasang hiasan dinding. 

Paku ditangan Yesus Kristus menghasilkan keselamatan bagi manusia berdosa. 

Tergantung ditangan siapa.

Segala sesuatu tergantung ditangan siapa. Ditangan Allah, sesuatu yang kecil dan nampak tidak berarti dapat berdampak besar.

Aplikasi :  Jika kita melihat kisah Alkitab secara keseluruhan, orang-orang yang dipanggil Tuhan menjadi alat-Nya selalu diawali dengan orang merasa tidak mampu dan layak, karena menyadari pekerjaan Tuhan yang begitu besar namun dilain sisi menyadari dirinya begitu tidak layak jika Tuhan memakainya. Juga tidak jarang mereka yang dianggap underdog oleh masyarakat tertentu, justru dipakai Allah sebagai alat-Nya.

Yang perlu kita ingat dan renungkan pada hari ini adalah kita ada dalam genggaman tangan Allah yang kuat dan penuh kasih, sehingga kita tidak perlu merasa kecil.

Semua ini bertujuan untuk menyatakan bahwa Dia berdaulat untuk memakai sapa saja untuk menunjukan Kasih dan Kuasa-Nya, bahkan melalui orang-orang yang merasa tidak mampu dan layak.

1 Korintus 1:27-29 TB

Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat, dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Jika anda hari ini merasa tidak mampu atau layak, kemungkinan anda adalah kandidat yang tepat sebagai sarana Allah menyatakan Kuasa-Nya. Bukankan kita tahu bahwa Anugerah Tuhan justru semakin nyata jika menyadari sebenarnya kita adalah orang yang lemah. Dan jika pada akhirnya kita mampu, kita menyadari bahwa itu bukan kuat gagah kita tetapi Kuasa-Nya yang menopang dan memampukan.

2 Korintus 2:12

Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

          3.   Tuhan menghendaki umat kembali menyembah kepadaNya / Tuhan menghendaki umat kembali mengenal dan berbalik pada hatiNya. ( Hakim-Hakim 6:24 )

Penjelasan teks : Tuhan mau Israel bertobat dan membuat pengakuan yang sejati tentang kepercayaan mereka kepada Allah Yahweh saja di dalam seluruh kehidupan mereka. Allah mau mereka meninggalkan semua berhala mereka dan meninggalkan pergaulan dengan bangsa lain yang membawa mereka kepada iman yang lain. Israel seharusnya memengaruhi dan bukan dipengaruhi oleh bangsa lain. Mereka sudah kehilangan kuasa, visi, dan misi hidup mereka. 

Jika kita melihat kisah ini lebih dalam, Tuhan memerintahkan untuk menghancurkan Baal, yaitu mezbah Baal dan ternyata tiang berhala itu semua milik ayahnya (Yoas). Yoas adalah penyembah berhala dan ia tahu bahwa Gideon-lah yang menghancurkan mezbah Baal.

Ini sungguh menarik jika kita merenungkan bagaimana kalau perintah Tuhan itu datang kepada anda, dimana kita semua tahu bahwa banyak dari kita dibesarkan dengan pandangan bahwa  perlu untuk menghormati tradisi keluarga atau orangtua kita. Saya bukanlah anti dengan tradisi keluarga atau orangtua. Tetapi pertanyaannya bagaimana jika tradisi itu bertentangan atau menyimpang dari Firman Tuhan dan tidak berpusat pada Injil? Apakah kita tetap memilih melakukan Firman Tuhan? (contoh tradisi mendoakan arwah orang mati, 7 hari, 40 hari, memilih hari baik untuk pindah rumah, hari baik untuk memilih tanggal pernikahan, dst..) Atau mengikuti saja supaya tidak terjadi keributan, tentunya hal ini bukanlah pilihan yang mudah bukan?

Tidak mengherankan jika Gideon melakukan operasi pembongkaran mezbah Baal dan tiang berhala pada malam hari, karena bagi Gideon juga bukanlah hal yang mudah, tetapi dalam kisah ini Yoas percaya bahwa yang dilakukan Gideon adalah perintah Tuhan. Ia percaya bahwa Allah telah memanggil Gideon. 

Jadi Yoas percaya kepada Allah yang benar. Yoas yang sebelumnya adalah penyembah berhala telah berubah menjadi pendukung Gideon. Perjumpaan dengan Tuhan ternyata tidak hanya mengubah Gideon secara mental, paradigma, dan nilai ibadah tetapi juga mengubah Yoas. Selanjutnya Gideon diminta untuk membangun mezbah bagi Tuhan.

Orientasi ilustrasi : Pada awal 1970-80 ada seorang Pendeta yang cukup terkenal bernama Jim Baker, dia adalah seorang tele-evangelist dengan acara televisinya yang cukup terkenal pada masa itu, yaitu PTL (Praise the Lord) yang disiarkan lewat satelit ke suluruh dunia. Pendeta Jim Baker banyak mengajarkan tentang teologi kemakmuran. Dalam acara tersebut dia banyak menekankan hal-hal yang bersifat materi, ungkapan dari Pendeta Jim Baker yang sering dikatakan “Saya percaya pada Tuhan yang ingin memberkati umat-Nya. Lihat semua orang kudus yang kaya dalam Perjanjian Lama.! dan Perjanjian Baru dengan jelas bahwa di atas segalanya, Tuhan ingin kita makmur bahkan, Jika jiwa Anda makmur, Anda harus makmur secara materi juga!.” 

Pendapatan yang diperkirakan masuk perminggu lewat siaran TV-nya sekitar 1 juta dollar. Uangnya itu dipakai untuk pengembangan Heritage USA, yaitu sebuah tempat retreat seluas 23.000 m2, tetapi ternyata pada tahun 1984-1987 ada penyalahgunaan dana, dan dia dibayangi skandal seks, sehingga akhirnya dia dijebloskan ke dalam penjara

Singkat cerita pendeta Jim Baker mendekam dalam tahanan sel penjara, Puji Tuhan dalam penjara Jim Baker bertobat dan menggali Kitab Suci secara sungguh-sungguh ketika dia berada dalam sel. Dan pada akhirnya dia menyadari bahwa yang telah ia ajarkan selama ini adalah sebuah keselahan yang cukup fatal

Waktu dia berada dalam sel mengatakan, “saya mempelajari Alkitab jam larut malam. Seringkali saat matahari terbit, saya masih meneliti Kitab Suci. Semakin saya mempelajarinya, semakin saya harus menghadapi kenyataan mengerikan: Saya menyadari telah mengkhotbahkan doktrin palsu selama bertahun-tahun dan bahkan saya tidak mengetahuinya!”

Aplikasi : Sebagai orang percaya tidak jarang kita mengasihi Tuhan dengan konsep yang salah dan tidak menempatkan Tuhan pada posisi yang semestinya, seringkali kita justru tidak menyembah Dia tapi malahan kita memandang Tuhan hanya sebagai supply dalam kehidupan saat ini. Oleh karena itu tidak mengherankan jika mengalami kesedihan dan kekecewaan, karena kita salah dalam memahami penyertaan Tuhan. 

Tuhan rindu untuk setiap kita kembali pada kasih yang mula-mula dan berbalik kepada hati-Nya, karena kasih dan penyembahan yang benar kepada Allah membuat kita memahami makna damai sejahtera yang sejati. 

 

Religious people find God useful

Gospel people find God beautiful

- Timothy Keller -

 

Gospel Connection : 

Kristus adalah gambaran Gideon yang sempurna, Dalam sisi kemanusiaan-Nya Kristus sangat berani (terbukti justru Yesus membuat mujizat di hari Sabat, ini jelas mengundang kontroversi di kalangan ahli-ahli Taurat )

Dia bukan pengecut seperti Gideon yang justru membutuhkan banyak tanda mujizat untuk melangkah maju.

Yesus membuat tanda mujizat, tetapi Gideon meminta tanda Mujizat

Yesus memberi damai, Gideon membutuhkan damai

Penutup :

Saudara yang terkasih dalam Tuhan, kalau boleh kita renungkan lebih dalam, kita tidak jauh berbeda dengan Gideon, Gideon dan bangsa Israel pada kisah ini menggambarkan diri kita yang tertindas oleh dosa dan terbelenggu, yang disebabkan karena kesalahan kita sendiri

Midian menggambarkan dosa dan maut yang tidak dapat kita atasi, dengan kekuatan kita sendiri, karena kita mewarisi dan tinggal dalam kepengecutan Adam.

Seringkali kita gagal mengasihi Tuhan, seringkali kita justru menyalahkan keadaan, bahkan seringkali kita menyalahkan Tuhan kalau kita mengalami situasi yang buruk, dan tidak jarang kita lari dari masalah

Tetapi Kasih Tuhan selalu mengejar kita, kabar baiknya Dia berinisiatif mencari kita, dan memampukan kita. 

Pada masa lampau Tuhan menyertai Gideon dan memberikan damai sejahtera, ini dicatat dalam 

Hakim-hakim 6:23 (AYT) Lalu, TUHAN berkata kepadanya, “Damai sejahtera atas engkau! Jangan takut, engkau tidak akan mati!”

Jika lihat ending dari kisah ini, Gideon menang dan memerintah sebagai hakim, Israel mengalami masa-masa damai, tapi masa damai itu cuma sementara atau semu, karena kita semua tahu kalau kita teruskan cerita ini Gideon pada akhirnya juga jatuh dalam dosa penyembahan berhala.

Kabar baiknya saat ini, Tuhan juga memberikan damai sejahtera bagi kita. 

Damai sejahtera yang sejati bukan ada kerana terobosan dalam keuanganmu, bukan sakitmu disembuhkan, tetapi Damai sejati adalah ketika kita yang berdosa, kita yang terpisah dari Allah, saat ini relasi kita kembali dipulihkan. 

Karena Tuhan Sang Raja damai itu tidak hanya menampakkan diriNya, tapi Dia tinggal dalam hidup kita

Yohanes 14:27 (TB)  Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.

Jika saat ini kita mengalami sesuatu yang tidak membuat kita nyaman, semestinya kita tidak perlu terburu-buru menyalahkan Tuhan, besar kemungkinan Tuhan mengijinkan hal itu untuk mendewasakan iman kita. Kalaupun anda merasa tidak mampu mengatasi persoalan atau pergumulan yang dialami, ingatlah bahwa Tuhan selalu menyertai dan memampukan supaya kita dapat melalui dengan damai sejahtera. Sehingga kita sadar bahwa itu bukan karena kuat dan gagah kita, tetapi Tuhan sendiri yang menyertai dalam setiap pergumulan, itu semua supaya kita kembali menyembah dan berbalik pada hati-Nya.