The Alpha & The Omega

The Name Of The Lord is Strong Tower  Week 6 "The Alpha And The Omega" 

Ps. Michael Chrisdion

 

Pembacaan : Wahyu 1:8-18
8”Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.” 9Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus. 10Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala, 12Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. 13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. 14  Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. 15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah16Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, 18dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Banyak orang yang meramalkan bahwa hari-hari ke depan akan semakin hari semakin sulit. Sebab itu mengapa kita memilih kitab Wahyu adalah agar kita mengetahui tujuan kitab Wahyu dimana hal ini sering disalah-pahami oleh orang Kristen. Kalau kita mengetahui konteksnya maka kitab Wahyu adalah surat edaran untuk jemaat yang waktu itu mengalami penderitaan begitu hebat pada kekaisaran Domitius. Kaisar yang paling sadis adalah Domitius dan bukan Nero, salah satu bentuk penganiayaannya adalah kepala orang Kristen dipaku dengan paku besar dari atas lalu dituang dengan metal panas, atau kepala-kaki-tangan orang Kristen disobek dari tubuhnya dengan diikatkan pada kuda yang lari keempat penjuru.

Penderitaan begitu hebat tetapi jemaat dapat menghadapinya, bahkan dengan kedamaian dan sukacita, sehingga membuat orang-orang Roma bertanya-tanya. Penderitaan justru membuat Kekristenan meledak dan akhirnya mengambil alih kerajaan Roma. Salah satu Bapa Gereja mengatakan: “darah kaum martir adalah benih pertumbuhan Gereja”. Inilah tujuan kitab Wahyu yaitu bagaimana surat Wahyu dapat menguatkan jemaat dalam menghadapi penderitaan dan bukannya membahas spekulasi tentang akhir jaman. Itulah sebabnya di ayat 9 Rasul Yohanes berkata…

Wahyu 1:9
9Aku, Yohanes, saudara dan sekutumu dalam kesusahan, dalam Kerajaan dan dalam ketekunan menantikan Yesus, berada di pulau yang bernama Patmos oleh karena firman Allah dan kesaksian yang diberikan oleh Yesus.

Apa yang dibagikan oleh Rasul Yohanes yang adalah rasul terakhir dari keduabelas rasul ini menguatkan jemaat Tuhan di abad pertama untuk menghadapi penganiayaan, kekecewaan dan penderitaan yang menimpa gereja mula-mula. Dan pesan ini juga akan menguatkan kita karena seberat-beratnya pergumulan kita maka tidak seberat penganiayaan gereja mula-mula saat itu. Dan kebenaran yang sama yang akan memberikan penghiburan kepada kita dimana Yohanes memberikan kebenaran Injil yang memerdekakan dan yang mengubah paradigma kita. 

AKULAH ALFA DAN OMEGA

Wahyu 1:8
8”Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa.”

Akulah Alfa dan Omega. Alfa adalah alfabet Yunani yang pertama dan oOmega adalah alfabet Yunani yang terakhir. Yang menarik adalah title ini bukan hanya disebut di Perjanjian Baru melalui Yohanes tetapi juga ada di Perjanjian Lama.

Yesaya 44:6 (BIS)
Inilah kata Tuhan Yang Mahakuasa, Raja dan pelindung Israel, "Aku Allah Yang Mahaesa, yang pertama dan yang terakhir.

Yesaya bernubuat hal yang sama.Tuhan bersabda kepada Nabinya dan bangsa Israel!! Juga untuk memberikan kekuatan kepada umat-Nya. Bahkan Dia menyatakan diriNYA lebih jelas di ayat 24 

Yesaya 44:24 (TB)
Beginilah kata TUHAN Penyelamatmu yang membentuk engkau sejak dalam kandungan, "Akulah TUHAN yang menjadikan segala-galanya, yang sendirian membentangkan langit, dan tanpa bantuan menjadikan bumi.

Jadi kesimpulannya adalah bahwa Yahweh di Perjanjian Lama adalah Sang Alfa dan Sang Omega. 

Yesaya 48:12-13 (TB)
12“Dengarkanlah Aku, hai Yakub, dan engkau Israel yang Kupanggil! Akulah yang tetap sama, Akulah yang terdahulu, Akulah juga yang terkemudian! 13Tangan-Ku juga meletakkan dasar bumi, dan tangan kanan-Ku membentangkan langit.”

Wahyu 1:17
17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir

Pernyataan ini menglarifikasikan bahwa Kristus di Perjanjian Baru mengidentifikasikan diri-Nya sebagai Tuhan yang sama di Perjanjian Lama. Ini juga mengklarifikasi dan mengkonfirmasi doktrin Allah Tritunggal karena Kristus menyataan bahwa diriNya sederajad dengan Yahweh. Tuhan di Perjanjian Lama dan Tuhan di Perjanjian Baru tidak berbeda tetapi mereka adalah Allah yang sama. Ini merupakan sesuatu fondasi iman yang sangat kuat, mengapa? Karena akhir-akhir ini banyak sekali pengajaran yang tidak alkitabiah yang mengatakan bahwa Yesus itu tidak setara dengan Allah yaitu Yesus itu adalah ciptaan. Ini adalah pengajaran dwi tunggal bukan tritunggal. Tetapi kita baru saja membaca bahwa Yesus Kristus Adalah Alfa dan Omega. Dan melalui pengertian bahwa Kristus Adalah Alfa dan Omega  ini akan mengubah cara kita untuk menjalani arti kehidupan ini. 

KRISTUS ADALAH ALFA 

Yohanes 1:1-4
1 Pada Mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. 2Ia Pada Mulanya bersama-sama dengan Allah. 3Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 4Dalam Dia ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia.

Yesus itu tidak diciptakan. Dia tidak mempunyai permulaan dan kalau alam semesta memiliki permulaan maka Tuhan tidak memiliki permulaan. Kristus bukan yang kedua tetapi Dia adalah Alfa dan bukan beta dan omega artinya tidak ada lagi yang lain. 

Jadi Kristus adalah yang pertama (Alfa). Dari Awal sudah ada. Sang Pencipta dan bukan ciptaan serta setara dengan Bapa. Ini artinya adalah segala sesuatu dalam hidup kita harus dimulai dari Dia, dan tidak bisa dari diri kita sendiri atau dari tempat yang lain.  Mengapa di gereja kita setiap kotbah  dimulai dengan doktrin atau theologia dan bukan hal yang praktikal untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang ada yaitu karena kita tidak akan dapat menolong dan mencari solusi untuk diri kita  sendir. Kalau kita mulai dari diri kita sendiri kita tidak akan dapat menolong diri kita sendiri dan kita hanya akan dapat mengenal diri kita jika kita mulai dari Tuhan. Karena diri kita sudah rusak, maka kita tidak dapat mengenal diri yang rusak dengan perspektif yang rusak. Itulah pentingnya kita belajar doktrin yaitu kita bisa melihat segala sesuatu dari perspektifnya Tuhan. Kita bukanlah Alfa. Karena dosa kita manusia yang rusak tidak mampu menyelesaikan masalah kita sendiri. Itulah sebabnya kita perlu melihat segala sesuatu dari perspektifnya Tuhan.

Kita harus melihat keluar dari diri kita yaitu dari cara dunia untuk melihat bagaimana Tuhan melihat kita. Kita harus keluar dari cara pandang kita dan melihat cara pandang Tuhan yaitu mengapa kita diciptakan. Seorang filsuf Inggris berkata “ what do they know of England who only England know? “ Bagaimana mereka tahu Inggris kalau hanya Inggris yang mereka tahu dan kenal “. Maksudnya adalah kalau mau mengenal tentang Inggris justru  harus keluar dari Inggris untuk memiliki perbandingan dan mempelajarinya. Demikian juga kalau kita mau mengenal diri kita maka tidak bisa melalui diri kita sendiri namun membutuhkan perspektifnya Tuhan.  

Ketika kita mengalami penderitaan, pergumulan dan masalah besar maka yang kita cari adalah solusi secepatnya, dan tidak peduli apa yang benar, tidak peduli apa yang Firman Tuhan katakan atau Alpha point. Padahal kalau anda hanya berfokus pada solusi atau problemnya, justru masalah tidak akan selesai, dan itu hanya bentuk pelarian.  Kekristenan  adalah satu-satunya tempat.  Kristus adalah satu-satunyaya tempat yang bukan pelarian tetapi pendampingan dan pemampuan. Kita harus mutlak  menyadari bahwa dialah Alfa karena hanya dari situlah kita melihat pandangan yang berbeda atas masalah kita. 

KRISTUS ADALAH OMEGA

Wahyu 1:8 

Aku adalah Alfa dan Omega

Apa yang dimaksud dengan Omega, artinya segala sesuatu yang kita lakukan harus berakhir pada Dia, harus ber-orientasi pada Dia dan cocok dengan apa yang Tuhan inginkan dan rencanakan. Yesus Kristus adalah Sang Omega. 

Roma 11:36
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Segala sesuatu diciptakan hanya untuk kemuliaanNya. Dalam hidup, kita sering merasa serba salah dalam melakukan segala sesuatu, padahal tujuan kita baik, dan caranya juga baik tapi tetap saja salah, mengapa?  Jawabannya adalah karena kita berpikir bahwa alam semesta ini diciptakan untuk diri kita! Padahal yang benar adalah alam semesta ini diciptakan untuk Allah. Kita akan terus mengalami kesulitan jika kita hidup hanya untuk kesenangan diri sendiri atau untuk nafsu manusia sendiri menjadi tujuan atau segala sesuatu harus cocok dengan kita. Yang benar adalah  Tuhan menciptakan kita untuk Dia dan kita hanya akan menemuan kebahagiaan dan kepuasan sejati saat kita hidup di dalam konteksnya Tuhan yaitu untuk kemuliaaanNya dan melayaniNya.

2 Korintus 1:20
Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah.

APA YANG MENJADI OMEGA POINT KITA?

Apakah kita menjadikan Tuhan sebagai alat sarana untuk mencapai tujuan kita ataukah kita menjadikan Tuhan sebagai tujuannya dan yang lain hanya sebagai alat? Dari luar kedua hal ini bisa terlihat sama.  Pelayanan bisa dilakukan dengan sama-sama giat, tetapi dengan latarbelakang yang sama sekali berbeda.  Omega adalah tujuan akhir kita dan hal yang tidak bisa dinegosiasi dalam hidup kita. Omega point juga berarti  kita harus punya itu dan kalau kita tidak punya itu maka tidak ada gunanya kita hidup. Secara jujur maka kita semua pernah mengalami dimana Tuhan hanya kita jadikan alat untuk mencapai tujuan kita. Mungkin di awal perjalanan iman kita maka kita seperti itu tetapi kita harus bertobat karena tuhanlah yang seharusnya menjadi omega point kita. Dalam Alkitab juga ada tokoh-tokoh yang mengalami hal semacam itu yaitu Musa dan Yunus. 

Musa

Musa pada saat dia sadar bahwa meskipun dia dibesarkan di dalam istana Firaun dan diangkat anak oleh putri Firaun maka dia tahu bahwa dia seorang ibrani dan berpikir pada awalnya mengira dengan posisi dan pendidikannya yang tinggi dia dapat dipilih Tuhan untuk memim¬pin revolusi, tapi ternyata gagal. Dia membunuh orang Mesir yaitu saat dia melihat budak ibrani dianiaya dan membela budak itu dengan membunuh orang Mesir. Tetapi tidak ada orang yang ikut dia dan malah dia justru ditolak sebagai pemimpin oleh bangsanya sendiri yang dia bela, bangsa israel. Sebab itu dia harus lari dari Mesir, dan hidupnya langsung berubah drastis menjadi gembala,begitu rendah, dan gagal, mengapa?  Karena dia berpikir bahwa dia melayani Tuhan, padahal sebenarnya dia hanya memperalat Tuhan untuk mencapai tujuannya yaitu sebagai pemimpin. Tetapi pada akhir cerita maka secara mengejutkan kita tahu bahwa Musa dipilih Tuhan dengan anugerahNya dan benar-benar menjadi pemimpin yang efektif.

Mengapa? Karena mMusa sadar bahwa kekuatan yang sejati justru datang ketika kita melayani Tuhan dari posisi kelemahan,  karena yang menjadi tujuannya bukan lagi kepemimpinannya tetapi Tuhan yang menjadi omega pointnya Musa.

Yunus

Yunus juga sama, begitu marahnya ia kepada Allah, sehingga ia memilih mati saja dari pada bangsa Niniwe diselamatkan. Maksudnya adalah dia merasa hidupnya sudah tidak ada artinya, tidak ada tujuan atau tidak ada omega pointnya. Apa yang menjadi Omega pointnya Yunus yaitu untuk membalas dendam kepada bangsa Niniwe, Tetapi tujuan balas dendamnya sudah gagal, karena Tuhan malah menyelamatkan bangsa Niniwe melalui pelayanan Yunus. Itulah sebabnya Yunus marah karena bagi Yunus,Tuhan  hanyalah alat untuk agenda pribadi Yunus bahwa dia mau membalas dendam bangsa Niniwe, maka ketika tujuannya gagal maka Yunus memilih mati.

Apa Omega Point Kita?

Dimana omega point kita!? Kita datang untuk apa ? Apakah kita melakukan ini dan itu untuk Tuhan? Karena cinta Tuhan atau mau berkat, mau terobosan atau mujizat? Atau supaya bahagia, damai dan masuk surga? Setelah kita lakukan itu semua ternyata doa kita tidak dijawab, ternyata penyakit tidak sembuh sehingga kita marah. Dan kalau kita marah itu artinya Tuhan tidak  terlalu penting tetapi yang penting adalah terobosan atau mujizatNya. Mungkin kita

sering berpikir ikut Tuhan mengecewakan namun sebenarnya apapun yang kita inginkan lebih dari Tuhan itu sebenarnya penyembahan berhala Dan berhala akan selalu mengecewakan kita karena apapun itu akan menjanjikan sesuatu yang kosong dan menjanjikan sesuatu yang hanya Tuhan yang bisa penuhi. 

Kisah Margaret Sparhawk 

Elizabeth Elliot (sebuah karya fiksi berdasarkan kisah nyata – No Graven Image) berkisah tentang seorang misionaris muda, Margaret Sparhawk, yang pergi ke daerah terpencil di Ekuador untuk menerjemahkan Alkitab untuk orang-orang Quechua. Kunci kesuksesannya adalah Pedro, yang tahu dialek suku yang tidak tertulis dan juga Bahasa spanyol. Ia mulai mengajar bahasa Margaret the Quechua, memberinya harapan untuk akhirnya menempatkan Alkitab ke dalam bahasa yang kurang dikenal ini. Lalu suatu hari Margaret menemukan Pedro dengan kaki yang terinfeksi. Dia memberinya dosis penisilin, yang menyebabkannya memiliki reaksi alergi yang parah. Ketika Pedro memburuk, istrinya Rosa menjadi ketakutan. Margaret berdoa untuk kesembuhannya tetapi pria malang itu meninggal. Kematiannya mengakhiri pekerjaannya. Upaya-upaya yang melelahkan selama berbulan-bulan hilang percuma, mendorongnya untuk meratap, “Saya tidak menulis surat lagi [kepada para pendukung saya] lagi, karena saya tidak dapat mengatakan apa-apa tentang pekerjaan saya.”

Jadi, apa yang dipelajari Margaret dari tragedi ini? Inilah jawaban dalam kata-katanya sendiri (Elliot): “Tuhan, jika Dia hanyalah alat saya atau sarana saya, telah mengkhianati saya. Sebaliknya, jika Dia adalah Tuhan, Dia telah membebaskan saya. ” Membebaskan Dari Berhala”

Berhala adalah Tuhan yang selalu bertindak seperti kemauannya. Lebih tepatnya, dia adalah seorang Dewa yang mendukung rencananya, bagaimana dia berpikir dunia harus pergi. "Tetapi pada akhirnya," Keller menjelaskan, "Margaret menyadari bahwa kehancuran rencananya telah menghancurkan berhala2 ambisinya dan sekarang dia bebas untuk pertama kalinya untuk menyembah Tuhan yang sejati. Sekarang dia telah dibebaskan untuk menaruh harapannya bukan dalam agenda dan rencananya sendiri tetapi hanya kepada Tuhan saja.  Kadang penderitaan yang kita alami justru akan mengarahkan kita kepada Tuhan, kita tidak melayani Tuhan untuk mendapatkan sesuatu yang lain tetapi kita melayani Tuhan karena kita adalah milik Tuhan, dikasihi Tuhan dan karena kita memiliki Tuhan.

Wahyu 1:12-18
12Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas. 13 Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. 14  Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api. 15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah. 16Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: “Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir, 18dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Disini Yohanes berjumpa muka dengan muka dengan sang Alpha dan sang Omega dan dia tersungkur sama seperti orang yang mati Tetapi di ayat 17 dikatakan “ Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku dan mengatakan jangan takut..” Bagaimana mungkin yang kudus meletakkan tangan kananNya kepada yang berdosa dan yang berdosa tidak mati. Tidak mungkin yang fana bertemu dengan yang mulia dan tidak mungkin yang berdosa bertemu dengan yang kudus.

Itulah sebabnya yang mulia harus lahir di kandang yang hina dan tidur di palungan. Itulah sebabnya yang suci harus masuk ke dunia yang kotor dan penuh dengan dosa. Itulah sebabnya dia yang tidak mengenal dosa harus menjadi dosa. Dia yang tidak bisa mati rela mati dan bangkit mengalahkan maut. Yesus mati supaya kita tidak mengalami kematian kekal tetapi memperoleh hidup yang kekal. Yesus harus dikutuk supaya kita tidak lagi hidup di dalam kutuk tetapi menerima kemuliaan Allah. 

Tim Keller berkata “ agama mengatakan dapatkan hidupmu dengan ibadah, amal  dengan perbuatan baik. Orang kafir berkata ciptakan hidup yang kamu mau. Tetapi Yesus berkata “hidupKu Aku berikan untuk hidupmu.

Roma11:36
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

Katekismus singkat Westminster mengatakan apakah tujuan akhir manusia? Tujuan akhir manusia adalah memuliakan Allah dan menikmati Dia selama-lamanya. Yesuslah Alfa dan

Omega Kita. Yesuslah Pemegang Hidup Kita.