A Sinner Receives Forgiveness
Ayat Bacaan:
2 Samuel 11:1-17; 12:7-9
Ringkasan Khotbah:
Firman Tuhan bercerita tentang kejatuhan Daud dalam dosa. Daud berzinah dengan Betsyeba, istri dari Uria. Dia ingin memiliki Betsyeba sehingga dia merencanakan satu kelicikan yaitu menaruh Uria di barisan perang paling depan, agar Uria mati. Daud menggunakan cara-cara yang tidak jujur untuk mencapai keuntungan diri.
Kita sama seperti Daud. Kita licik, bahkan sering melakukan hal yang tidak jujur untuk mencapai apa yang kita inginkan, bahkan hingga merugikan orang lain. John Calvin mengatakan bahwa hati kita begitu banyak lubang tempat kelicikan bekerja. Semakin dalam kita menghidupi dosa, semakin dalam sebenarnya kehancuran kita. Dan Tuhan menegur keras Daud melalui nabi Natan dan memintanya untuk bertobat.
Kita pun jahat dan jauh dari Tuhan karena dosa. Namun, Allah beranugerah kepada kita melalui pengorbanan Kristus bagi kita. Semakin kita memahami anugerah Tuhan, semakin dalam seharusnya kita hidup dalam pertobatan. Bertobat bukan sekadar menyesal atas dosa. Bertobat adalah perubahan hidup yang nyata dalam perilaku dan gaya hidup. Dari dosa berbalik kepada Allah.
Pertanyaan Diskusi:
1. Kebohongan, kelicikan, atau skenario apa yang kita simpan dalam hati terhadap orang lain? Tips Respons (Ambillah waktu untuk merenungkan kelicikan apa yang seringkali anak lakukan dalam kesehariannya).
2. Bagaimana kita meresponi anugerah Tuhan Yesus yang sudah mengampuni setiap dosa kelicikan kita? Tips Respons (Karena pengorbanan-Nya, kita diajak untuk bertobat setiap hari. Pertobatan bukan sekadar menyesal dari dosa, tetapi adanya perubahan yang nyata melalui perilaku yang memuliakan Allah.
3. Apa yang perlu kita lakukan supaya kita dapat terus bertobat setiap waktu? Tips Respons (Mintalah anak untuk mengambil komitmen pertobatan dari dosa apa yang mereka ingin lakukan)
Christ Connection:
Kita pantas untuk mengalami maut karena dosa-dosa kita. Tetapi Allah menyatakan anugerah-Nya melalui pengorbanan Kristus. Anak Allah harus mati demi menyelamatkan kita. Supaya konsekuensi maut tidak menghabisi kita (Roma 2:4).