A Son Learns True Wisdom

A Son Learn True Wisdom

Ayat Bacaan:

Pengkhotbah 1:12-18

Ringkasan Khotbah:

Firman Tuhan bercerita tentang Salomo yang berhikmat yang mengatakan bahwa segala sesuatu dalam dunia ini sia-sia. Dengan hikmat yang diberikan Allah, Salomo mengamati segala sesuatu yang terjadi di dunia ini, dan dia menyimpulkan segala sesuatu adalah kesia-siaan, dan usaha menjaring angin.

Everything meaningless without Jesus. Untuk itu, kita tidak akan pernah menemukan kepuasan dari dunia ini. Ketika kita mengejar apa yang dunia tawarkan, semuanya akan berakhir dalam kesia-siaan. Karena dunia ini sudah rusak akibat dosa.

Tuhan mengizinkan kita merasakan kesia-siaan untuk menyadarkan kita bahwa yang kita butuhkan hanyalah Kristus. Manusia tidak dapat dipuaskan oleh something karena ia bukan something. Manusia adalah someone, karena itu ia hanya dapat dipuaskan oleh someone yang sempurna yaitu Kristus. Melalui lensa Injil kita dapat mengerti bahwa kehidupan ini tentang menikmati dan memuliakan-Nya.

Pertanyaan Diskusi:

1. Apa yang menjadi tujuan hidupmu? Tips Respons (Ambillah waktu untuk merenungkan bahwa tujuan anak hidup adalah untuk memuliakan dan menikmati Allah).

2. Apa hal yang membuat hidupmu bermakna dan berarti? Tips Respons (Ajak anak untuk melihat bahwa hal-hal dalam dunia yang sementara ini tidak dapat memberi arti, hanya Kristuslah yang membuat hidup anak berarti.)

3. Bagaimana Injil memengaruhi caramu melihat aktivitas sehari-hari? Tips Respons (Tuntun anak remaja anda untuk menyadari bahwa tidak ada perbedaan antara hal yang fana dan hal yang Rohani. Sebab melalui Kristus segala sesuatu di hidup ini bermakna rohani)

Christ Connection:

Dunia tidak dapat memuaskan kita dan kita terjebak dalam kesia-siaan dan kefanaan (uang, prestasi, popularitas). Namun, Injil memberitakan bahwa Yesus telah menebus umatnya dari cara hidup yang sia-sia (1Pet. 1:18-19). Yesus, Sang sumber makna, mengalami kesia-siaan, Ia yang kekal mengambil kefanaan, Ia yang hidup menjalani kematian yang seharusnya kita tanggung, agar kita diselamatkan, menjadi bernilai, bermakna, dan menerima kekekalan.