The Wisdom of Deliverer
Hikmat Seorang Penyelamat
Ayat Bacaan
Hakim-hakim 4:1-7, 4-15
Ringkasan Khotbah
Firman Tuhan ini menceritakan Allah membebaskan bangsa Israel dari penindasan raja Kanaan yaitu Yabin, dengan panglimanya Sisera. Allah mengutus 2 orang yaitu Debora dan Barak untuk melawan raja Kanaan.
Debora adalah hakim yang tugasnya menyelesaikan perselisihan, dan sekaligus seorang nabiah yang menyampaikan suara Allah kepada umat Allah. Ia memimpin bangsa Israel dengan hikmat dari Tuhan. Lalu, Tuhan menyuruh Debora untuk mendorong Barak segera melawan Sisera.
Mendengar perkataan Debora, Barak mengatakan, “Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju aku pun tidak maju.” Barak sadar kemenangan atas Sisera dapat terjadi jika Tuhan hadir melalui Debora (nabi Tuhan). Kemenangan bukan terletak pada kehebatan dan pengalamannya berperang tetapi pada Tuhan. Inilah hikmat Tuhan.
Hikmat dunia selalu mengatakan apa yang menjadi kekuatanmu. “Believe in your self”, “unlock your potensial”, “self-improvement”. Isu yang diangkat adalah tentang kehebatan dan kekuatan diri. Hikmat dunia yaitu self-improvement tidak akan pernah menyelesaikan masalah karena masalah terbesar kita adalah self (diri) itu sendiri. Kita butuh hikmat Allah.
Hikmat Allah bukan tentang apa tetapi siapa yang menjadi kekuatanmu yaitu Kristus. Tuhan ingin setiap kita mengandalkan Dia, bukan mengandalkan kekuatan/potensi kita.
Pertanyaan Diskusi:
1. Usaha/hal apa yang masih kamu andalkan dan membuat bangga? Tips respons (Ambillah waktu pribadi untuk merenungkan, hal/potensi apa yang paling membanggakan dari dirimu?).
2. Dalam hal/bagian hidup mana karya Kristus membuatmu tenang? Tips respons (Kita tidak perlu lagi bersandar pada kekuatan kita. Justru kita harusnya bersandar pada karya Kristus).
Christ Connection:
Hikmat dunia membuat kita mengandalkan kekuatan dan kehebatan diri. Nyatanya, kekuatan kita tidak dapat menyelamatkan kita. Hikmat Allah diberikan kepada kita melalui Kristus dan salibnya. Bagi dunia, salib adalah tanda kebodohan, tetapi di sanalah sumber hikmat Allah. Bagi dunia, salib adalah tanda kelemahan, tetapi di sanalah sumber kekuatan Allah. Kristus rela menjadi lemah dan bodoh, agar kita dapat mengalami kekuatan dan hikmat di dalam-Nya (1Kor. 1:27-30).