God's Mercy To A Deceiver

God's Mercy to a Deceiver

Ayat Bacaan

Kejadian 27:18-29

 

Ringkasan Khotbah

Ishak ingin memberikan berkat kepada Esau, anak kesayangannya, karena ia sudah lanjut usia. Namun, saat memanggil Esau dan memintanya untuk berburu dan memasak daging buruannya, Ribka ternyata mendengar pembicaraan mereka. Ia pun segera memanggil Yakub, anak kesayangannya, untuk mengambil kambing dari ternaknya supaya dapat dimasak dan disajikan kepada ayahnya, Ishak, sebelum Esau pulang. Kulit kambing tersebut dan pakaian Esau juga dikenakan kepada Yakub supaya ia dapat menjadi seperti Esau dan mendapatkan berkatnya.

Seperti Yakub dan Ribka, setiap kita memiliki natur yang rindu dan haus akan berkat. Ini disebabkan karena natur manusia yang berdosa membuat hubungannya terputus dengan Allah, Sang Pemberi Berkat. Kehausan akan berkat ini seringkali mendorong kita untuk melakukan apa yang salah, termasuk menjadi penipu, untuk mendapatkan apa yang kita anggap sebagai "berkat". Kita seringkali menipu orang-orang yang ada di sekitar kita dengan tindakan seperti mencuri, mencontek, meng-gossip, dll. Kita juga menipu diri sendiri dan Tuhan ketika mencari "berkat" kepuasan pribadi padahal mengorbankan "berkat-berkat" yang sudah diberikan Allah, misalnya relasi, pelayanan, dan hubungan pribadi dengan Tuhan.

Di tengah pencarian kita akan berkat, berkat utama yang kita cari sesunggunya adalah sebuah "berkat sejati". "Berkat sejati" itu adalah keselamatan dan kehidupan kekal yang diberikan oleh Allah melalui Kristus. Allah sangat mengasihi umat-Nya sampai ia rela untuk mengirim anak-Nya untuk mencari kita yang berdosa. Dengan mencari kita yang berdosa, kita dapat menerima "berkat sejati". “It is no longer about searching for blessing. It is about Him who is searching for us to bless us.”

Karena sudah menerima "berkat sejati", kita juga dipanggil untuk membagikannya kepada sekitar kita. Kita sepatutnya meninggalkan hidup kita yang lama sebagai penipu dan membagikan berkat yang sudah kita terima di dalam Kristus.

Pertanyaan Diskusi

1. Apakah berkat yang dicari oleh keluarga? Apakah keluarga mencari berkat tersebut di dalam Kristus? tips respon (Ambilah waktu untuk merenungkan berkat-berkat yang sering dicari oleh anggota keluarga. Kemudian, renungkan apakah berkat-berkat tersebut dicari di dalam Kristus. Bagikan hasil renungan tersebut.)

2. Bagaimana “berkat sejati” di dalam Kristus mengubah hidup berkeluarga? tips respon (Ambilah waktu untuk merenungkan bagaimana berkat keselamatan berdampak di dalam kehidupan keluarga. Bandingkan kondisi keluarga sebelum benar-benar memahami Injil dan setelah memahaminya dengan baik.)

3. Apa kesulitan yang sering keluarga hadapi dalam menunjukkan “berkat” tersebut? tips respon (Ambilah waktu untuk merenungkan tantangan yang dihadapi oleh masing-masing anggota keluarga dalam menghidupi keselamatan yang sudah diberikan Allah. Bagikan hambatan yang sering dihadapi untuk membagikan berkat keselamatan kepada sekitar, terutama yang belum mengenal Injil.)

Gospel Connection

Melalui kisah Yakub yang mencuri berkat dari Ishak, kita dapat melihat bagaimana kita pun memiliki natur yang haus akan berkat namun hanya bisa melakukan apa yang layak untuk menerima kutuk, seperti menipu orang-orang di sekitar kita, diri sendiri, maupun Tuhan. Keberdosaan kita tidak mungkin dapat membuat kita mencari dan menemukan berkat yang sejati. Akan tetapi, di dalam kasih karunia Allah, ia memutuskan untuk mencari kita, orang-orang berdosa, dan menerima kutuk yang seharusnya kita terima. Ia rela mencari kita supaya kita tidak perlu lagi mencari berkat. Kehidupan, kematian, dan kebangkitan Kristus memberikan kita berkat keselamatan dan kehidupan kekal bersama dengan Sang Pemberi Berkat. Karena Injil, kita dapat meninggalkan kehidupan sebagai penipu dan justru membagikan berkat kepada sekitar kita karena Kristus telah terlebih dahulu memberikan berkat yang terbesar kepada kita.