Pembacaan : Matius 4:1–11

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 4-6

 

 

Penderitaan menguji kita dan mengungkapkan hati kita. Prinsip ini muncul di sepanjang Kitab Suci. Anda pertama kali melihatnya ketika orang Israel meninggalkan Mesir. Di sini Allah menunjukkan bahwa Dia bukan sekadar Allah dari suku tertentu. Untuk menekankan hal ini, Allah menggunakan Musa, seorang orator yang tidak memenuhi syarat, sebagai wakil-Nya, dan membebaskan Israel dari perbudakan Mesir tanpa kekerasan. Sebelum orang Israel mendapat akses ke negeri yang dijanjikan Allah kepada mereka, Musa memimpin mereka melintasi padang gurun. Itu bukan perjalanan yang mudah, tapi tujuan Allah adalah untuk mengungkapkan kesabaran, kebaikan, dan perhatian-Nya. Dia juga bermaksud untuk menguji mereka, untuk melihat—atau membuat mereka melihat—apa yang ada di dalam hati mereka. 

Sejak saat itu, tema padang gurun muncul kembali dalam Kitab Suci sebagai bagian dari perjalanan ketika Allah membimbing hampir semua umat-Nya. Perjalanan padang gurun mencapai puncaknya ketika “Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis” (Matius 4:1). Terlepas dari rasa sakit atau pencobaan fisik di hadapan-Nya, Yesus percaya Bapa-Nya akan membebaskan Dia. Dengan melakukan hal itu, Dia menjadi teladan kita, harapan kita, dan kekuatan kita ketika kita berada di padang gurun. Ketika kita gagal dalam pencobaan padang gurun kita, kita dapat menunjuk kepada keberhasilan-Nya. Kemenangan-Nya adalah milik kita melalui iman, jadi kisah-Nya menjadi milik kita ketika kita mempercayai-Nya.

Edward T. Welch