Pembacaan : 2 Korintus 5: 1 - 10
Bacaan Alkitab Setahun:
Kejadian 4 - 6
Anda tidak bisa menemukan ketenangan dengan menemukan makna hidup, tetapi dengan percaya kepada Dia yang telah memberikan makna hidup bagi Anda dan kemuliaan–Nya.
Kami sedang dalam perjalanan ke mal bersama dua anak lelaki kami yang masih kecil ketika anak kami yang berumur tiga tahun tiba–tiba berkata, “Ayah, kalau Allah menciptakan segala sesuatu, apakah Dia menciptakan tiang lampu?” Sebagaimana orangtua lain ketika anak mereka yang masih kecil mengajukan pertanyaan “mengapa”, pikiran pertama saya adalah: “Kenapa harus tanya yang aneh–aneh sih?”
Umat manusia dalam dirinya punya keinginan untuk mengetahui dan mengerti. Kita menghabiskan banyak waktu untuk mengetahui jawaban dari berbagai hal. Kita tidak hidup dengan insting. Kita tidak menjalani hidup begitu saja. Kita semua adalah teolog. Kita semua adalah filsuf. Kita semua adalah arkeolog yang menggali lapisan tanah dalam hidup kita yang berusaha untuk mencari tahu sisa peradaban yang membentuk kisah kita. Rasa ingin tahu ini diberikan oleh Allah. Selain itu kita juga diberi kemampuan analisa yang unik. Dorongan dan kemampuan inilah yang membedakan kita dari ciptaan lainnya. Dorongan dan kemampuan ini kudus, diciptakan oleh Allah untuk menarik kita mendekat kepada–Nya, sehingga kita bisa mengenal–Nya, dan mengenal diri kita dalam terang keberadaan dan kehendak–Nya.
Namun, dosa membuat dorongan dan kemampuan ini menjadi sesuatu yang berbahaya. Kita jadi berpikir kita bisa mengenal hati kita dengan mencari tahu apa yang ada di dalamnya. Kita berpikir, “Kalau aku bisa mengerti ini atau itu, maka aku akan aman.” Namun, tidak seperti itu. Tidak peduli seberapa pintarnya Anda, tetap saja akan ada hal–hal yang tidak Anda ketahui, bahkan kadang ketidaktahuan itu menyakitkan. Kita semua pernah menghadapi hal–hal yang sepertinya tidak masuk akal dan tidak punya tujuan. Jadi, kita tidak akan pernah bisa menemukan ketenangan dalam upaya kita memahami segala sesuatu. Kita hanya bisa menemukan ketenangan dalam Dia yang memahami segala sesuatu dan memerintah segala sesuatu untuk kemuliaan–Nya dan kebaikan kita.
Kebenaran ini dicatat dengan baik oleh pemazmur dalam Mazmur 62:6–8: “Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada–Nyalah harapanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.”
Saat Anda berharap bisa tahu apa yang Anda tidak ketahui, saat itulah Anda menemukan ketenangan. Karena ada Dia yang tahu segalanya. Dia mengasihi Anda dan bisa memerintah apa yang tidak bisa mengerti dengan pikiran Anda