Pembacaan : Roma 4

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Ulangan 3 - 4

 

 

Menantikan Allah tidak sama seperti penantian tanpa arti yang Anda lakukan di ruang praktek dokter gigi. Anda tahu pasiennya ada banyak, jadi Anda menunggu di sana, padahal sudah lewat satu jam dari jam yang dijanjikan. Anda seorang pria, tetapi sekarang Anda membaca majalah Family Circle. Anda mulai membaca artikel berjudul “7 Resep Ayam Terbaik di Dunia.” Ketika Anda seorang pria dan ingin menyobek resep dari majalah Family Circle karena resepnya terlihat sangat menarik, Anda tahu bahwa Anda sudah menunggu terlalu lama!

 

Namun, menantikan Allah tidak seperti itu. Menantikan Allah adalah sebuah kehidupan aktif yang didasarkan dalam hadirat dan pada janji-Nya, bukan sebuah keberadaan pasif yang dihantui oleh keraguan. Menantikan Allah bukanlah sebuah siksaan batin yang menghasilkan kelumpuhan. Tidak, menantikan Allah adalah istirahat kekal yang menghasilkan tindakan berani.

 

Menanti adalah panggilan Anda. Menanti adalah berkat Anda. Semua anak Allah telah dipilih untuk menanti, karena setiap anak Allah hidup di antara “sudah” dan “belum”. Sudah di dunia yang dirusak oleh dosa, tetapi belum dijadikan baru lagi. Yesus sudah datang tetapi belum kembali untuk membawa Anda bersama Dia selamanya. Dosa Anda sudah diampuni, tetapi Anda belum sepenuhnya dilepaskan dari-Nya. Yesus sudah memerintah, tetapi kerajaan kekal-Nya belum datang. Dosa sudah dikalahkan, tetapi belum sepenuhnya dihancurkan. 

 

Roh Kudus sudah diberikan, tetapi Anda belum sepenuhnya dibentuk serupa dengan Yesus. Allah sudah memberi Anda firman-Nya, tetapi firman itu belum sepenuhnya mengubahkan hidup Anda. Anda sudah diberikan anugerah, tetapi anugerah belum menyelesaikan karya-Nya. Anda lihat, kita semua terpanggil untuk menunggu karena kita semua hidup di tengah kisah penebusan Allah yang besar. Kita semua menantikan akhir dari pekerjaan yang Allah sudah mulai di dalam dan bagi kita.

 

Kita tidak hanya menanti – kita menanti dalam pengharapan. Dan seperti apakah pengharapan dalam Allah itu? Itu adalah pengharapan yang pasti dengan hasil yang pasti. Kita menantikan dengan penuh kepercayaan karena apa yang Allah telah mulai akan Dia selesaikan, jadi kita hidup dengan kepercayaan dan keberanian. Kita bangun tiap pagi dan bertindak berdasarkan apa yang akan datang dan karena apa yang akan datang adalah pasti, kita tahu bahwa jerih lelah kita dalam nama Allah tidak pernah sia-sia.

 

Jadi kita menanti dan bertindak. Kita menanti dan bekerja. Kita menanti dan berperang. Kita menanti dan menaklukkan. Kita menanti dan menyatakan. Kita menanti dan lari. Kita menanti dan berkorban. Kita menanti dan memberi. Kita menanti dan menyembah. Menantikan Allah adalah tindakan yang didasarkan pada keyakinan anugerah yang akan datang.

 

Menantikan Allah tidak berarti duduk-duduk saja dan berharap. 

Menanti berarti percaya Dia akan melakukan yang Dia katakan dan bertindak dengan keyakinan itu.