Pembacaan : Pengkotbah 2
Bacaan Alkitab Setahun : Ulangan 14-16
Dengan demikian aku mulai putus asa terhadap segala usaha yang kulakukan dengan jerih payah di bawah matahari. Sebab, kalau ada orang berlelah-lelah dengan hikmat, pengetahuan dan kecakapan, maka ia harus meninggalkan bahagiannya kepada orang yang tidak berlelah-lelah untuk itu. Inipun kesia-siaan dan kemalangan yang besar. Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yang dilakukannya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya? Seluruh hidupnya penuh kesedihan dan pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. Inipun sia-sia. (Pengkhotbah 2:20–23)
KESIA-SIAAN PENCAPAIAN. Di bawah matahari, pekerjaan dan pencapaian gagal. Pertama, mereka gagal dalam tes objektif. Pekerjaan sebenarnya, pada akhirnya, tidak benar-benar mencapai sesuatu. Cepat atau lambat hasil jerih payah kita terhapus oleh sejarah. Orang yang meneruskan pekerjaan Anda setelah Anda dapat membatalkan semua yang telah Anda lakukan (Pengkhotbah 2:21). Kedua, kerja dan prestasi gagal dalam ujian subyektif—mereka tidak pernah sepenuhnya memuaskan. Pekerjaan membawa kesedihan dan rasa sakit. Anda bangun pagi dan larut malam, sering kali tidak bisa tidur bahkan di malam hari dan dipenuhi dengan perasaan bahwa pekerjaan Anda tidak benar-benar selesai dengan baik.
Amsal menunjuk pada kepuasan yang dapat dihasilkan oleh pekerjaan, tetapi Pengkhotbah mengingatkan kita bahwa kita sering merasakan “duri dan onak”, rasa frustrasi yang merupakan kutukan atas pekerjaan di dunia yang telah jatuh (Kejadian 3:17-19). Bekerja dan berprestasi, tanpa damai sejahtera Allah dalam hidup kita melalui Roh, tidak akan pernah cukup. Kita membutuhkan Allah yang jerih payah-Nya membuat kita benar-benar beristirahat (Kejadian 2:2) dan Juru Selamat yang bahkan dapat tidur di tengah badai (Markus 4:38).
Pernahkah Anda mencapai tujuan, hanya untuk menemukannya tidak terpenuhi? Tujuan apa yang akan bertahan lebih lama dari matahari? Buatlah daftarnya.
Doa: Bapa, mampukan aku menerapkan Injil pada diriku sendiri untuk melemahkan perfeksionisme yang membuat pekerjaanku menjadi beban. Beri aku istirahat jiwa yang dalam sampai pada tingkat dimana aku menyadari bahwa aku diselamatkan oleh iman kepada Yesus, bukan oleh kualitas pekerjaanku. Amin.