Pembacaan : Kisah Para Rasul 20 : 17 - 24

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Yehezkiel 22 - 24

 

 

Jika Anda menilai kebaikan Allah dari jumlah penderitaan dalam hidup Anda, pada akhirnya Anda akan menyimpulkan bahwa Dia tidak baik. Jika Anda menilai kasih Allah dari tingkat kesulitan hidup, Anda akan berpikir bahwa Allah tidak mengasihi Anda. Jika Anda menilai kesetiaan Allah dari seberapa banyak kekecewaan dan kesedihan yang harus Anda hadapi, pada akhirnya Anda akan mempertanyakan kesetiaan-Nya. Intinya: Anda akan menderita karena penderitaan Anda adalah bagian penting dari rencana baik Allah bagi Anda.

Saat ketika hidup tampaknya tidak berjalan sebagaimana mestinya, saat ketika Anda sangat kecewa, saat ketika Anda mengalami kehilangan, atau saat ketika cobaan yang tak terduga memasuki pintu Anda maka itu bukanlah indikasi kegagalan rencana Allah. Saat-saat itu tidak menggambarkan bahwa Dia melupakan Anda. Saat-saat itu tidak mengungkapkan bahwa Dia tidak setia pada janji-Nya. Saat-saat itu tidak menunjukkan kepada Anda bahwa Allah pandang bulu. Momen-momen itu tidak menunjukkan bahwa terkadang Allah tidak menjawab doa-doa Anda. Inilah yang Anda dan saya perlu pahami dan jalani dalam terang: saat-saat sulit dalam hidup ini bukanlah kegagalan rencana Tuhan atau jalan rencana Tuhan; saat-saat ini adalah bagian dari rencana-Nya. Saat-saat itu ditempatkan dalam hidup kita sebagai alat-Nya yang berkelanjutan untuk menyelamatkan, mengubah, dan memberikan rahmat. Saat-saat itu ada dalam hidup kita karena Allah yang kita layani menghargai kekudusan lebih dari Dia menghargai definisi kebahagiaan duniawi kita. Dia tidak bekerja untuk memberi kita emosi situasional sementara yang tinggi; Dia sedang bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang jauh lebih baik—sukacita abadi.

Kenyataannya adalah Allah tidak terlalu setuju dengan daftar keinginan kecil saya yang egois. Dia belum “memberi lampu hijau” untuk memberikan hal-hal yang ada dalam daftar saya yang menurut saya akan membuat saya bahagia. Dia tidak berkomitmen untuk memenuhi segala sesuatu yang saya katakan sebagai kebutuhan. Dia tidak bekerja untuk membuat perjalanan antara “sudah” dan “belum” semudah mungkin. Allah tidak pernah kehabisan akal ketika salah satu dari anak-anak-Nya mengalami kesulitan, seolah-olah sesuatu yang aneh sedang terjadi. Tidak, berjalan bersama Yesus bukanlah liburan, hidup yang bebas dari tanggung jawab dan pencobaan. Berjalan bersama Yesus tidak seperti itu karena hidup kita di sini, saat ini bersama Dia bukanlah tujuan (seperti liburan yang akan datang). Dia bukan Yesus Perencana Liburan; dia adalah Raja Juruselamat kita yang berdaulat. Jadi, kehidupan sekarang ini dimaksudkan oleh Allah sebagai waktu persiapan untuk tujuan akhir mulia yang akan menjadi rumah abadi kita. Jadi hidup kita saat ini bukanlah surga. Saat ini, Allah dalam kasih karunia sedang bekerja untuk mempersiapkan kita melalui kesulitan hidup di dunia yang sudah jatuh ini untuk supaya kita mendapat apa yang dijanjikan untuk setiap anak-anak-Nya.

 

Apakah Anda menginginkan Yesus sebagai perencana liburan, yang akan membawa Anda ke tempat di mana hidup lebih menyenangkan? Dia hanya akan menjadi Raja Juru Selamat Anda yang berdaulat.