DATANG DENGAN RENDAH HATI, MENCARI DENGAN TULUS

Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus. Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. Maka mengeluhlah Ia dalam hati-Nya dan berkata: "Mengapa angkatan ini meminta tanda? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kepada angkatan ini sekali-kali tidak akan diberi tanda." Markus 8:11-12

 

Guru dan dosen sering menghadapi dua jenis penanya: mereka yang bertanya dengan rendah hati dan dengan niat yang tulus dan mereka yang bertujuan untuk menantang. Jenis orang yang pertama jelas berusaha untuk memahami. Jenis orang yang kedua lebih tertarik untuk menjalankan agenda, memperkuat opini mereka, atau sekadar terlihat cerdas.

 

Berbeda dengan orang banyak yang menyaksikan dan mengagumi mukjizat Kristus, orang-orang Farisi sering menantang ajaran Yesus dan pelayanan publik-Nya untuk menguji dan meremehkan Dia. Mereka tidak berada di sana untuk melihat karya-karya-Nya yang menakjubkan dan mempertimbangkan apakah Dia benar-benar seperti yang Dia nyatakan. Mereka ada di sana untuk menjebak dan menjatuhkan Dia.

 

Yesus menanggapi orang banyak yang mengikuti-Nya dengan belas kasihan. Dia memiliki kebaikan ilahi bagi mereka yang datang kepada-Nya dengan kerendahan hati, menyadari kebutuhan mereka. Dia tidak menolak siapa pun yang datang dengan tulus mencari kebenaran. Namun Dia menghadapi para pemimpin agama yang bermusuhan dengan rasa frustrasi yang benar—ketidaksabaran ilahi terhadap mereka yang datang untuk membuktikan posisi mereka sendiri dan menantang pernyataan-pernyataan-Nya.

 

Ada dua cara untuk mengajukan pertanyaan: dengan rendah hati atau dengan arogan. Dan Sang Guru selalu mengetahui perbedaannya.

 

Beberapa orang yang mengaku beragama masih belum menerima apa pun ajaran Alkitab. Mereka mendengarkan khotbah Minggu demi Minggu, mencari alasan untuk tidak bersandar sepenuhnya pada karya Kristus yang telah selesai. Mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bertujuan menjauhkan Tuhan, dan kemudian bertanya-tanya mengapa mereka tidak pernah menemukan jawaban yang memuaskan. Itu bukanlah cara anak Allah. Dengan kelemahlembutan dan rasa ingin tahu, kita hendaknya berusaha belajar dari Guru kita dan, ketika hati kita sedang gelisah, datanglah kepada-Nya dengan rendah hati, meminta pertolongan agar terbuka terhadap jawaban-Nya dan tanpa menuntut agar Yesus mengikuti agenda atau harapan kita.

 

Jika Anda mempunyai otak yang besar, Alkitab mampu memuaskan kecerdasan Anda. Jika Anda mempunyai kepala yang besar, maka kesombongan atau ego yang berlebihan itu dapat mengubah atau mengaburkan pemahaman Anda terhadap kebenaran Firman Allah. Kristus sangat ingin memenuhi kebutuhan intelektual seseorang, tetapi Dia tidak ingin seseorang menjadi sombong

 

Kita semua mempunyai pertanyaan tentang dunia ini, tentang kehidupan kita, tentang jalan yang harus kita tempuh. Yesus tidak akan pernah menolak orang-orang yang datang kepada-Nya, dan Dia menyambut baik permintaan saudara-saudari-Nya. Namun selain mempertimbangkan pertanyaan Anda, pertimbangkan hati Anda. Ajukan pertanyaan Anda, namun pikirkan dulu bagaimana Anda bertanya: apakah Anda termotivasi oleh iman yang mencari pengertian atau kesombongan ingin menjadi benar?

 

Refleksi

Bacalah Markus 10:2-22 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?  

Bacaan Alkitab Satu Tahun :Ulangan 32-34; Kisah 7: 44-60

Truth For Life – Alistair Beg