Pembacaan : Mazmur 122

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Nehemia 7 - 8

 

Saat saya duduk di balkon bersama istri saya Luella, saya ingat betapa pentingnya dan indahnya penyembahan koprorat. Kami sedang mengikuti ibadah di Tenth Presbyterian Church’s Spring Choral.  Lagu yang ditampilkan adalah himne ciptaan Robert Elmore dalam komposisi dan aransemen asli . Kami diingatkan lewat lagu itu tentang kondisi menyedihkan yang disebabkan dosa terhadap kita dan dunia kita, dan tentang penyelamatan yang mulia dari anugerah penebusan. Setiap baitnya begitu penuh dengan Injil sehingga saya merasa seolah-olah hati saya tidak dapat menampung apa pun lagi. Saya teringat Mazmur 89:2: “Aku hendak menyanyikan kasih setia TUHAN selama-lamanya, hendak memperkenalkan kesetiaan-Mu dengan mulutku turun-temurun.” Saya berpikir kita dapat bernyanyi dan bernyanyi dan bernyanyi dan tidak pernah akan kehabisan tema-tema penebusan yang menakjubkan dari Injil Tuhan Yesus Kristus.

Akhirnya setelah pembacaan Injil, kami mulai bernyanyi. Itu adalah perayaan yang indah dari kemuliaan Injil sehingga ketika kami sampai pada dua baris terakhir, saya berhenti bernyanyi dan mulai mengulang lagi dan lagi: “Amin! Amin! Amin!” Penyembahan korporat melakukan tugasnya dalam hati saya sekali lagi.

Jujur, saya tidak datang ke ruang ibadah dengan hati penuh ucapan syukur. Saya datang dengan hati bersungut-sungut. Akhir pekan itu penuh dengan jadwal pelayanan. Saya tidak akan pergi Minggu sore itu kalau bukan Luella yang memohon. Saya benar-benar tidak ingin ada di sana. Namun di tengah-tengah semua itu, sesuatu menangkap hati saya -- kemuliaan. Kemuliaan anugerah Yesus tiba-tiba tampak lebih besar dari kelelahan tubuh saya atau kelelahan pikiran saya. Hati saya yang dingin dihangatkan oleh api Injil anugerah Tuhan Yesus Kristus. Talenta para musisi dan suara jemaat mengingatkan saya sekali lagi tentang siapa saya dan apa yang telah diberikan kepada saya dalam anugerah salib Yesus. Sekali lagi, sang penggerutu menjadi pemuji. Sekali lagi, perkumpulan umat Tuhan yang menyembah telah melakukan tugasnya dengan baik.

Tuhan menetapkan agar kita berkumpul untuk menyembah karena Dia mengenal kita dan kelemahan hati kita yang berubah-ubah, suka menggerutu, dan mudah terganggu. Dia tahu betapa cepatnya kita melupakan betapa dalam kebutuhan kita sebagai orang berdosa dan betapa luasnya penyediaan-Nya dalam Yesus Kristus. Dia tahu bahwa kebohongan kecil bisa menipu kita dan rintangan kecil bisa mematahkan semangat kita. Dia tahu bahwa rasa benar diri masih memiliki kuasa untuk menipu kita. Jadi, dalam anugerah Dia memanggil kita untuk berkumpul dan mengingat kemuliaan sekali lagi, bersukacita sekali lagi, dan diselamatkan sekali lagi. Penyembahan korporat bukan hanya mengingatkan kita akan anugerah Allah. Penyembahan korporat juga adalah anugerah itu sendiri. Berlarilah dengan ucapan syukur kepada penyelamatan setiap kali penyelamatan itu ada untuk Anda.

 

Penyembahan korporat dirancang untuk mengkonfrontasi Anda dengan kemuliaan anugerah Yesus sehingga Anda tidak akan mencari kehidupan, bantuan, dan harapan di tempat lain.