Pembacaan : Markus 9: 14 - 29

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Mazmur 81 - 87

 

 

Kita sering lupa betapa mengerikannya dosa dan kejahatan. Dan ketika hal itu terjadi kita rentan terhadap kebohongan ini. Mungkin inilah salah satu alasan mengapa ada cerita seperti ini di dalam Alkitab: 

 

Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?” Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat.” Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!” Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami.” Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!” Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!” Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!” Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati.” Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?” Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa." (Mar. 9:14-29)

 

Dalam kisah-kisah seperti ini, Allah dengan penuh kasih mengkonfrontasi kita dengan dua hal – kenyataan mengerikan kejahatan dan satu-satunya tempat di mana pembebasan dari kejahatan dapat ditemukan. Renungkan gambaran yang jelas yang dilakukan Iblis kepada anak ini. Tidak ada yang baik yang terjadi ketika Iblis menguasai hati seseorang. Dosa benar-benar hal yang menakutkan, mengerikan. Iblis itu jahat, menghancurkan, dan tidak boleh diremehkan. Anda tidak bisa membaca kisah ini dan heran mengapa Iblis begitu jahat. Kisah ini dimaksudkan untuk membuat hati Anda gentar. Namun, masih ada lebih lagi. Kisah ini dimaksudkan untuk meyakinkan Anda bahwa anugerah yang membebaskan adalah sebuah kenyataan. Tidak peduli sebesar apa dosa itu, anugerah Allah selalu lebih besar. Tidak peduli betapa berkuasanya kejahatan, kuasa kelepasan Allah lebih besar. Kita harus takut kepada dosa secara moral tetapi tidak secara negatif, karena anugerah yang membebaskan dari Juru Selamat, Tuhan Yesus Kristus sangat berkuasa.

 

Bahaya mengerikan dari dosa adalah ketika berdosa, kita tidak terlihat begitu berdosa.