Pembacaan : Mazmur 66
Bacaan Alkitab Setahun: 1 Samuel 28-31
Sukacita bukanlah lawan dari penderitaan. Jika begitu, seseorang yang berlatih untuk bersukacita bisa menghilangkan rasa sakit karena penderitaan dan sukacita tidak bisa hadir bersamaan. Sebaliknya, sukacita sebenarnya bisa menjadi pendamping bagi penderitaan. Anda dapat melihat ini dalam pemakaman orang Kristen. Ini adalah peristiwa menyedihkan di gereja karena kehilangan seseorang yang dicintai. Tetapi juga merupakan salah satu momen yang paling bahagia karena orang Kristen merenungkan kemuliaan surga dan ingat bahwa kematian bukanlah akhirnya.
Mengatakan sesuatu baik dan buruk di saat yang bersamaan sepertinya tidak mungkin, tapi itulah sifat waktu ini dalam sejarah. Kutuk dan dosa tetap ada; mereka buruk dan kita menunggu dengan penuh harapan di mana keduanya akan dihilangkan. Tetapi kebaikan asli ciptaan masih dapat dideteksi, dan kemuliaan salib dan segala sesuatu yang dibawanya masih terlihat melalui Yesus. Ini, tentu saja, adalah berkat besar yang kita nikmati dan untuk itu kita memuji Allah. Kita terus menderita, tetapi penderitaan tidak dapat merampas kebahagiaan kekal kita yang sudah dimulai.
Ayub berbicara tentang “melompat-lompat kegirangan di waktu kepedihan yang tak kenal belas kasihan, sebab aku tidak pernah menyangkal firman Yang Mahakudus” (Ayub 6:10). Dia bersukacita karena dia tidak menyangkal Allah atau mempertanyakan kesetiaan-Nya selama pencobaannya yang berat. Dia tidak berbangga dalam hal ini; dia menemukan sukacita. Dia tahu bahwa Allah melihat kesetiaannya sebagai kebaikan dan Ayub sendiri melihat hal itu baik juga.
Edward T. Welch