Pembacaan : 2 Korintus 12:1-10

 

Bacaan Alkitab Setahun :

Imamat 24 - 25

 

Saya tahu hanya ada satu cara untuk menolongnya. Itu adalah satu-satunya cara karena dia tidak mau menerima pertolongan saya. Dia baru berumur empat tahun dan sudah mulai menyangkali kelemahannya. Dia sangat ingin menjadi kuat dan bijaksana, tetapi tidak begitu kenyataannya. Dia ingin percaya bahwa dia tidak butuh kata-kata bijak dan tangan orangtua yang kuat, tetapi tidak begitu kenyataannya. Dia ingin percaya kalau dia tahu lebih banyak daripada yang dia tahu dan punya kemampuan lebih dari yang dia punyai. Jadi dia melawan cara saya sekali lagi. Lalu saya sadar – dia perlu mengalami kelemahannya supaya mau menerima saya. Jadi saya menjauh. Bukan karena saya marah kepadanya dan menjauh adalah cara terbaik untuk menghukumnya. Saya menjauh karena saya menyayanginya dan itu adalah cara terbaik buat dia mencari dan menghargai cinta saya. Saya tahu apa yang akan terjadi. Saya tahu dia tidak bisa melakukan apa yang dia berusaha lakukan sendirian. Saya tahu dia akan menyerah, mengakui kelemahannya kepada dirinya sendiri dan mencari bantuan saya.

 

Setengah kemudian, saya mendengar langkah kaki kecilnya di lorong. Dia mengintip dan berkata, “Aku tidak bisa.” Saya bertanya, “Kamu mau ayah lakukan apa?” Dan dia menjawab dengan kata-kata yang baik untuk didengar hatinya: “Aku butuh bantuan ayah.”

 

Anda dan saya tidak diciptakan untuk hidup independen. Kita diciptakan untuk bergantung kepada Allah. Ditambah lagi dosa membuat kita lemah dan rusak. Kita semua butuh kekuatan yang melampaui kekuatan kita dan kuasa yang tidak pernah kita bisa dapatkan dengan usaha sendiri. Jadi Allah, dalam anugerah, memberikan kita kuasa dalam pribadi Roh Kudus yang hidup dalam diri setiap anak-anak-Nya. Kita tidak lagi dibiarkan untuk mengandalkan kekuatan kita sendiri (lihat Ef. 3:20-21). Untuk mengingatkan kita akan siapa kita, apa yang kita butuhkan, dan apa yang sudah kita terima, Allah akan menjauh dan membiarkan kita mengalami kelemahan kita sekali lagi sehingga kita akan mencari dan mensyukuri kekuatan yang hanya bisa ditemukan dalam Dia. Ketika Dia melakukannya, itu bukanlah tindakan kemarahan ilahi tetapi anugerah parental yang lembut – anugerah yang Anda dan saya terus butuhkan sampai anugerah menyelesaikan tugasnya.

 

Tidak ada hari di mana Anda tidak akan membutuhkannya; tidak ada situasi di mana Anda tidak menginginkannya. Apa itu? Kuasa Yesus.