Pembacaan : Amsal 1

Bacaan Alkitab Setahun : Imamat 24-25

 

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan. (1:7)

 

BERUBAH SECARA MENDALAM. Iman kepada Yesus membuat kita berpindah dari takut akan hukuman kepada takut akan Tuhan yang merupakan awal dari hikmat. Di dalam Kristus kita tidak lagi takut akan hukuman pengadilan Allah (Roma 8:1,15). Namun, hikmat membutuhkan kebencian yang tulus terhadap dosa, bukan hanya menghindarinya dengan penuh perhitungan karena kepentingan pribadi. Rasa takut akan hukuman hanya membuat kita fokus pada diri sendiri—khawatir akan disakiti. Rasa takut akan Tuhan yang sebenarnya melayani-Nya karena sukacita dan penghargaan karena siapa diri-Nya. “Bahkan jika tidak ada neraka,” ketakutan penuh kasih semacam ini “masih takut untuk menyinggung Dia.”

 

Perbedaan antara rasa takut yang egois dan mementingkan diri sendiri dan takut akan Tuhan yang sejati adalah perbedaan antara seorang moralis dan seorang Kristen sejati. Tidak ada kehidupan yang bijaksana kecuali kita memiliki hubungan dengan-Nya, hubungan di mana kita menaati-Nya karena mengasihi Dia karena siapa Dia. Hanya pandangan iman akan pengorbanan penuh kasih Yesus bagi kita yang membuat kita rendah hati dan di saat yang sama meneguhkan kita ke dalam takut akan Tuhan yang penuh sukacita.

 

Apakah Anda menahan diri untuk tidak melakukan dosa terutama karena Anda membenci konsekuensinya? Atau apakah Anda menahan diri karena membenci dosa itu sendiri, karena dosa mendukakan dan menyinggung Allah?

 

Doa: Tuhan, “bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu” (Mazmur 86:11). Ya—ketika aku melakukan kesalahan, hal itu menimpa aku dan aku benci itu. Tapi jadikanlah diri-Mu begitu nyata bagiku sehingga aku rindu melakukan yang benar dan menjadi suci demi diri-Mu, hanya untuk menyenangkan-Mu. Maka aku akan benar-benar takut padamu dan berjalan dalam hikmat. Amin.