Pembacaan : Amsal 5
Bacaan Alkitab Setahun : Nehemia 11-12
Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya. Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing? (Amsal 5:18–20)
KEINTIMAN PALSU. Pernikahan memiliki potensi untuk memberikan pertumbuhan yang unik dan hanya bisa ditemukan melalui kesatuan yang erat antara pasangan. Ketika seseorang menikah, mereka tidak bisa dengan mudah pergi begitu saja ketika menghadapi kesulitan. Keadaan sulit dalam pernikahan mendorong pasangan untuk tetap bertahan dan berjuang melalui masalah yang timbul. Hal ini memperkuat rasa percaya diri karena pasangan menyadari bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menghadapi tantangan dan bertahan dalam hubungan mereka.
Selain itu, pernikahan juga memberikan kesempatan untuk pertumbuhan pengetahuan, baik dalam hal diri sendiri maupun dalam memahami pasangan. Dalam hubungan yang intim, pasangan saling belajar satu sama lain, menggali nilai-nilai, keinginan, dan kebutuhan masing-masing. Proses ini membawa pertumbuhan emosional dan spiritual, di mana pasangan dapat saling mendukung dalam mencapai potensi penuh mereka sebagai individu. Pernikahan juga memberikan kesempatan untuk penegasan dan dukungan timbal balik yang mendalam. Pasangan saling menguatkan dan memperkuat satu sama lain dalam perjalanan hidup mereka. Dalam suka dan duka, mereka menghadapi tantangan bersama dan merayakan kegembiraan bersama. Rasa kebersamaan ini memberikan kegembiraan yang khusus dan hanya dapat dirasakan ketika seseorang berbagi hidup mereka dengan orang yang mereka cintai.
Hubungan seks di luar nikah dianggap sebagai imitasi atau parodi dari keintiman sejati yang seharusnya terjadi dalam pernikahan yang sah. Dalam konteks ini, "menukar keintiman sejati dengan parodi" berarti bahwa hubungan seks di luar pernikahan tidak dapat menyediakan tingkat keintiman yang sejati, karena kurangnya komitmen dan keterikatan emosional yang ada dalam ikatan pernikahan.
Dalam pernikahan yang sah, kedua pasangan telah memberikan diri mereka sepenuhnya kepada satu sama lain dan telah membuat komitmen serius untuk membangun dan menjaga hubungan mereka. Kepercayaan yang dibangun dalam pernikahan memberikan kebebasan dari rasa takut dan memungkinkan kedua pasangan untuk merasa aman dan nyaman dalam keintiman fisik dan emosional. Jika seseorang terlibat dalam hubungan seks di luar nikah, mereka dianggap hanya "kehilangan diri sendiri." Ini dikarenakan mereka tidak dapat mencapai tingkat keintiman yang sama yang ada dalam pernikahan yang sah.
Dengan cara apa kepercayaan yang dihasilkan oleh janji yang mendalam dan ikatan resmi meningkatkan cinta dan pertumbuhan spiritual?
Doa: Tuhan, aku melihat bahwa keintiman sejati antara manusia tidak bergantung pada "chemistry" sekilas, seksualitas atau sebagainya, tetapi pada komitmen jangka panjang dan kesetiaan untuk membantu orang lain menjadi sebagaimana mestinya di hadapan-Mu. Amin.