MENGANGKAT BEBAN DOSA

Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia. Dialah yang kumaksud ketika kukatakan: Kemudian dari padaku akan datang seorang, yang telah mendahului aku, sebab Dia telah ada sebelum aku.” Yohanes 1:29-30

 

Apakah Anda lelah, tertekan, dan terbebani hari ini oleh beban dosa Anda? Apakah Anda tidak yakin bahwa dosa Anda sudah diampuni di hadapan Allah? Jika ya, hanya ada satu penawarnya: arahkan pandangan Anda dengan segala kerendahan hati dan kepercayaan kepada Tuhan Yesus Kristus. Siapa pun atau apa pun yang lain tidak cukup untuk mengatasi beban dosa yang menindas.

 

Ketika membaca Perjanjian Lama, kita menemukan bahwa sistem penggantian yang tidak bersalah dengan yang bersalah adalah prinsip ilahi dalam menangani dosa. Sistem pengorbanan dan persyaratannya ditetapkan oleh Allah untuk mengatasi ketidaktaatan umat-Nya. Namun, seiring dengan berjalannya kisah umat Allah, menjadi jelas bahwa sistem persembahan korban saja tidak cukup. Baik para imam maupun hewan tidak cukup. Mereka tidak dapat menghapus dosa. Mereka tidak dapat menyelamatkan. Mereka tidak dapat membenarkan. Dan mereka tidak dapat menguduskan umat.

 

Namun, sistem persembahan korban benar-benar diperlukan, karena hal ini: itu mengantisipasi dan menjelaskan kedatangan Anak Domba yang sempurna. Seperti yang dijelaskan oleh penulis Kitab Ibrani, "Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua" (Ibrani 8:7). Jadi, ketika Yohanes Pembaptis melihat Yesus dan berseru, "Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" dia menyatakan kebenaran bahwa Yesus adalah satu-satunya pribadi yang datang untuk menyerahkan nyawa-Nya untuk menebus dosa, sekali untuk selamanya, bagi siapa saja yang percaya. Di dalam Yesus, kita tidak hanya memiliki Anak Domba yang rela dan tak bercacat untuk dikorbankan, tetapi juga seorang “Imam Besar” yang sempurna, yang “telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal” (Ibrani 9:11, 12). Berbeda dengan para imam zaman dahulu, yang tidak pernah dapat duduk karena pekerjaan mereka tidak pernah selesai, Yesus dapat berkata “Sudah selesai” dan duduk di sebelah kanan Allah (Yohanes 19:30; Ibrani 10:12).

 

Oh, betapa senangnya dan bebasnya kita ketika menaruh kepercayaan kita kepada Yesus sebagai korban terakhir untuk dosa kita! Betapa damai dan tenangnya jiwa kita yang lelah! Di dalam Dia beban kita diangkat dan kita diampuni, membebaskan kita untuk bernyanyi selamanya:

 

Tak ada lain pembelaan,

Tak ada yang perlu:

Cukuplah sudah Almasih

Tersalib bagiku.

Tumpuan Imanku, Eliza E. Hewitt

 

Refleksi

Bacalah Imamat 16 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Pola pikir apa yang harus saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini?

 

Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 1–3; Kisah Para Rasul 9:1-22