Pembacaan : Amsal 15
Bacaan Alkitab Setahun : 1 Tawarikh 1-2
Rumah orang congkak dirombak TUHAN, tetapi batas tanah seorang janda dijadikan-Nya tetap. (Amsal 15:25)
KEMULIAAN PALSU. Kesombongan tidak hanya memandang rendah orang lain; kesombongan juga gagal untuk melihat ke atas. Kesombongan menolak untuk membiarkan Allah mengambil peran yang tepat dalam hidup kita. Bahasa Ibrani untuk congkak (15:25) adalah ge'eh. Bila diterapkan kepada Allah kata itu berarti kemuliaan tertinggi, jadi menggunakannya untuk manusia adalah ironis tetapi juga sangat jitu. Kita ingin menjadi penyelamat dan Tuhan atas diri sendiri. Kita ingin menjalankan hidup sendiri, mendapatkan harga diri sendiri, untuk memutuskan apa yang benar dan salah sendiri.
Lewis Smedes menulis: “Kesombongan dalam arti religius adalah penolakan untuk menjadikan Allah sebagai Allah. Kesombongan adalah meraih status Allah untuk diri sendiri… Kesombongan adalah menolak undangan Allah untuk [menjadi] makhluk di taman-Nya dan sebaliknya ingin menjadi Sang Pencipta, mandiri, bergantung pada sumber daya sendiri…Kesombongan adalah khayalan besar, fantasi dari semua fantasi, kostum kosmik.” Karena kesombongan membuat kita terlalu percaya diri dan kehilangan kontak dengan kenyataan, kesombongan membuat kita bodoh. Kesombongan juga, menurut ayat ini, mengarah pada ketidakadilan sosial. Tetapi ketika orang yang sombong mencoba menginjak-injak orang yang tidak berdaya, mereka mendapati diri mereka menentang Allah.
Bagaimana kita menolak “membiarkan Allah menjadi Allah” dalam hidup kita?
Doa: Tuhan, aku tidak menyukai beberapa hal yang diajarkan Alkitab. Aku tidak suka beberapa cara-Mu mengatur keadaan hidupku. Aku akui aku bahkan tidak menyukai doktrin kasih karunia—aku lebih suka mendapatkan keselamatanku dengan usaha sendiri sehingga Engkau berutang kepadaku. Inilah caraku menolak membiarkan Engkau menjadi Allah. Maafkan aku. Amin.