Pembacaan : Amsal12,
Bacaan Alkitab Setahun : Yermia 1-3
Jalan orang bodoh lurus dalam anggapannya sendiri, tetapi siapa mendengarkan nasihat, ia bijakā¦Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut. (Amsal 12:15, 16:25)
REALISME. Kita cenderung berpikir bahwa jika kita telah hidup dengan benar dan mengikuti Alkitab serta mengambil keputusan yang benar, semuanya akan berjalan dengan baik. Jika segala sesuatunya tidak berjalan dengan baik, kita dapat menyimpulkan bahwa kita tidak menerima bimbingan Allah. Tapi kedua Amsal ini memberi kita fakta serius tentang dunia kita yang harus kita ketahui agar menjadi bijak.
Amsal 12: 15 mengatakan bahwa orang yang kurang bijaksana atau "orang bebal" cenderung mengira bahwa langkah atau rencana mereka benar dan tepat, meskipun sebenarnya tidak demikian. Mereka tidak mampu melihat konsekuensi atau risiko yang mungkin terjadi karena tindakan mereka. Contoh Absalom dalam 2 Samuel 17 yang adalah putra Raja Daud, dan dalam cerita tersebut, ia tidak mendengarkan nasehat bijaksana yang diberikan oleh penasihat-penasihatnya. Ia mengambil langkah-langkah yang merugikan dirinya sendiri dan akhirnya berujung pada bencana.
Namun Amsal 16:25 tampaknya ada pengamatan bahwa terkadang jalan menuju bencana bisa terlihat benar. Pengamatan realistis ini mengindikasikan bahwa dalam dunia ini, Anda bisa mengikuti jalan kebijaksanaan dan merencanakan segalanya dengan sebaik mungkin, namun segala sesuatu masih bisa berjalan sangat salah. Orang bijak tahu bahwa terkadang semua jalan bisa berjalan buruk. Ayat ini mungkin menggambarkan situasi di mana meskipun Anda melakukan segala sesuatu dengan bijaksana dan hati-hati, hasil akhirnya tetap buruk. Namun, pada saat yang sama, pengamatan ini kontras dengan keyakinan bahwa Tuhan berjanji bahwa Dia bekerja dalam segala hal untuk kebaikan akhir dan kemuliaan (Roma 8:28)
Dapatkah Anda mengingat beberapa situasi dalam hidup Anda atau orang lain di mana Anda sekarang melihat bahwa tidak ada pilihan yang akan membawa hasil yang menyenangkan?
Doa: Bapa surgawi, kadang-kadang sulit bagi saya untuk menerima bahwa meskipun membuat pilihan yang benar dan melakukan tindakan yang baik namun masih bisa menghadapi situasi sulit dan menyakitkan. Seperti yang terjadi pada Putra-Mu, Dia juga mengalami penderitaan dan kematian. Namun, Dia menerima segala penderitaan itu dengan setia dan taat kepada-Mu, dan akhirnya muncul kehidupan baru. Tolong bantu saya agar bisa mengambil sikap yang serupa dalam menghadapi cobaan. Amin.