TUHAN ATAS SEGALA BANGSA
Berkatalah ia: "TUHAN mengaum dari Sion dan dari Yerusalem … Aku akan melepas api ke dalam istana Hazael… Aku akan mematahkan palang pintu Damsyik.” Amos 1:2,4-5
Allah dalam Alkitab adalah Allah yang adil. Dia melihat segalanya, Dia mengetahui segalanya, dan Dia berjanji bahwa tidak ada ketidakadilan yang luput dari pandangan-Nya. Seperti yang ditulis pemazmur, “Allah memerintah sebagai raja atas bangsa-bangsa, Allah bersemayam di atas takhta-Nya yang kudus” (Mazmur 47:9). Semua orang akan memberi pertanggungjawaban kepada-Nya atas perilaku mereka. Ini adalah kebenaran yang dinyatakan dengan sangat jelas melalui nabi Amos, yang melaluinya Allah menyatakan penghakiman atas enam bangsa (Amos 1:3-2:3). Pertama, Aram dan ibu kotanya Damsyik, yang kejam terhadap bangsa yang mereka taklukkan. Kedua, Gaza, yang terlibat dalam perdagangan manusia. Ketiga, Tirus, yang juga bersalah dalam penjualan manusia. Keempat, Edom, yang dikuasai kebencian dan amarah. Kelima, Amon, yang demi merebut tanah melakukan kekerasan. Dan terakhir, Moab, yang melakukan pembalasan dendam dengan kejam.
Dari sini, kita belajar apa yang Allah benci: memperlakukan manusia seperti barang, menuruti kebencian dan kekerasan, mengutamakan keuntungan di atas kemanusiaan, dan mengingkari janji. Kita dapat yakin bahwa Allah tidak suka manusia yang diciptakan menurut gambar-Nya diperlakukan sebagai barang atau properti. Semua itu tidak akan dibiarkan tanpa hukuman. Tuhan yang sama yang berbicara melalui Amos tetap membenci dosa-dosa ini hingga hari ini, dan Dia akan menuntut pertanggungjawaban, baik dari bangsa-bangsa maupun setiap pribadi.
Allah tidak mengubah pikiran-Nya tentang hal-hal ini sejak Amos menyatakannya. Tuhan masih membenci dosa-dosa ini dan akan meminta pertanggungjawaban setiap bangsa dan setiap orang yang terbukti bersalah atas dosa-dosa tersebut. Jadi, ketika perbuatan-perbuatan ini dilakukan terhadap umat Tuhan, kita dapat yakin bahwa keadilan akan ditegakkan. Keadilan akan datang dalam perjalanan sejarah bagi beberapa bangsa dan individu; keadilan akan datang dalam kekekalan bagi mereka semua.
Ini adalah berita yang menghibur ketika kita mengalami ketidakadilan sebab kita tahu Allah akan menegakkan keadilan. Tetapi ini juga menjadi peringatan bagi kita. Kita harus bertanya pada diri sendiri apakah ada jejak perilaku ini dalam hati kita. Mungkin kita tidak melakukan kekerasan atau merampas tanah, tetapi benih-benihnya seperti kebencian, keserakahan, kesombongan, dan keegoisan—bisa saja ada di hati kita. Itulah sebabnya kita perlu meminta Allah untuk menyelidiki kita dan dengan penuh belas kasihan menyingkapkan kepada kita di area-area mana dosa masih tersimpan di hati kita. Sebagai umat Allah, kita melakukan ini bukan karena takut akan penghukuman tetapi karena kita tahu bahwa penghakiman kita telah ditanggung oleh Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Allah memerintah atas bangsa-bangsa dan kekekalan. Kiranya Dia juga memerintah dalam hidup Anda, dalam cara Anda merespons ketidakadilan di dunia ini dan bertobat dari ketidakadilan di dalam hati Anda.
Refleksi
Bacalah Amos 2:6-8 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 89-90; 1 Petrus 4