KASIH KARUNIA UNTUK SETIAP KEGAGALAN

Mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon." Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti. Lukas 24:33-35

 

Perjanjian Baru mencatat bahwa Kristus yang telah bangkit menampakkan diri kepada Petrus dua kali: pertama dalam perikop ini, dan kedua dalam 1 Korintus 15:5. Mengapa Petrus mendapat perlakuan khusus seperti itu?

Padahal, tidak lama sebelum peristiwa ini, Petrus justru mengecewakan Gurunya di saat-saat tergelap-Nya. Sebelum Yesus ditangkap, Dia telah memperingatkan Petrus bahwa ujian berat akan datang:

“Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum. Tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu.” (Lukas 22:31–32)

Namun Petrus, dengan penuh keyakinan, menjawab, “Tuhan, aku bersedia masuk penjara dan mati bersama-sama dengan Engkau!” Tetapi Yesus, yang mengenal hati Petrus, berkata, “Aku berkata kepadamu, Petrus, hari ini ayam tidak akan berkokok sebelum engkau tiga kali menyangkal bahwa engkau mengenal Aku” (Lukas 22:33–34).

Ternyata, Petrus tidak siap menghadapi penjara maupun kematian seperti yang ia bayangkan. Dan benar saja, ia menyangkal Tuhannya tiga kali. Ketika ayam berkokok dan Petrus teringat akan nubuat Yesus, ia pun sadar akan kegagalannya—dan menangis dengan pahit (Matius 26:75; Lukas 22:62).

Maka, mengapa Yesus menampakkan diri secara khusus kepada Petrus? Tentu bukan karena Petrus lebih layak dibanding yang lain. Namun wajar jika kita bertanya: mungkinkah Yesus menampakkan diri kepada Petrus justru karena Petrus lebih membutuhkannya daripada yang lain?

Petrus tahu bahwa dirinya telah gagal total. Namun meskipun Petrus telah menyangkal Yesus, Yesus tidak pernah menyangkal Petrus. Betapa besar belas kasih, kebaikan, dan kemurahan hati Yesus—Dia tetap memilih untuk pergi ke kayu salib bagi murid-Nya yang telah jatuh, dan kemudian menampakkan diri secara pribadi kepadanya.

Kita pun sering tersandung. Kita pernah menyangkal, mundur, bahkan jatuh. Kita tahu bahwa kita tidak layak di hadapan Allah. Namun saat kita berpaling kepada firman-Nya dan membuka hati terhadap kebenaran-Nya, seolah-olah Yesus datang, duduk di samping kita, lalu berkata: “Aku di sini. Aku ingin berbicara denganmu. Aku ingin menghiburmu. Aku ingin mengampunimu. Aku ingin mengutusmu dalam kuasa-Ku.”

Petrus tidak pantas menerima belas kasih Yesus—dan sejujurnya, kita pun demikian. Kegagalan kita berulang kali menunjukkan bahwa kita jauh dari layak menerima kasih karunia Allah. Namun dalam belas kasih-Nya yang besar, Allah senang mengaruniakannya—dan bahkan memberi lebih lagi. Itulah siapa Dia. Dan Anda, seperti Petrus, bisa menjadi murid kesayangan-Nya.

 

Refleksi

Bacalah Yohanes 21:15-24 dan jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

  • Pola pikir apa yang perlu saya ubah?
  • Apa yang perlu dikalibrasi dalam hati saya?
  • Apa yang bisa saya terapkan hari ini? 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Imamat 21–22Wahyu 1

Truth For Life – Alistair Beg