Pembacaan : Amsal 1 : 20 - 33

 

Bacaan Alkitab Setahun : Kejadian 40-42

 

“bahkan, kamu mengabaikan nasihatku, dan tidak mau menerima teguranku, maka aku juga akan menertawakan celakamu; aku akan berolok-olok, apabila kedahsyatan datang ke atasmu.” (Ams. 1:25–26)

 

ABSURD. Ketika bencana menimpa orang bodoh, hikmat tertawa. Apakah ini kejam? Tidak. Hikmat di sini adalah sosok yang representatif, dan tawa itu bukanlah sikap dingin, melainkan cara untuk menyampaikan “absurditas karena memilih kebodohan”. Albert Camus berpendapat bahwa hati kita merindukan cinta tanpa berpisah, tetapi alam semesta tanpa Allah memberi kita hanya “kesadaran yang pasti akan kematian tanpa harapan.” Kurangnya pemenuhan ini yang Camus sebut “Absurd.” Dia melihat hidup sebagai salah sebuah komedi hitam panjang yang tak tidak akan berhenti terus mencari hal-hal dalam kehidupan yang tidak dapat diberikannya.

 

Camus berpikir tidak ada Allah. Amsal tahu Allah itu ada, tapi setuju bahwa hidup tanpa Allah akan membawa kesia-siaan, karena hal-hal duniawi tidak bisa memenuhi kerinduan hati yang terdalam. Anda tidak akan pernah bisa melepaskan diri dari asmara, uang, dan pencapaian pemenuhan yang hanya bisa dihasilkan oleh hubungan dengan Allah. Maka hidup di dunia tanpa Allah memang akan terasa sia-sia dan absurd. “Harapan orang benar akan menjadi sukacita, tetapi harapan orang fasik menjadi sia-sia” (10:28).

 

Apakah Anda mengalami frustrasi dan kesia-siaan, bahkan perasaan tidak berarti? Apakah ada sesuatu di dunia ini yang gagal memuaskan Anda? Apa yang dapat Anda lakukan dengannya?

 

Doa: Tuhan, buku-buku dan film-film lama berakhir dengan kebaikan mengalahkan kejahatan, tetapi hari ini mereka menggambarkan kehidupan sebagai kegelapan dan ambigu, tanpa akhir yang bahagia. Kedua cara pandang itu sederhana dan bodoh. Engkau meyakinkanku bahwa kisah hidupku akan berisi keindahan dan absurditas dan akan berakhir dalam keabadian. Perbarui jaminan itu dalam diriku hari ini. Amin.